assassin - 22

90 14 5
                                    

Ketika mereka sampai di apartemen, Adeline segera pergi meninggalkan Solon dibelakang tanpa kata, masuk kedalam kamar dan tidur di kasur dengan posisi memunggunginya, seolah olah ia memang sengaja menghindarinya sedari tadi.

Solon yang melihat nya dari ambang pintu menghela nafas kesal dan sedih menjadi satu, kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya di atas kasur di samping Adeline yang memunggunginya.

Di pandangnya punggung kecil Adeline dengan lamat, sembari merenungkan kesalahan yang ia buat sehingga Adeline menjadi seperti ini. Kemudian dengan hati hati tangannya meraba perut Adeline dan menarik badannya mendekat kearahnya dan memeluk tubuh mungil yang sedang marah dengan erat. Rasa bersalah menyelimuti Solon selama Adeline mendiaminya.

"I'm sorry..." ucap Solon lirih namun terdengar menyayat hati.

Adeline bungkam, disisi lain ia mencoba menenangkan diri agar nafasnya teratur dan Solon tidak tahu bahwa dirinya sedang menangis.

"Whether it's Sunghoon or me, we only like you Adeline trust me," ucapnya lagi.

Kemudian Solon mengeratkan pelukannya bahkan menenggelamkan wajahnya leher Adeline.
























Suara alarm menguar di penjuru kamar, membuat tidur Adeline yang nyenyak terusik. Namun posisi ia tidur sekarang lebih mengejutkan dari pada dering alarm nya yang menganggu.

Dimana Adeline tidur di dada bidang Sunghoon yang tanpa ia duga sedang shirtless dengan tangan satunya memeluk Adeline. Ia yakin ini adalah Sunghoon karena ia ingat betul ia sering tidur tanpa baju semalaman karena suka kegerahan, membiarkan kulitnya dingin sedingin es terkena ac.

rasa senang bisa melihat sunghoon menghilang dalam hitungan detik, tergantikan kejadian semalam yang kembali menggangu pikirannya. jadi dengan perlahan ia bergeser melepaskan pelukan sunghoon, namun ketika pelukan nya sudah terlepas sempurna dan hendak beranjak dari kasur, tangan itu kembali melingkar dipelukannya dan menariknya kembali sehingga posisinya kembali seperti semula.

"mau kemana hm?" tanya sunghoon dengan suara serak sehabis bangun tidur.

"kamar mandi, siap siap ke rumah sakit"

"5 minute , i still wanna hug u"

adeline membalas pelukan sunghoon tanpa mejawab apa apa. 5 menit tanpa obrolan, hanya adeline yang menatap sunghoon dengan tatapan kosong, dan ketika 5 menit itu berakhir sunghoon langsung mencium bibir adeline sekilas.

"solon ngelakuin hal buruk ya kemarin?" tanya sunghoon melihat adeline yang terus diam.

"gitu deh..." padahal adeline bisa saja bertanya namun bibirnya kaku seolah tidak bisa berkata.

"cerita aja, kalo gini aku ngga bisa ninggalin kamu dengan tenang jadinya"

meninggalkan nya?

"kamu mau pergi?? kemana? aku ikut" tanya adeline berturut turut, perasaan takut, khawatir ditinggal nya lagi dan kehilangan menjadi satu dalam sorot mata adeline yang berkaca kaca.

sunghoon justru panik melihat respon adeline yang ketakutan bahkan meledak menangis, ia langsung memeluknya dan menenangkan adeline dengan mengelus punggung mungilnya itu. 

"ssut.... tenang dulu ya... aku pikir solon sudah ngasih tau kamu kalo aku bakal pergi nanti," ucapnya masih sambil menenangkan adeline yang terus menangis.

"ikut! pokoknya ikut!"

"im sorry bukan nya ngga mau ngajak kamu, tapi ini bahaya adeline, ditambah kamu masih koas ngga bisa seenaknya pergi gitu."

"ngga peduli selama kamu ngga ninggalin aku"  

"pretty listen, im never gonna leave you, why whould you think of that?"

"im just scared"

"theres nothing to scared about, okay" Sunghoon mencoba meyakinkan Adeline agar ia rak perlu takut.

"it just three days, and ill be back"

"then where and why you should go?"

"aku harus balik kerja sayang, aku nggak bisa tinggalin kerjaan ku gitu aja"

"maksud kamu..." Adeline sengaja tidak menyelesaikan kalimatnya.

"Itu salah satunya"

"hey listen, youre my home, so whenever i go far away i will back to my home"

"promise?" Adeline mengacungkan jari kelingking, untuk sebuah pinky promise.

"promise" Sunghoon menautkan jarinya.

"sekarang kamu harus siap siap biar ngga telat, dan aku bakal nyiapin bekal buat kamu karna kaya nya waktunya ngga bakal cukup"

"maaf ya jadi ngerepotin kamu juga"

"hey, harusnya bilang makasi, bukan maaf sayang aku ngga pernah ngerasa kerepotan selama itu kamu"

"iya, makasi sunghoon"

cup

"sama sama"

"sunghoon!!"



























"Aku bakal langsung berangkat, kamu bisa tidur diapartku kalau kangen" ucap Sunghoon begitu sampai di parkiran basement rumah sakit.

Namun Adeline tidak menjawab dan terus murung.

"Hey?... why is this kitten always moody?" tanya Sunghoon.

"No, im not!" sangkal Adeline.

"Im telling you, ill be back Adeline."

"Kamu pergi ke mana??"

"Korea dan rusia"

"Ngapain?"

"Ketemu klien dan kakek ku"

"Kenapa ngga ajak aku jugaa..."

"Adeline, we already talk about this."

"Kay kay, im promise aku bakal selalu hubungin kamu dan video call waktu kamu lunch and dinner how is it??" Sunghoon mencoba membuat perjanjian dan Adeline menyetujuinya.

"You make me feel bad" ucapnya melihat reaksi Adeline yang setuju dengan anggukan pasrah.

"I did it on purpose" jawab Adeline dengan senyum kecil yang terlihat licik.

"Hahaha bad kitten" Sunghoon tertawa sambil mencubit pipi Adeline.

"Oke times up, you have to go inside now."

"And let me give you a farewell kiss" Sunghoon menarik tengkuk Adeline lalu mencium bibirnya.

"Bye love," ucap Sunghoon ketika tautan mereka terputus.

"Bye Sunghoon."






To be continued
🦋 © crxdiaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Solon the assassin [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang