assassin - 17

184 24 1
                                    

Solon buru buru masuk ke ruang IGD setelah dan melihat dokter dokter yang hanya diam sambil menatap direktur Willy dengan iba, Solon menepuk bahu dokter didepan nya. "Gimana keadaan direktur?" tanya Solon.

"Meninggal dunia dok, tadi sudah di coba pacu jantung nya tapi nihil..." ucap nya dengan nada sedih.

Solon menghela nafas nya, lalu menunduk. "Padahal baru saja saya bertemu dengan beliau, siapa sangka ini jadi yang terakhir?" ucap Solon lirih.

"Benar, sudah takdir tuhan," sahut nya.























Rasanya hari ini terasa sangat panjang, setelah direktur Willy dinyatakan meninggal karena serangan jantung. Keluarga beliau ramai berdatangan, menangisi mayat beliau, suasana berubah menyedihkan dan penuh haru baik di rumah sakit maupun di pemakaman.

Solon baru bisa pulang setelah dari acara pemakaman beliau, badan Solon sangat lelah hari ini, ia ingin pulang dan tidur. Tapi langkah nya menuju mobil berhenti karena Adeline yang menahan jalan nya.

Solon menghela nafas nya, lelah kemudian mengusap wajah nya. "Kenapa lagi?" tanya Solon.

"Mana Sunghoon?" tanya Adeline.

"Masih tidur, saya yakin dia sama capek nya dengan saya, jadi permisi," Solon mengambil jalan samping nya agar bisa lewat, namun lagi lagi Adeline menahannya.

"Tapi saya perlu ketemu sama Sunghoon," ucap Adeline tak kalah serius.

Lalu solon mendekatkan wajahnya ke wajah Adeline, "kayanya kita mending pulang bareng aja ngga sih?" ucap nya dengan senyum seringai.

"Engga" tolak Adeline setelah kebingungan.

"Tapi katanya mau ketemu Sunghoon??" tanya Solon lagi seperti sengaja mempermainkan Adeline.

"Beneran bisa?"

"Of course."

"Dimana?"

"Di apartemen saya"

"Nggak jadi" pergi ke apartemen lelaki dengan sisi jahat Sunghoon itu adalah hal yang buruk.

Jadi Adeline mencoba pergi dari Solon, namun kali ini ia yang dicegat oleh Solon dengan cara tangan pria itu menahan perutnya lalu membawa Adeline kedalam dekapannya.

"Beneran? Kesempatan kita buat ketemu lagi itu sedikit, karna saya dan Sunghoon harus pergi lagi," bisik Solon.

Adeline menatap Solon dengan tatapan tajam setelah menahan geli karna lelaki itu berbisik di telinganya. "Memang nya mau kemana lagi?" tanya Adeline yang benar benar kepo.

"Makanya pergi ke apartemen ku sekarang," jawab Solon dengan senyum seringai.

Adeline memejamkan mata sambil berpikir, pilihan apa yang harus ia ambil. Meskipun mereka satu rumah sakit, selama ini mereka sangat sulit untuk bertemu, tapi ini hampir larut malam untuk pergi ke apartemen laki laki. "Oke, aku ikut" ucap Adeline memutuskan untuk ikut, karena ia pikir, ia harus menemui Sunghoon meski untuk terakhir kalinya.

"Good choice, kamu mau ikut saya atau naik mobil mu sendiri?" tanya Solon.

"Kamu mau nunggu ngga? Aku kasih kunci mobil nya ke temen biar dia yang bawa" ucap Adeline.

"Jadi kamu mau ikut saya? Oke saya tunggu di dalam mobil," jawab Solon sambil mengusak rambut Adeline dengan senyum seringai nya kemudian masuk ke dalam mobil.

Setelah itu Adeline berlari kedalam menemui temannya, "eh, sorry lo mau bawa mobil gue dulu ngga? Gue mau ikut temen soal nya" ucap Adeline.

"Temen?"

Solon the assassin [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang