"Selamat pagi dokter Solon," sapa suster Ery yang sedang membawa nampan dengan minuman.
"Pagi juga suster," balas Solon dengan sama ceria nya.
"Dokter mau ke ruang direktur juga?" tanya suster.
"Iya, ada yang harus saya bicarakan dengan beliau," ucap Solon.
"Kenapa suster yang antar?" tanya Solon sambil melirik ke arah nampan uang di pegang suster.
"Orang orang sedang sibuk, saya yang tidak ada urusan lebih baik menyibukkan diri kan?"
Solon tertawa kecil, "iya, benar."
Ucapan suster terpotong karena teriakan seseorang di koridor rumah sakit menuju ke ruangan direktur, wanita selingkuhan direktur datang kembali dengan teriakan memanggil direktur.
Baik Solon dan suster itu sama sama menghela nafas, keduanya sampai membuang muka menanggapi wanita merepotkan itu dengan kesal.
"Ini masih pagi, sudah membuat ribut saja," gerutu suster Ery.
"Saya aja yang membawa minuman itu, lagi pula saya juga mau kesana," ucap Solon menawari.
"Ya ampun, tidak usah dokter maaf tadi saya hanya asal bicara," tolak suster dengan halus, ia merasa tidak enak karena ucapannya justru membuat Solon menawarkan diri untuk mengantarnya.
"Ngga papa, sini berikan saja dari pada kamu menanggapi dia?" ucap Solon sambil melirik ke arah selingkuhan direktur.
Suster Ery terdiam, ia bimbang harus memberikan nampan yang ia pegang atau tidak, pasalnya yang diucapkan Solon ada benarnya, tetapi ia juga tidak enak harus memberikan nampan ini pada atasan nya sendiri.
"Saya yang menawarkan, artinya saya tidak keberatan suster," ucap Solon seolah olah tau dengan isi kepala suster Ery.
"Baik, maaf jadi merepotkan ya dok" ucap suster Ery kemudian memberikan nampan nya.
"Tidak apa apa"
"Kalau begitu saya permisi, dok" pamit suster Ery kemudian pergi.
"Iya suster, hati hati" ucap Solon perlahan memelan.
Kini sudah saat nya menjalankan rencana nya. Dengan wajah yang ramah ia berjalan perlahan sambil memegang nampan yang ia dapatkan dari suster Ery, kemudian langkah nya terhenti mendengarkan panggilan wanita dibelakangnya.
Iya orang itu, selingkuhan direktur yang selalu saja berhasil masuk padahal sudah ada satpam yang menjaga di setiap pintu, pak direktur saja bingung. Dengan alis yang mengangkat satu ia melihat wanita itu, dan dengan kesusahan wanita itu berbicara dengan Solon karena sedari tadi badan nya di tahan oleh satu satpam dengan cekatan.
"Tolong panggil atasan brengsek itu kesini!!"
"Cepaat!!"
"Dokter, tolong jangan hiraukan dan segera masuk" timpal satpam yang menahan wanita itu.
Wanita itu lantas berteriak kesal dan mencakar wajah sang satpam. "Bajingan! Semua orang di rumah sakit ini bajingan!! Bisa bisa nya kalian membela penipu itu!! Saya korban, kenapa tidak ada yang percaya dengan saya?!! Aaghh!" seruan nya mengundang orang orang lewat bahkan para dokter yang berkerja melihat ke arah lorong.
"Tolong kerja sama nya, jika ingin bertemu direktur tolong temui di luar jam kerja atau luar rumah sakit," ucap Solon yang ikut kesal.
"Kalo bisa saya juga tidak akan melakukan ini!! Baik dia maupun istri nya tidak memberi saya kesempatan sedikitpun untuk berbicara bahkan meminta keadilan!!!" seru nya penuh emosi yang meluap luap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Solon the assassin [3]
RandomCinta, adalah perasaan yang sulit dijelaskan dan mampu mengacaukan hubungan Sunghoon si pembunuh bayaran dengan Adeline si mahasiswi kedokteran. Sebenarnya ada apa dibalik hancurnya hubungan dua orang itu?