Senin 12 April 2022
Matahari yang muncul pada jam 6 menyapa Sunghoon dari celah jendela kamar yang mengganggu matanya, lantas Sunghoon berpindah posisi ke samping menghindari matahari. Namun saat ia akan kembali kedalam mimpi yang terputus karna matahari, sebuah alarm berbunyi membuatnya kesal dan mengambil ponselnya dimeja nakas tanpa melihatnya.
Setelah dimatikan Sunghoon duduk dan bersandar pada dinding kamar untuk mengumpulkan nyawa.
Tapi pikiran nya justru malah teringat Adeline, Sunghoon mengerutkan dahinya.
Ada apa dengan dirinya?
Hal ini tidak pernah terjadi saat Solon menjalankan tugasnya sebagai pembunuh bayaran. Adeline bukan wanita satu satunya yang mendekati Solon saat mengerjakan tugas nya sebagai pembunuh, tapi entah bagaimana Adeline membuat posisinya pada Sunghoon tidak seperti perempuan lainnya. Seolah Adeline membuat tempat khusus pada hati Sunghoon bukan Solon, terutama setelah pertemuan keduanya menghabiskan banyak waktu di cafe kemarin.
Sunghoon dan Solon adalah orang yang berbeda, Sunghoon yang tenang, sedikit pemalu dan lemah lembut itu tidak membiarkan hatinya dengan mudah dimasuki oleh hati wanita.
Sedangkan Solon memiliki banyak sekali sifat yang sangat berbeda dengan Sunghoon hingga ia divonis multiple personality oleh Shion sahabatnya.
Solon juga terbagi menjadi dua sifat yaitu saat bertemu dengan seorang yang menyewa jasanya atau dengan orang yang ia jumpai di lapangan dan saat bertemu dengan korban yang akan dia bunuh.
Solon lebih tegas, percaya diri, terkadang Solon sedikit manipulatif agar rencana nya berjalan lancar, agak playboy karna untuk kelancaran rencana dan sifat dingin yang tak pernah lepas dari image Solon bahkan ketika pertama kali bertemu dengan seseorang hingga orang beranggapan bahwa Solon orang yang sulit untuk diajak berbicara.
Sedangkan Solon dengan korban yang akan dia bunuh memiliki sifat kejam tanpa ampun, cekatan, licik dan cerdik.
Bagaimana bisa Solon tidak mampu menjaga diri sehingga Sunghoon jatuh pada Adeline.
"Gila lo Hoon"
"Inget, jangan sampe gara gara Adeline rencana ini gagal" gumam Sunghoon sedikit khawatir, lalu mengusap wajahnya sedikit kasar.
Kemudian ia beranjak dari kasur dan siap siap mandi untuk berangkat kuliah, seorang Sunghoon yang tiba tiba bisa kuliah padahal bukan mahasiswa tentunya bisa dilakukannya jika memiliki uang dan identitas palsu.
Jadwal Sunghoon masuk kuliah jam 9 karena dosen sendiri yang mengabari jika kelas yang seharusnya mulai pada jam 8 diganti pada jam 9, jadi Sunghoon menggunakan waktu lebihnya untuk menyiapkan pistol dan peluru yang akan ia gunakan besok. Kemudian ia membawa tas ransel dan pergi ke kampus dengan mobil.
"Morning Solon!" Sapa Adeline yang berdiri tak jauh dari belakang Sunghoon karna sama sama mau mengambil mobil.
Lantas Sunghoon berhenti dan menoleh "morning juga Adeline" kali ini bukan Solon yang membalas tapi Sunghoon dengan senyuman.
"Siangan juga masuknya?" Tanya Sunghoon.
Adeline berhenti di depan Sunghoon kemudian mengangguk "iya cuma mau praktek bedah sama satu matkul doang" jawab Adeline menjelaskan sembari menunjukkan jaket lab yang ia bawa.
"Oh.. mau bareng?" Tanya Sunghoon menawarkan tumpangan.
"Boleh?" Tanya Adeline sedikit canggung walaupun ia sangat ingin.
"Kenapa enggak? Ayo masuk"
"Oke!"
Sunghoon dan Adeline masuk ke dalam mobil, setelah mobil dipanaskan sebentar Sunghoon melajukan mobilnya menuju kampus dengan Adeline ditemani lagu dari radio yang dinyalakan oleh Adeline tak lupa meminta izin sebelumnya.
"Thanks buat tumpangannya Solon" Adeline berterima kasih saat keduanya setelah turun dari mobil.
"Sama sama Adeline, semangat kuliahnya ya gue pergi dulu"
"Iya... Lo juga"
Sunghoon mengangguk sembari tersenyum, kemudian pergi karena gedung fakultas mereka berbeda dan terletak lumayan berjauhan.
"Cie bentar lagi punya ayank" suara Haewon Adeline yang berjalan mengendap-endap dan berbicara ditelinga Adeline membuat perempuan itu berseru kaget.
"Lo!? Ish nyebelin!" Seru Adeline kesal sembari memegang dadanya yang berdegup kencang karna kaget.
"Haha sorry sorry, abisnya lo lagi suka sama cowo gak bilang bilang" ucap Haewon pura pura sebal dengan bibir yang dikerucutkan.
"Engga, gue gak suka dia kok, cuma temen se kosan doang" bohong Adeline padahal Solon adalah tipenya, ia hanya belum siap dengan kenyataan jika Solon san Adeline tidak bisa bersatu dan ia tidak mau mendengar ceramah nya Haewon yang 11 12 sama ibu ibu.
"Engga salah lagi kan maksud lo?"
"Lo sumpah nyebelin banget"
"Nyebelin gini juga sahabat lo kan?"
"Lah iya iya? Kok kita bisa temenan sih?!"
"Hahaha, udah yuk masuk entar telat"
"Lo yang bikin telat!"
"Iya iya maaf"
Bukan hal yang sulit untuk Solon memahami isi pelajaran dan menjawab pertanyaan yang diberikan dosen, karna Solon adalah orang yang cerdik. Setelah matkul selesai Solon pergi ke rooftop untuk memeriksa dan menyiapkan posisi untuk menembak Yohan nanti.
"Disini cukup" Solon menyipitkan matanya untuk melihat ruangan rapat di gedung sebrang.
"Perfect"
Setelah itu Solon turun ke cafetaria tapi dirinya justru bertemu Adeline dan temannya dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku.
"Hai?" Sapa Sunghoon sedikit kaku sambil melambaikan tangan.
Dibalik bahu Adeline, Haewon tertawa diam diam karna akhirnya dirinya bisa bertemu dengan lelaki yang mengantar sahabatnya tadi "hai juga" balas Adeline dengan lambaian tangan juga.
Haewon yang tiba tiba berdeham membuat Adeline menoleh sedikit untuk menatap Haewon cemas.
"Hai gue Haewon, sahabat nya Adeline"
"Iya"
"Oh iya, kalian pacaran ya?" Ucap Haewon menatap curiga antara Adeline dan Sunghoon.
Telinga Sunghoon perlahan mulai memerah, dan wajah adeline berubah panik "enggak kok! Lo ga gausah ngaco deh!" Sewot Adeline.
"Abisnya cocok, kenapa gak lo tembak aja temen gue?" Tanya Haewon pada Sunghoon.
"Em.. Adeline gue pamit dulu"
Raut wajah Adeline berubah murung "Eh iya..."
"Nanti pulang nya bareng?" Pinta Sunghoon langsung menatap mata Adeline membuat hati nya langsung berdebar kencang!.
"Iya..."
"Gue duluan" setelah itu Sunghoon buru buru pergi.
"Won lo gila sumpah!" Adeline langsung memukul sahabatnya dengan brutal ketika si Sunghoon sudah pergi jauh.
"Hahaha sorry! Abisnya gue juga perlu tau Solon kaya gimana! Adeline jangan gelitikin gue"
"ADELINE BAJINGAN"
Haewon paling tidak suka jika pinggang nya di gelitik oleh siapapun, tapi jika itu Adeline meskipun sudah dimaki ia tidak akan marah.
"Impas, lo udah bikin gue malu!"
Haewon akhirnya merangkul pundak Adeline "nih dengerin, selain izin orang tua izin bestie juga perlu!"
"Iya, terserah deh vocalis band yang suka gonta ganti pacar" sindir Adeline lalu lari sekencang mungkin.
"HEH ADELINE, SIALAN LO!"
To be continued
🦋 © crxdia
KAMU SEDANG MEMBACA
Solon the assassin [3]
Ngẫu nhiênCinta, adalah perasaan yang sulit dijelaskan dan mampu mengacaukan hubungan Sunghoon si pembunuh bayaran dengan Adeline si mahasiswi kedokteran. Sebenarnya ada apa dibalik hancurnya hubungan dua orang itu?