Part 4 : Awal ketemu Humaira.

135 91 16
                                    

      

Setelah beberapa bulan pandemi mereka melakukan pembelajaran daring, beberapa hari ini mereka di perbolehkan masuk bertatap muka kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah beberapa bulan pandemi mereka melakukan pembelajaran daring, beberapa hari ini mereka di perbolehkan masuk bertatap muka kembali.

Namun mereka tidak melakukan rangakaian kegiatan MPLS pada umumnya, karena masih belum 100 persen untuk di perbolehkan bertatap muka. Mereka harus masih mematuhi protokol kesehatan dan harus vaksin terlebih dahulu. Sehingga mereka juga belum kenal satu sama lain, bahkan kelas - kelas lain pun banyak yang belum dengan Azkiya.

Azkiya sudah duduk di bangkunya saat ini dengan Nadyra sedangkan Humaira duduk dengan Gina teman sebangkunya juga. Karena tidak kebagian bangku yang sama dengan Humaira, Azkiya pun memilih duduk sendiri dan tak lama Nadyra yang baru masuk kedalam kelas pun datang dan duduk disebelahnya dan juga sudah saling berkenalan. Azkiya mengedarkan pandangannya ke luar tepatnya depan kelasnya yaitu kelas TBSM, ada anak - anak cowok di depan kelasnya yang sedang ada di luar. Seperti biasa, mereka sedang mabar ataupun sedang mengobrol, padahal ini sudah hampir waktunya bel masuk berbunyi, tak habis pikir Azkiya dengan mereka batinnya.

Nadyra Ameliana adalah Teman sebangku Azkiya, yang memiliki kepribadian berbeda jauh dengan Azkiya, dia suka memakai pakaian sedikit memperlihatkan lekuk tubuhnya juga jilbab  yang masih tidak menutupi dadanya dan masih suka bercanda gurau dengan laki - laki yang bukan mahram nya.

Azkiya berniat ingin menasehati dan mengajaknya berhijrah namun hal itu belum bisa terwujud, karena sikapnya yang semakin hari kelihatan, pemberani, suka marah - marah nggak jelas, tukang berbicara kasar dan tidak sabaran dalam melakukan berbagai hal.

Bahkan Azkiya juga sering kali kena omelan dan sindiran pedas dari Nadyra dan  hampir di jauhi oleh beberapa teman sekelasnya, setelah dia tau kalau Bibinya menceritakan aib - aib buruk Azkiya, karena pada saat itu Bibinya sedang marah pada Azkiya karena ketidak salah pahaman.

Hingga akhirnya Azkiya pun memilih meminta orang tuanya untuk mencarikan Kost an terdekat dengan sekolahnya, dia tinggal di rumah Paman Ipar dan Bibinya sekitar 4 bulanan dan baru mengetahui kalo Paman Ipar dan Bibinya sekejam itu sampai menceritakan aib - aib nya ke teman sebangkunya. Sedangkan Paman Iparnya membuat sw di WhatsAppnya berisi sindiran pedas, Azkiya tak mengetahui hal itu karena nomernya di blokir oleh Paman Iparnya.

Sebelumnya dia berangkat ke sekolah.  Ia nebeng dengan Rani, tetangga pamannya sekaligus temen sekelas Azkiya.

Rani Qholisatun Saputri merupakan tetangga Paman Iparnya sekaligus teman sekelas Azkiya, lagi dan lagi kepribadian juga berbeda jauh dengan Azkiya dan hampir sama sebelas dua belas sikapnya dengan Nadyra, dia yang awalnya juga baik dan bisa menerima Azkiya apa adanya tapi semenjak dia punya pacar dia berubah jauh.

Hari ini adalah hari dimana Azkiya dan teman - teman sekelasnya bertemu termasuk Humaira, namun tetap sama saja mereka masih canggung dan diam - diaman saja. Azkiya sebenarnya juga ingin sekali menyapa Humaira, tapi entah mengapa dia masih ragu. Karena Humaira juga tengah bersama dengan teman SMP-nya mereka berdua terlihat sangat akrab, sehingga membuatnya minder untuk mendekatinya terlebih masih mengingat trauma tentang pertemuannya dulu saat semasa SMP.

Azkiya masih mengamati ruangan kelas Barunya, ditempat yang depannya terlihat ada banyak berbagai tumbuhan dan 1 pohon yang cukup besar. Namun beberapa saat pandangannya tak sengaja tertuju pada Humaira.

"Itu bukannya Humaira ya ? dia sama siapa ya kok akrab banget," ucap Azkiya dengan masih melihat perbincangan antara Humaira dan salah satu perempuan dibelakangnya yang juga memakai ciput dan berpenampilan sederhana.

"Emm, mungkin dia teman SMP- nya kali ya ?" Ucapnya lalu memilih fokus memainkan handphone lagi.

Namun lagi - lagi pandangannya masih teralihkan dengan Humaira.

"Kenapa aku mau mendekatinya jadi canggung dan malu gini sih, ada apa denganku ?" Monolognya karena rasa kecanggungan masih menyelimuti hatiku.

"Dan kenapa Humaira tidak menghampiri ku, apa dia juga malu ?"

Kata itu yang terlintas di pikirannya Azkiya sementara disisi lain Humaira juga merasa ada yang memperhatikan sedari tadi saat ia mengobrol dengan Stella, teman satu SMP-nya dulu.

Hingga beberapa saat akhirnya Guru yang mengajar pun datang  ke kelas Azkiya yaitu Bu Sari, Guru IPA. Azkiya pun tersandar dari lamunannya dan segera mengeluarkan Buku IPA- nya lalu mereka mulai mendengarkan penjelasan dari Guru itu dan mereka mulai mencatat.

Jarum jam pun berjalan dengan cepatnya, hingga akhirnya tepatlah ini saat waktu yang di tunggu oleh anak - anak yaitu "pulang". Azkiya mulai  mengemasi Bukunya yang berada di meja lalu memakai tas-nya, sambil menunggu Rani datang kembali ke kelas, keliatannya sih dia masih mencari keberadaan pacarnya yang juga seangkatan mereka.

Saat Azkiya sudah memakai tas-nya, tiba - tiba Humaira pun beranjak pergi lalu menyapa temannya yang berada tepat di barisan bangkunya Azkiya, ralat ternyata lebih tepatnya dia hanya menyapa pada Azkiya.

"Hei, ayok pulang,"  ujarnya sambil tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Azkiya. Azkiya masih diam mematung dan mencoba menoleh kebelakang tapi memang hanya tersisa 2 orang yang masih berada dibarisan bangkunya tapi tatapannya hanya tertuju pada Azkiya.

"Eh iya, kamu duluan aja Raa. Aku masih nungguin Rani," jawabnya dengan membalas senyuman kepada Humaira.

Saat ini  memang  kelasnya sudah sepi tinggal beberapa anak yang ada di dalam kelas menunggu parkiran sepi, namun tak lama kemudian Rani pun menghampiri Azkiya dan mengajaknya pulang.

"Kiya, ayo buruan ! Pacar aku sudah keluar kelas tuh," Ucap Rani yang sedikit berteriak dari luar memanggil Azkiya.

"Eh, iya Ran," jawabnya dengan beranjak berdiri dan menyusul Rani di luar.

Azkiya pun segera mengikutinya, kalau tidak begitu  pasti Rani akan marah dan Azkiya takut dia tidak akan mau membarenginya lagi. Karena memang saat ini ia juga sudah tinggal di rumah Paman Ipar dan Bibinya yang jauh dari keluarganya, namun kendaraannya juga belum terlalu memadai.

Sesampainya di depan rumah Bibinya Azkiya mengajak Rani masuk kedalam tetapi dia menolak, tingkah lakunya pun juga berubah  saat Rani berpacaran ini mulai  berani memakai make up dan memprioritaskan pacarnya.

Azkiya hanya bisa berharap semoga Rani akan segera diberikan hidayah oleh Allah, agar dia tidak terlalu berlebihan begini saat mencintai cowok. Bayangkan baru saja kemarin putus dengan yang pacarnya yang satu tapi Rani sudah mencari laki - laki lain. Astaghfirullah. 🥲

***

Maaf kalo beberapa ceritanya kurang jelas 🙏🏻, karena aku juga udah lumayan lupa dengan kejadian lalu itu.

Gimana masih mau lanjut nggak nih ? 🥰

Mengikhlaskanmu Dalam Sepertiga MalamKu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang