Hari pun silih berganti. Kini Azkiya tengah mengikuti ujian PAT hari kedua.
Setelah selesai memasukkan nomer dan juga password dan berhasil login. Ia pun mulai menjawab soalnya. Tidak ada kejanggalan yang muncul, semua masih sibuk dengan komputer di hadapannya.
Hingga beberapa saat akhirnya terdengarlah suara bisik - bisik kecil memanggil seseorang. Azkiya tidak terlalu menghiraukan, ia masih fokus pada komputernya.
Namun beberapa saat bunyi bisik - bisikan itu tampak cukup keras terdengar di telinganya, sehingga menganggu konsentrasinya untuk mengerjakan soal di komputer itu, kepalanya pun ia gerakan ke belakang untuk melihat pelaku yang menganggu konsentrasinya sedari tadi.
Dan ternyata orang itu juga teman sekelasnya Zaidan. Akan tetapi, Azkiya tidak mengenali siapa pemilik namanya.
Lelaki itu memanggil - manggil nama Zaidan, sementara Zaidan masih enggan menjawabnya, ia masih fokus pada komputer.
Dasar, es kutub memang!
***
"Suits, suits, Dan.""Zaidan, dan," ucapnya dengan suara masih berbisik.
"Zai?"
"Tau ah, tuli lo!" ujarnya kesal, karena sedari tadi Zaidan mengacuhkan ucapannya. Lelaki itu bernama Galang.
Zaidan yang di cap tuli itu pun akhirnya menoleh ke arah objek sumber suara dengan tatapan datar.
"Ada apa sih, mang-," ucapnya terhenti saat lelaki yang menyahuti Zaidan menyela ucapannya terlebih dahulu.
"Idi ipi sih, minggil - minggil gii tiris! Lo mau bilang gitu kan?" timpal lelaki itu dengan mulutnya yang ikut moncong - moncongkan, karena kesal dengan tingkah Zaidan yang memang terlihat sangat cuek.
Zaidan dan beberapa anak yang melihatnya hanya sedikit tertawa kecil. Termasuk Azkiya. Sungguh lucu pembicaraan random antar kedua lelaki itu.
"Kamu kenapa Zai, cengengesan sendiri gitu!" tegur pak Doni yang kebetulan sedang berkeliling di deretan bangku barisan kelas OTKP.
Sementara Zaidan sedikit tersingkap atas penuturan dari Pak Doni yang di lontarkan tiba - tiba.
"Eh, nggak papa kok pak. Itu toh Galang gangguin saya terus dari tadi," jawab Zaidan.
Sementara Galang yang merasa di salahkan oleh Zaidan merasa tak terima. Ingin protes kepada jawaban yang Zaidan berikan, bisa - bisanya seenaknya dia memojokkan dirinya. Akan tetapi, niatnya yang ingin protes pun ia urungkan daripada imagenya tercela hanya gara - gara masalah yang sepele itu.
"Udah, buruan lanjutin ngerjainnya! Kamu setengah saja belum tuh," ujar Pak Doni sedikit merendahkan, karena melihat memang dari layar komputer Zaidan memang belum ada setengah soal yang ia kerjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikhlaskanmu Dalam Sepertiga MalamKu
Teen FictionPlagiat dilarang mendekat ! Notes ! : Cerita ini aku ambil dari kisah nyata ku dan aku kemas sedikit dengan cerita khalayan. °°°°°° Menceritakan tentang seorang gadis desa yang sedang duduk dibangku Smk, gadis yang b...