Part 17 : Amarah Bibinya Azkiya.

94 52 29
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh semua, gmn kabarnya nih ?

Semoga kalian baik - baik aja yaa. ❤️

Maaf lama nggak up, krn di part ini scene yang lumayan sedih dan ada sedikit trauma juga bagi aku, mohon pengertiannya yaa. 🙏🏻

Jadi di part ini tentang alasan Azkiya milih tinggal di kost, untuk part tentang Zaidan di berhentikan sementara dulu yaa, kita fokus ke Azkiya dulu.

Happy reading...

Siang ini sudah waktunya pulang sekolah, namun tidak ada seorang pun yang bisa ku mintai tolong untuk menjemput ataupun tebengan ku pulang ke rumah Paman dan Bibiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini sudah waktunya pulang sekolah, namun tidak ada seorang pun yang bisa ku mintai tolong untuk menjemput ataupun tebengan ku pulang ke rumah Paman dan Bibiku.

Aku pun sudah meminta tolong pada Dilla, Nadyra teman satu arah dan teman sebangku ku namun mereka tidak mau.

"Dil, aku boleh nggak nebeng sama kamu lagi ?, Soalnya paman ku nggak bisa jemput nih," Ucap ku pada Dilla.

Aku, Dilla, Nadyra dan Dewi (teman sebelah kelas ku) saat ini tengah berdiri di depan kelas ku, karena Bunda ku tadi memberitahu ku bahwa Pamanku tidak bisa menjemput di karenakan mengantar Bibiku berobat.

"Emm, sorry gue nggak bisa. Soalnya temen gue yang ada MTS nebeng," Jawab Dilla cuek lalu menjauh dari ku.

Sementara disana aku melihat Nadyra hanya memberikan tatapan tidak suka kepada ku, ingin aku minta tolong ke dia namun aku urungkan dia dan Dewi juga menjauh dari ku dan masuk ke kelas.

Setelah Nadyra keluar tersisalah aku dan Dewi yang berada di ujung pintu.

"Eh mbak, rumah kamu dimana ya ?" Tanya ku pada Dewi, aku memanggilnya dengan sebutan "Mbak" karena aku masih asing dengannya dan juga aku merasa tidak enak jika tidak memanggilnya begitu.

"Aku di desa Sukosari."

"Owlh, kamu lagi nungguin siapa ?"
Tanya ku lagi karena melewati jalan menuju ke rumah Pamanku.

"Lagi nungguin adek kelas Smp sebelah nih."

"Owlh."

Aku pun hanya menghela nafas ku, bagaimanakah aku bisa pulang kalo seperti ini ?, Tidak ada yang bisa mengantarkan ku pulang. Seandainya Rani masih mau membarengiku, pasti tidak akan susah seperti ini namun dia sekarang sudah berubah terlebih saat mempunyai pacar ini.

Aku melihat ada Lina, teman Smp ku dulu ingin aku menghampirinya untuk meminta tolong, namun aku urungkan karena dia sudah menaiki motornya bersama sahabatnya.

Aku pun beralih pergi ke depan gerbang dan kembali menghubungi Paman ku siapa tau mereka sudah pulang, namun beberapa panggilan tidak di angkat mungkinkah hp nya ketinggalan ?" Batin ku.

Beberapa saat aku melihat satu persatu anak sudah pulang, bahkan Nadyra yang pulangnya akhir sendiri pun juga ikut pulang tanpa menoleh sedikit pun ke arah ku yang berada di samping gerbang.

Mengikhlaskanmu Dalam Sepertiga MalamKu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang