Di tengah-tengah Azkiya mengerjakan ujian ada saja yang membuatnya resah. Pikirannya masih tertuju tentang sosok lelaki kemarin.Akan tetapi, sebisa mungkin ia mencoba beristigfar dan mencoba fokus lagi mengerjakan soal ujian sekolah itu.
Beberapa saat ia ingin fokus lagi ke komputernya. Akan tetapi juga hal mengganggu konsentrasinya lagi. Oh, ayolah hentikan hal ini. Ia melihat seorang perempuan memakai bedak tebal serta lipstik berwarna oren yang menghiasi bibir cantiknya. Azkiya rasa dia adalah teman sekelasnya Zaidan, masih menjadi pusat perhatiannya lagi. Ia melihat ke arah Zaidan yang tengah asyik melipat - lipat kertas, entahlah ingin di bikin apa, mungkin sangking gabutnya memikirkan soal di komputer itu, pikir Azkiya.
Namun tak lama perempuan itu memanggil nama Zaidan dan memperagakan tangannya, agar Zaidan mau menirukannya untuk membuat mainan yang dari kertas itu.
"Gini lho Dann," ucapnya sambil memperagakan tangannya membentuk cumi - cumi ke arah Zaidan.
Namun Zaidan tak meresponnya ataupun sampai menolehnya, perempuan itu pun memanggil Zaidan lagi dengan rengekan agar Zaidan mau menolehnya.
"Dan... Kek gini lho," rengeknya.
Zaidan pun akhirnya sedikit menoleh dan masih sama memasang muka cuek serta cool khasnya, tak menanggapi perempuan itu.
Dan beberapa saat dia meletakan mainan cumi - cuminya yang terbuat dari kertas itu di meja dan melemparkannya ke teman cowok yang ada di belakangnya.Temannya pun menerima lemparan itu dan memberikannya ke perempuan yang memanggil - memanggil nama Zaidan tadi. Perempuan itu terlihat sangat senang dan sampai mencubit pipinya dengan mainan cumi - cumi dari kertas yang Zaidan lemparkan tadi, Zaidan yang melihat reaksi perempuan itu pun masih sama bersikap cool dan biasa - biasa saja.
Azkiya tampak ada rasa sedikit kagum padanya. Diantara banyaknya cowok - cowok yang berada di ruangan ini, hanya dia yang menurutnya yang terlihat cuek kepada cewek yang bukan mahramnya. Bahkan di sebelahnya juga ada cewek yang duduk dari urutan nomer absennya, dia sama sekali tidak menatapnya ataupun mengajak ngobrol yang berbau kurang penting, hanya menjawab seperlunya saja.
"Maa Syaa Allah, kenapa dia begitu beda dengan laki - laki lainnya yang berada di ruangan ini. Ya Allah ? sikap cueknya kepada yang bukan mahram, ketegasannya, lembut bicaranya dan satu poin lagi jarang bermain handphone. Sungguh lelaki langka sekali, baru pertama kali ini hamba menemukan laki - laki yang seperti itu," ucapnya kagum dalam hati.
Tersadar atas lamunannya memikirkan laki - laki yang bukan mahramnya. Ia pun beristighfar lalu mengalihkan pandangan darinya dan kembali fokus pada komputer dihadapannya. Hingga tak terasa kini sudah waktunya pulang. Salah satu guru menyuruh kami untuk mengecek kembali jawaban kami di komputer, lalu menyuruh perwakilan dari kami untuk memimpin do'a sebelum bergegas pulang.
Setelah selesai, kami pun keluar dari ruangan ujian itu dan memakai sepatu milik masing - masing. Saat Azkiya tengah memakai sepatu miliknya yang sebelah, ia melihat lelaki itu juga sedang memakai sepatunya. Bahkan tatapan mata mereka saling bertemu sama lain selama beberapa detik. Membuat Azkiya yang tersadar akan hal itu pun langsung mengalihkan pandangan darinya dan beristighfar.
Saat ia sudah selesai memakai sepatu dan ingin melangkahkan kakinya di depan. Tak sengaja ia melihat Humaira sedang berpelukan dengan teman SMP-nya dulu, yang tidak Azkiya kenal. Hatinya sedikit terasa saat melihat hal itu, karena sampai saat ini ia dan Humaira belum bisa seperti dirinya yang terlihat akrab dengan Humaira.
"Mungkinkah nanti saat kelas 11. Kita akan bersama menjadi sahabat seperti kamu dan dia, Raa?" batinnya dalam hati.
Ia pun langsung meneruskan langkahnya, hingga tak sadar bahwa lelaki itu sedang ada di belakangnya. Ia pun segera menuruni tangga hingga beberapa langkah, tepat 3 langkah kakinya mendarat di tangga itu. Azkiya melirik ke samping kanannya dan alangkah betapa terkejutnya dia saat lelaki itu sudah ada di sampingnya dengan jarak yang lumayan dekat dan di susul di belakang 3 orang teman sekelasnya.
Azkiya pun terkejut dan dengan reflek langsung mempercepat langkah kakinya untuk menuruni tangga. Lelaki nampak seperti melirik ke arahnya mungkin dia juga heran dengan tingkah Azkiya. Akan tetapi Azkiya tak memperdulikannya. Ia merasa tremor serta salah tingkah sendiri, saat lelaki itu ada di dekatnya. Sudah beberapa kali ia terus memejamkan matanya dan mengarahkannya ke arah lain, guna kembali mengontrol degupan jantungnya yang terus berbunyi hebat tak karuan saat di dekat lelaki itu. Andai rumahnya dekat, ingin sekali dia lari dan pulang sekarang.
Beberapa menit, akhirnya Azkiya sudah sampai pada anak tangga terakhir, ia pun bernafas lega. Ia juga melihat Humaira sudah ada di bawah bersama teman - teman sekelasnya. Azkiya pun menghentikan langkahnya. Ingin sekali rasanya ia menghampiri Humaira lalu memeluknya saat kejadian tadi, namun niatnya kembali ia urungkan.
Lelaki itu dan ketiga temannya menerobos di depannya. Sehingga membuat Azkiya mulai meminggirkan sedikit tubuhnya agar tak bersentuhan dengan mereka.
Saat di depannya tengah ramai sekali para cewek yang sedang berjalan. Lelaki itu berserta teman - temannya pun sedikit mengeraskan suaranya, memberikan kode agar mereka semua minggir sebentar supaya di beri jalan lewat.
"Ekhem!"
"Mbak, permisi - permisi! " titahnya agak keras bersama ketiga temannya, sambil mengangkat tangannya seperti memberikan kode untuk minggir.
Para cewek - cewek itu pun menoleh ke belakang dan memberikan jalan, di pertengahan jalan. Salah satu teman lelaki itu pun kembali membuka suara, Saat melihat perempuan yang di rasa mirip dengan perempuan yang duduknya berhadapan dengan lelaki tadi di ruangan ujian. Azkiya baru menyadari kalau itu adalah Sifa, teman sekelasnya juga.
"Eh, ini bukannya cewek yang tadi itu ya?" tanya salah satu dari teman lelaki itu.
"Masa sih?" tanya temannya yang ada didekatnya dengan postur tubuh yang lumayan gemuk.
"Eh, iya ih bener," ucap mereka serempak sambil ketawa ringan.
Ya, begitulah sekilas percakapan mereka yang tak sengaja Azkiya dengarkan.
🌹🌹🌹
Sementara di lain tempat, sang lelaki itu juga tengah gelisah memikirkan hal barusan yang terjadi. Saat ini ia sedang merebahkan tubuhnya ke kasur kamarnya.
Kejadian tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya, ia pun menggerutu kesal lalu melempar gulingnya yang ada di dekatnya ke sembarang arah dan kemudian merubah posisinya sekarang menjadi duduk.
"Ih, kok gue malah mikirin cewek itu terus sih?!" gerutunya kesal sambil mengacak rambutnya asal.
"Nggak Dann! nggak mungkin! Gue jatuh cinta sama dia?!" ucapnya sambil melempar guling kearah samping kirinya.
Tapi kenapa dia beda ya sama cewek - cewek yang lain ya?
Dan tadi kenapa dia ngecepetin langkahnya waktu gue ada di sampingnya ya, apa dia grogi?
Pertanyaan itu bertubi - tubi itu pun Zaidan tak sengaja lontarkan. Ada sedikit rasa penasaran dengan perempuan itu. Tetapi beberapa detik akhirnya dia tersadar dari lamunannya.
"Ah entah lah bodoamat, ngapain juga gue mikirin tuh cewek. Mending gue ke dapur aja deh makan," ujarnya sambil beranjak pergi dari kasur dan beranjak pergi ke dapur.
***
Gimana masih mau next nggak ?!
Zaidan sama Azkiya pada gelisah nih. 🤭
Menurut kalian nanti Zaidan juga ada rasa nggak sama Azkiya ?
Eh, udah ah, ketimbang ribet mikirin, mending pantengin cerita ini aja yaa.
Jangan lupa follow, vote dan share ceritanya. 🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikhlaskanmu Dalam Sepertiga MalamKu
Fiksi RemajaPlagiat dilarang mendekat ! Notes ! : Cerita ini aku ambil dari kisah nyata ku dan aku kemas sedikit dengan cerita khalayan. °°°°°° Menceritakan tentang seorang gadis desa yang sedang duduk dibangku Smk, gadis yang b...