malapetaka kehidupan

7.1K 1.2K 193
                                    


Kegiatan mabim (masa bimbingan) selama satu bulan telah resmi selesai.

Setelah mabim, bakalan ada kegiatan ospek jurusan yang lainnya, yaitu LDKM (Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa). LDKM ini kegiatannya berupa sidang untuk menentukan Ketua Angkatan.

Sebelum LDKM dimulai, kegiatan Osjur di akhir pekan diliburkan dulu selama satu minggu. Jadi di hari Sabtu dan Minggu kali ini, baik mahasiswa baru maupun panitia bisa beristirahat.

"Besok balik gak?" tanya Ginan pada Kynan ketika akhirnya dosen mengakhiri pertemuan mereka sore itu.

Kynan, yang duduk tepat di sebelah cowok itu noleh sambil tangannya sibuk masukin barang-barangnya ke tas, "Balik kayaknya. Bokap gue udah rewel banget."

"Yaaaah," desah Ginan kecewa, "Tadinya kalo kagak balik mau gue ajakin nonton. Sama si Nana juga."

"Lo kagak balik emang?"

Cowok itu ngegeleng, "Nyokap sama Kakak gue yang mau ke Bandung, tapi Sabtu sore, jadi siangnya gue mau nonton dulu."

"Oh, ya udah. Have fun."

Kynan berdiri terus langsung jalan gitu aja keluar kelas, bikin Ginan bingung di tempatnya.

Udah beberapa hari ini, Kynan kelihatan bad mood. Nggak tahu alasannya kenapa, tapi bad mood-nya bukan ke Ginan doang, jadi Ginan mikirnya bukan dia alasan dari sikap moody cewek itu belakangan ini.

Seinget Ginan, kalau Kynan tiba-tiba judes kayak gini, itu biasanya kalau dia mau balik ke Bekasi. Ginan juga nggak begitu ngerti alasannya kenapa, tapi yang dia lihat emang selalu begitu.

Meskipun Ginan dan Kynan deket banget, tapi Ginan sejujurnya nggak begitu tahu menahu soal latar belakang keluarganya Kynan. Padahal selama ini Ginan sering cerita tentang Mamanya, tentang Kakaknya, bahkan Ginan jujur untuk pertama kali tentang Papanya yang udah meninggal itu ke Kynan. Tapi Kynan nggak pernah sekalipun menyinggung soal orang tuanya.

Ginan juga nggak berani nanya-nanya karena dia nggak mau dinilai lancang.

Makanya, meskipun orang bilang mereka kayak kembar yang nggak bisa dipisahin, kadang Ginan masih ngerasa ada jarak yang Kynan kasih ke dia.

Sekarang pun, Ginan nggak bisa berbuat apa-apa. Dia biasanya nawarin Kynan buat pulang bareng, tapi kalau mood Kynan lagi jelek kayak gini, Ginan nggak mau terlalu ikut campur. Mungkin sahabatnya itu lagi pengin sendiri.

"Si Kynan dah balik?" Nana yang duduk di bangku paling belakang, tiba-tiba muncul di samping meja Ginan.

Cowok yang ditanya ngangguk, "Dia ke Bekasi besok, kayaknya mau buru-buru packing. Besok nonton berdua aja jadinya."

Nana mikir sebentar, "Kalau gue ngajak si Karin gapapa?"

"Ck, jangan si Karin doang kalo gitu. Entar gue jadi kambing congek, ajakin si Hansa sama Nja sekalian."

"Idiiiih, gue biasa aja tuh pas awalnya lu ngide mau ngajak si Kynan?" omel Nana kesel, "Dasar double standard."

"Ngoceh aja terus lu." Ginan masang wajah nyebelin sambil bangkit terus ninggalin Nana keluar kelas.

-

Di antara semua momen dalam hidupnya, Kynan paling membenci kejadian 3 tahun lalu.

Waktu itu, Kynan masih kelas 11 SMA, saat kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai.

Kynan nggak menyayangkan keputusan tersebut, karena dia juga tahu, sadar betul kalau orang tuanya nggak pernah memiliki hubungan yang harmonis semenjak Kynan duduk di bangku sekolah menengah pertama.

NiskalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang