sembilu

7K 1.1K 337
                                    


"Saya beri waktu 7 menit untuk menghabiskan makanannya, dengan syarat semua anggota kelompok harus selesai sebelum 7 menit. Apabila ada satu orang anggota kelompok yang belum habis makanannya dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, yang dikenakan sanksi nggak cuman seorang, tapi semuanya. Paham?"

"PAHAM!"

"Silakan, saya hitung waktunya mulai dari sekarang."

Begitu bapak-bapak TNI tadi menekan stopwatch, semua orang nggak peduli apa-apa lagi selain cara menghabiskan nasi goreng seabreg dalam waktu 7 menit saja.

Kenapa coba harus 7 menit? Kenapa nggak digenapkan jadi 10 menit? Nja mendumel dalam hati.

Cowok itu melihat porsi di piringnya dengan nggak nafsu, bahkan sebelum menyuapkan satu butir nasi pun ke mulutnya dia udah eneg duluan. Dia bukan orang yang senang makan dengan porsi banyak, bahkan porsi makannya jauh lebih sedikit dari Karin yang notabene cewek.

Oh tapi, membandingkan dirinya dengan Karin emang nggak seimbang sih, soalnya Karin meskipun cewek, dia porsi makannya banyak.

"Nja, kuat gak?" tanya Karin yang lagi ngunyah makanannya dengan terburu-buru.

Nja menggeleng jujur, "Lo bakal abis segitu?"

"Ya abis aja sih kalo dipaksain mah, gue juga porsi makannya nggak sebanyak ini."

Nja dengan wajah yang niat gak niat menyuapkan sesuap nasi ke mulutnya walau beneran langsung kehilangan nafsu makan.

"Sini." Karin menggeser piringnya sedikit sambil berjaga-jaga melirik bapak TNI yang sedang berkeliling, "Sendokin ke piring gue beberapa buruan sebelum ketauan."

Nja hampir terharu. Tanpa menyia-nyiakan waktu lagi dia buru-buru menyendok nasi di piringnya beberapa kali ketika bapak TNI tadi meleng dan memastikan nggak ada yang sedang fokus ke kelompok mereka.

Teman kelompok mereka berdua yang melihat kecurangan tersebut cuman cengar-cengir nggak berkomentar apa-apa. Soalnya di kelompok Nja dan Karin, ceweknya cuman Karin seorang. Teman kelompok mereka juga badannya lebih tinggi dan lebih besar dari Nja, jadi masih sanggup buat menghabiskan porsi makan mereka.

Beralih ke kelompok Kynan dan Hansa, Hansa makan lahap karena dia emang kelaparan habis jalan jauh. Jadi porsi segitu nggak berarti apa-apa buat dia, pasti bakalan habis. Beda lagi dengan Kynan yang beberapa kali ngelirik Bang Yasa biar cowok itu mau menyendok nasi di piringnya, tapi cuman dibalas dengan gelengan yakin.

"Kagak, gua kagak segembul si Handut."

"Plis, Bang..."

"Tuh laki lu udah abis." Yasa nunjuk ke belakang mereka, yang sontak membuat Kynan menoleh.

Bertepatan dengan itu, Ginan rupanya lagi ngelihat ke arah dia juga, "Kenapa?" tanyanya tanpa suara.

"Kebanyakan." Kynan melakukan hal yang sama.

Diam-diam Ginan beringsut kemudian melimpar piringnya yang sudah kosong ketika orang-orang nggak melihat ke arahnya, "Punya lo siniin."

Kynan buru-buru ngambil piring punya Ginan, dia mengoper piringnya yang masih berisi setengah porsi nasi goreng ke Yasa, dan Yasa yang tangannya panjang mengopernya ke Ginan. Mulus, ketika para pengawas emang lagi nggak fokus ke arah mereka.

Waktu tinggal 1 menit lagi, dan Ginan mulai menghabiskan piring nasi goreng milik Kynan yang masih bersisa tadi.

Diam-diam Kynan mencoba menenangkan detak jantungnya yang menggila, entah karena efek durasi makan hampir habis atau karena Ginan rela melakukan hal sekecil itu buat Kynan.

NiskalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang