terjangan badai

6.1K 1K 270
                                    


Kalau ditanya sejak kapan, sih, Nana naksir Karin?

Nana nggak akan menjawab dengan dramatis kalau perasaannya pada Karin adalah cinta pada pandangan pertama, nggak.

10 tahun lalu ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya, Nana malah berpikir kalau Karin cuman bocah dengan wajah judes yang malu-malu kalau interaksi dengan anak cowok.

Seiring berjalannya waktu, Nana menyadari bahwa ada hal-hal dalam diri Karin yang cukup mirip dengan dirinya, sehingga kesamaan itu menggiring mereka pada sebuah label persahabatan.

Karin sebenarnya cukup mudah untuk didekati, asal kita memberi impresi yang baik lewat tutur kata dan bahasa tubuh yang bersahabat. Kalau kitanya justru memberi kesan yang buruk, Karin akan cenderung menolak karena dia tipikal orang yang menghindari konflik.

"Ini orang nggak bakal bawa pengaruh baik buat gue, jadi mending gue skip." Kasarnya sih, begitu.

Nana nggak begitu ingat hal spesifik apa yang membuatnya dekat dengan Karin, tapi yang jelas pasti ada sesuatu yang memikat Karin hingga mau berteman dengan Nana—sampai bertahun-tahun lamanya.

Saat mereka sama-sama bocah, Nana percaya bahwa persahabatan murni antara lawan jenis itu ada, dan mereka bukti nyatanya.

Sepanjang masa kecil mereka, Nana menyaksikan bagaimana silih berganti anak-anak cowok datang dan pergi mendekati Karin. Dan Nana nggak pernah punya rasa keberatan terhadap kondisi tersebut.

Begitu juga Karin, yang menyaksikan Nana silih berganti dekat dengan anak-anak cewek lain yang ujungnya hanya berakhir menjadi teman-tapi-mesra.

Semua itu normal, sampai keduanya dipisahkan oleh keadaan.

Saat menduduki bangku sekolah menengah atas, Nana dan Karin pergi ke sekolah yang berbeda. Selama 3 tahun itu, keduanya hanya sering mendengar nama satu sama lain dari mulut ke mulut.

Berpapasan dengan sapa seadanya, berpapasan dengan tanya basa-basi, berpapasan dengan senyum canggung enggan.

Mereka sibuk dengan kehidupan masing-masing, sampai nggak terasa 3 tahun berlalu begitu saja.

Ketika pada akhirnya mereka mulai saling bicara di hari terakhir mereka sebagai siswa SMA, dan menemukan fakta bahwa keduanya pergi ke kampus yang sama, di situlah jarak Nana dan Karin kembali menjadi satu milimeter.

Semuanya normal, kembali seperti sedia kala.

Sampai Nana yang pertama kali menyadari, bahwa tidak semua hal bisa kembali sebagaimana mestinya. Termasuk perasaan.

Entah sejak kapan cara Karin tersenyum, cara Karin tertawa, dan cara Karin bicara, tidak lagi bersifat biasa-biasa saja bagi Nana.

Ada napas yang tercekat, ada jantung yang bertalu, dan ada tangan dingin yang menggigil.

Di situlah Nana sadar, dia telah menghancurkan apa yang telah dia bangun dengan kokoh selama ini; persahabatannya dengan Karin.

-

"What the fuck,"

Nja nggak mampu menahan umpatannya begitu mendapati Hansa dan dirinya nggak sengaja berpapasan di tempat makan di salah satu Mall besar di Bandung.

Nggak akan menjadi masalah besar, kalau saja Hansa nggak tengah bersama cewek familiar yang wajahnya mirip dengan seseorang yang Nja kenali.

Dan nggak akan menjadi masalah besar juga jika Nja nggak tengah jalan berdua dengan Nirmala, cewek yang selama beberapa minggu terakhir ini sempat memenuhi hari-harinya yang suntuk.

NiskalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang