ledakan masalah

6.5K 1K 303
                                    



"Gue sama Karin kemaren resmi jadian."

Malam itu, mereka berenam memutuskan untuk makan malam bersama di Warmindo Babeh. Setelah sekian lama, keenam sahabat itu akhirnya bisa ngumpul dengan personil lengkap untuk agenda non-akademis, setelah beberapa bulan terakhir disibukan oleh segala tetek bengek urusan kampus.

Ngumpul di kosan Ginan nggak masuk hitungan, karena atmosfer mereka waktu itu masih belum bersahabat. Ngumpul pun rasanya masih penuh beban, beda dengan sekarang.

Malam itu semua berjalan baik-baik saja, mereka menyantap makan malam sambil mengobrol akrab dan menertawakan kebodohan satu sama lain seperti biasa, sampai ketika Nana mendeklarasikan sebuah pengumuman, mereka yang tengah menyuapkan mie dan menyeruput minuman ke mulut mendadak menghentikan kegiatan sejenak.

Benar-benar sejenak, karena beberapa detik berikutnya waktu seperti kembali berjalan.

Karin yang tadinya sudah nggak kuat menahan malu karena Nana tiba-tiba mengangkat sebelah tangan kirinya dan menjunjungnya tinggi seakan meminta atensi semua orang, malah jadi bengong setelahnya ketika melihat reaksi teman-temannya yang nggak heboh sama sekali.

Nana berdeham meskipun ia juga dilanda kebingungan, menurunkan tangan Karin dan menggenggamnya di meja, cowok itu kembali membuka suara, "Gue kemaren jadian sama Karin." seolah-olah teman-temannya itu nggak mendengar dengan jelas penuturannya barusan.

Kynan yang tengah mengunyah mienya merespon dengan sebelah pipi mengembung, "Congrats. Langgeng ya, kalo Karin galau mulu setelah jadian sama lo, siap-siap aja kena batunya."

Nja yang kebetulan duduk di sebelah Kynan nggak kelihatan tertarik sama sekali dengan pembahasan ini, dengan wajah nggak nafsu cowok itu tetap melanjutkan kegiatan mengunyahnya, sedangkan Hansa cuman menanggapi dengan senyum-senyum nggak jelas, kayak berusaha terlihat sopan di depan Nana yang bikin semua orang muak dalam hati.

Si Handut semenjak insiden tonjok-tonjokkan kelakukannya jadi agak sopan ke Nana, yang mana jijik banget liatnya.

Ginan yang duduk di sebrang Kynan menyeruput kopi hitamnya dengan tenang, "Kemaren rame ya di base, katanya ada yang pelukan di depan FT, itu kalian?"

Karin langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan, nggak sanggup mendengar pengalaman memalukan kemarin.

Nana di lain sisi masih nggak puas dengan respon santai teman-temannya, "Buset, kagak ada yang excited dikit apa??? Ini temen lu semua, dua orang, kemaren baru aja jadian. Nggak ada reaksi yang lebih heboh dan menyenangkan apa???"

"I mean, what's new?" Kynan menatap Nana dan Karin bergantian dengan wajah heran, gadis itu menunjuk dua orang di depannya dengan garpu di tangan, "Kita semua udah tau kalo lo udah confess ke Karin sejak 2 minggu lalu, terus kalo sekarang udah jadian, ya emangnya itu bikin kaget??? Nggak sama sekali."

"Tau, anying." Nana yang baru akan membuka mulut langsung menutup mulutnya kembali saat Nja tiba-tiba nyeletuk dengan wajah bete, "Kayak, dari awal liat lu berdua pas semester 1 aja semua udah berasumsi kalian pacaran, terus kalian ngelak. Sekarang pacaran beneran, semua orang juga gak bakalan kaget. Bukan cuman kita, lu bilang ke Bang Yasa juga dia bakal biasa aja, mungkin malah nanya, 'bukannye dari dulu???'"

Nja dua minggu terakhir mood-nya kayak Setan. Rese banget. Tapi semua yang keluar dari mulut dia adalah kejujuran yang tanpa disaring, faktanya memang begitu.

Mendengar cerocosan Nja, Nana dan Karin langsung bungkam. Yang lain cuman terkekeh seadanya sambil kembali melanjutkan kegiatan makan mereka.

Karin menyenggol sikut Nana, membuat cowok itu menoleh dan sedikit mendekatkan telinganya karena tahu Karin pasti akan bisik-bisik, "Gak seru ah, udah diem aja kita."

NiskalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang