Baru hari Selasa, namun anehnya Nja sudah malas kuliah.
Nggak seperti orang pada umumnya, Nja cukup menyukai hari Senin dan Selasa. Karena di dua hari itu, mata kuliah yang dia ampu adalah mata kuliah yang dosennya cukup komunikatif.
Nja suka belajar, tapi dia lebih suka lagi belajar dengan orang yang ketika membagi ilmunya, mereka menggunakan cara yang komunikatif dan menyenangkan hingga mudah dimengerti.
Menurut Nja sih, begitu. Tapi nggak tahu kenapa teman-temannya selalu bad mood tiap Senin dan Selasa datang. Padahal nggak ada hal buruk terjadi di dua hari tersebut.
Sayangnya, tidak seperti biasanya, dua hari yang Nja jalani sejak kemarin dan sekarang terasa menyebalkan. Bukan karena dosen-dosen yang mengajar, tapi karena lingkungan pertemanannya sedang nggak baik-baik saja.
Sumpah, Nja lama-lama annoyed dengan permasalahan teman-temannya yang nggak kunjung kelar. Memang sih, baru sekitar 4 harian, tapi mereka nggak pernah bertengkar lebih dari satu hari sebelumnya.
Kalaupun ada yang sedang slek, itu pasti karena Nja dan Hansa—dua orang dengan karakter paling bertolak belakang—tengah mendebatkan sesuatu. Di luar itu, hanya pernah terjadi adu kritik ketika mereka tengah berada dalam rapat himpunan, yang ujung-ujungnya nggak pernah dibahas ketika nongkrong.
Pertengkaran Hansa dan Nana belum lama ini perihal Hansa yang ketahuan melempar pulpen keramat pun, nggak membuat situasi menjadi aneh dan canggung. Mereka bahkan di tengah pertengkaran itu masih sempat main game bareng, yang tentunya nggak jadi concern orang-orang.
Yang sekarang ini beda cerita. Mereka benar-benar nggak saling bicara, bahkan ketika kemarin Nja melihat Hansa mencoba memulai percakapan dengan Nana, yang berujung diabaikan mentah-mentah, Nja yakin mereka nggak akan damai dalam waktu dekat.
Dua orang itu belum kelar, sekarang dua orang lainnya malah slek juga.
Kynan dan Ginan yang biasanya nggak pernah lepas dari satu sama lain, tiba-tiba menjauh seharian kemarin membuat Nja sakit kepala melihatnya. Kynan nggak kelihatan keberadaannya setelah kelas selesai, dan Ginan absen tanpa keterangan.
Sorenya, Nja mendengar fakta mengejutkan kalau alasan mereka saling menjauh adalah karena dua orang itu terlibat masalah asmara. Gimana Nja nggak stress?
Jujur, Nja nggak ada kepikiran sama sekali kalau Kynan ada rasa pada Ginan—romantically. Alasannya sederhana, karena Kynan nggak pernah kelihatan tertarik pada apapun selain empat hal; Organisasi, Musik, Anime, Karin.
Iya. Nja cuman pernah melihat mata Kynan berbinar passionately tuh ya ketika membicarakan empat hal itu.
Kalau Ginan ada rasa pada Kynan, baru Nja bisa percaya.
Sebenarnya itu hanya asumsi semata, sih, yang pada akhirnya ditolak otak Nja setelah melihat fakta di lapangan kalau Ginan sering gonta-ganti gebetan.
"Oh, Ginan ngefans doang kali ya, ke Kynan." Begitu pikir Nja, tiap kali melihat Ginan menatap Kynan penuh afeksi, tapi malah pacaran dengan cewek lain.
Asumsi itu pun cuman pernah terlintas waktu mereka semester 1. Setelah itu, Nja nggak pernah berspekulasi apa-apa tiap melihat dua orang itu ke mana-mana bareng. Saking udah biasanya.
Makanya, ketika kemarin Nana bilang kalau 'kok bisa nggak ada yang sadar' dengan perasaan Kynan, Nja cuman bisa melongo.
"Ya gimana bisa sadar??? Emang selama ini si Kynan ngapain sampe kelihatan kalau itu anak naksir Ginan? Nggak ada sama sekali???"
Ah, cinta-cintaan itu emang bikin pusing. Apalagi cinta-cintaan dengan sahabat sendiri.
Itu mengapa Nja nggak pernah berharap punya ketertarikan secara romantis pada Kynan dan Karin, meski kadang kala sering takjub dan kagum pada dua perempuan itu. Ribet. Enakan jadi sahabat aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Niskala
General Fiction(COMPLETED) Lika-liku kehidupan anak teknik, ada senengnya, ada sedihnya. Ada cinta, ada tugas gamtek. - 2022 © neomuhane