Kynan dan Karin menghabiskan sore itu dengan saling duduk berdua di Gazebo sambil menikmati semilir angin yang membuat surai mereka berantakan.
Nggak ada yang mereka katakan selama 10 menit pertama karena Karin sibuk menangis sesenggukan, sedangkan Kynan hanya duduk diam sambil mengusap-ngusap punggung Karin pelan.
Kynan nggak menyalahkan Karin yang nggak tahu menahu soal perasaannya, karena dasarnya Kynan memang nggak berniat membuka dirinya pada siapapun selama dia bisa menyelesaikan masalahnya seorang diri.
Tapi Nana menghancurkan rencananya tersebut.
Kynan nggak heran Nana tahu soal fakta tersembunyi kalau dia sudah agak lama naksir Ginan, karena Kynan juga bisa dengan mudah mendeteksi perasaan Nana nggak lama setelah Nana kelihatan tertarik pada Karin lebih dari sekadar sahabat.
Pengalaman memang membuat orang lebih memahami satu sama lain, dan mungkin itu yang Kynan dan Nana rasakan.
Sekarang, Nana membongkar rahasia tersebut pada Karin dan Nja, Kynan nggak tahu harus bereaksi seperti apa. Bukan hal buruk sih, kalau mereka tahu. Tapi Kynan juga nggak paham apa manfaatnya kalau teman-temannya itu tahu akan fakta tersebut.
"Maaf gue sempet ngediemin lo beberapa terakhir ini." Karin akhirnya menjadi orang pertama yang membuka obrolan.
Gadis jangkung itu memainkan jemarinya di pangkuan, merasa nggak berguna karena berpikir dalam persahabatan ini hanya dia yang berperan sebagai story teller, sedangkan Kynan akan menjadi listener setia yang nggak pernah membebankan apapun pada Karin.
Karin telat sadar kalau selama ini Kynan memang nggak pernah membuka dirinya terlalu jauh pada Karin.
"Situasi sama Nana pelik banget."
"It's okay I understand." Kynan menepuk bahu Karin singkat, tatapannya tetap mengarah ke depan, "Lo nggak punya pilihan lain selain stay di sisi Nana."
Karin bergumam pelan. Dia benci Nana karena membuatnya nggak punya pilihan. Tapi di lain sisi, dia juga nggak bisa meninggalkan Nana karena sadar betul Nana terlalu berharga baginya.
"So, what happened?" tanya Karin pada akhirnya, langsung menembak ke topik utama kenapa dia perlu berlari dari lantai 2 sampai belakang fakultas, "Lo marahan sama Ginan?"
Kynan meringis sebelum menjawab, "Harusnya sih, nggak."
"Terus?"
"It just kinda happened..." gumam Kynan sambil terus menunduk menatap tote bag di pangkuannya, "Gue sama Nana mergokin Ginan ciuman sama Rhea pas di Cikole."
"Ginan tau kalo lo mergokin mereka?"
Kynan mengangguk, "Tapi sekarang bukan itu masalahnya."
Karin mengangkat sebelah alisnya bingung, dia yakin yang Nana katakan beberapa saat lalu, yang menjadi alasan renggangnya hubungan Kynan dan Ginan adalah perihal itu.
"Tadi sebelum lo ke sini, gue lebih dulu disamperin Rhea."
Alis Karin mendadak menukik, "Hah? Dia ke sini buat manasin lo?"
"Mungkin...?" Kynan juga agak nggak yakin dengan tujuan Rhea oversharing beberapa saat lalu, "She talked nonsense, gue nggak paham sebagian omongan dia. But one thing for sure, dia cuman lagi sarkas aja karena marah ke Ginan."
"What the fuck, nggak mungkin tujuan dia baik-baik." Karin berdiri dari duduknya, tampangnya udah nggak santai lagi, "Lo kok diem aja sih, nggak lo gampar itu anak? Sini gue aja yang gampar, ke mana tu anak perginya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Niskala
Fiction générale(COMPLETED) Lika-liku kehidupan anak teknik, ada senengnya, ada sedihnya. Ada cinta, ada tugas gamtek. - 2022 © neomuhane