sudut pandang berbagai arah

6.6K 1K 292
                                    


Hansa dan Pulang adalah dua kata yang nggak pernah keren ketika disatukan.

Hansa mungkin kelihatan bahagia dan suka bercanda ketika di tongkrongan atau di kampus. Kayaknya jarang banget kalau ngelihat Hansa nggak cengengesan sekaliii aja. Pasti selalu ada momen di mana cowok ini cengar-cengir entah karena dia berhasil ngejahilin orang lain, atau karena dia dijahilin orang lain (hal yang rada nggak mungkin).

Orang-orang di sekitar Hansa mengenal Hansa sebagai sosok yang lucu dan banyak ketawa.

Hansa punya banyak teman, gebetan, dan sahabat di sekelilingnya. Pokoknya kalau di tongkrongan nggak ada Hansa, itu nggak bakalan rame.

Tapi siapa sangka, cowok yang kelebihan energi dalam bersosialisasi itu, justru bakal jadi cowok mode kalem ketika pulang ke rumahnya.

Hansa juga sejujurnya nggak pernah ngerti kenapa dia bisa jadi dua orang yang berbeda ketika dia lagi di rumah dan di luar rumah. Dari kecil emang udah begitu pembawaannya.

Di rumah, Hansa ngerasa punya tanggung jawab yang besar sebagai anak sulung dengan tiga adik. Jadi, kalau dia mode slengekan di rumah, Hansa takut adik-adiknya bakal ngecap Hansa sebagai Kakak nggak guna.

Selain itu juga, ada alasan lain yang mungkin nggak banyak orang tahu tentang Hansa.

Hansa ini terlahir tanpa Bapak.

Bukan, Bapaknya bukan meninggal sebelum Hansa lahir. Tapi, orang yang harusnya jadi Bapaknya itu melarikan diri dari tanggung jawab bahkan sebelum sempat ngelihat Ibunya hamil besar dan melahirkan Hansa ke dunia.

Hansa nggak mau menuduh yang nggak-nggak sebenarnya, tapi meskipun Ibunya nggak pernah bilang, Hansa cukup paham, kalau Hansa adalah buah dari hubungan yang seharusnya nggak terjadi.

Nggak ada pernikahan. Hansa hanya tiba-tiba ada di perut Ibunya, kemudian dilahirkan. Bahkan Hansa tahu Ibunya nggak punya foto pernikahan dengan Bapak kandung Hansa, karena memang pernikahan itu nggak pernah terjadi.

Waktu TK, Hansa sering dapat omongan kalau katanya Hansa ini jauh beda dengan Ibunya. Banyak bisik-bisik juga kalau Hansa itu cetakan Bapaknya banget, ketimbang Ibunya yang sempat membesarkan Hansa selama lima tahun sebagai single parents.

Hansa ingat, dulu tiap kali dia bertanya pada sang Ibu apa benar Hansa mirip Bapaknya, Ibu selalu dengan tegas menyangkal.

"Nggak. Hansa anak Ibu. Hansa mirip Ibu, nggak mirip Bapak sama sekali."

Dulu, Hansa seneng tiap denger kata-kata itu dari Ibunya. Tapi seiring berjalannya waktu, Hansa tahu, kalau ucapan Ibunya di masa lalu cuman sekadar kalimat kosong yang dipakai untuk membuat keduanya tegar, dan menghapus sosok manusia yang nggak pernah andil dalam hubungan darah ini.

Usia Hansa 5 tahun, ketika Ibu memperkenalkan Hansa dengan sosok pria yang Ibu sebut sebagai calon Papa baru untuk Hansa.

Hansa yang nggak pernah mengenal sosok Ayah sejak lahir nggak bisa menahan rasa senangnya ketika mendapat kabar kalau dia akhirnya bakal memiliki seorang Ayah yang ia sempat impi-impikan.

Meskipun bukan Ayah kandungnya, Papa Jo memperlakukan Hansa dengan penuh sayang selayaknya anak sendiri.

Setahun pertama pernikahan Ibu dan Papa Jo, Hansa akhirnya tahu bagaimana rasanya memiliki sosok Ayah dalam hidupnya. Dimanjakan, digendong di pundak, ditemani membaca cerita sebelum tidur, menonton karakter superhero bersama, bersepeda bersama, dan hal-hal lainnya yang dulu Hansa nggak bisa lakukan ketika hanya tinggal berdua dengan Ibunya.

Namun, kebahagiaan itu cuman bertahan sementara.

Usia Hansa 6 tahun, ketika Ibu dinyatakan hamil dan mengandung anak kembar.

NiskalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang