SELAMAT PAGI, SIANG, SORE, MALAM, TENGAH MALAM, SUBUH.
MAKASIH MASIH BACA CERITA INI. MOHON DIKOREKSI BILA ADA PENULISAN YANG SALAH.
HAPPY READING
Ruangan megah itu diisi oleh 4 orang. Di antaranya, Sarga, Adinata, Adira, dan Andi__pengacara.
Adira meletakkan secarik kertas dan juga bolpoin di atas meja, "Tanda tangan." suruhnya pada Sarga yang tentu saja tidak dilakukan olehnya.
"Pak Andi, tolong buat anak ini untuk segera menandatangani berkasnya." ucap Adira seakan ancaman yang mengarah pada sang pengacara.
"Maaf, saya tidak bisa memaksa jika Sarga tidak ingin menandatanganinya, toh ini juga hak milik dia." balas Andi yang malah membuat Adira semakin kesal.
"Kamu disogok apa sih sama Sania? bisa setia gitu padahal orangnya udah mati."
Andi tersenyum tipis mendengar itu, "Ini bukan soal kesetiaan, tapi ini amanah dari almarhumah sebelum meninggalkan dunia." ucapnya lalu menatap Sarga yang rupanya juga tengah menatap pria itu. Andi merasa tidak tega dengan keadaan anak itu.
"Ohh, gitu ya." ucapnya mengangguk kecil. Wanita itu lalu menepuk tangannya dua kali dengan keras setelah itu seseorang dengan setelan jas hitam masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah laptop di tangannya. Pria itu lalu memberikannya kepada Adira.
Wanita itu terlihat mengutak-atik laptop yang berada di pangkuannya, senyum terukir di wajahnya saat mendapatkan apa yang diinginkan.
Adira mengarahkan laptop itu ke arah Andi dan sontak membuat pria itu membeku di tempat, terlihat di dalam video itu anggota keluarganya terikat dengan lakban yang menutupi mulut mereka.
Bukan hanya Andi yang kaget, Adinata pun ikut kaget dengan tindakan yang dilakukan istrinya itu, ia tidak tahu menahu tentang rencana Adira yang satu ini, pria itu tidak menyangka kalau Adira akan menggunakan keluarga Andi untuk mengancamnya.
Andi lalu menatap tajam Adira, "Apa yang kamu lakukan dengan keluarga saya?"
"Ga ada apa-apa, hanya hadiah kecil." jawab Adira terkekeh, "Oh ya, katanya istri anda sedang hamil." ucap Adira yang lagi-lagi membuat Andi membelalakkan matanya mendengar penuturan wanita itu.
Brakkkk
"Jangan macam-macam kamu, saya tidak akan membiarkan kamu lolos jika sesuatu terjadi pada keluarga saya." peringat Andi yang emosinya sudah di ujung tanduk.
"Minta anak ini tanda tangan, dalam 3 menit kalau tidak ... " gantungnya lalu memajukan sedikit badannya ke arah Andi.
"Mereka yang bakal dapat akibatnya." sambung wanita itu dengan seringai licik di wajahnya.
Sementara Sarga menggeleng kuat, sungguh Adira adalah wanita paling biadab yang pernah ada, hanya demi harta dirinya membahayakan orang lain, Sarga tidak masalah jika itu dirinya toh memang dari dulu wanita itu menyiksa dirinya tapi kalo ini, wanita itu menggunakan orang lain yang tidak bersalah hanya untuk mendapatkan harta mamanya.
Dengan cepat Andi mengambil kertas serta bolpoin tadi lalu menandatanganinya terlebih dahulu kemudian berjalan ke arah Sarga.
"Ayo tanda tangan." ucapnya dengan nafas memburu, Andi tidak memikirkan hal yang lainnya kini pria itu hanya ingin keluarganya selamat dari wanita licik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGA
Teen FictionSarga berusaha merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya dari orang-orang licik yang merebutnya. Namun itu semua butuh bantuan serta dorongan dari orang lain. Namun dia di sini, berdiri, seorang diri. Apa ada yang bersedia membantunya?