4. orang asing

49 18 0
                                    

SELAMAT PAGI, SIANG, SORE, MALAM, TENGAH MALAM, SUBUH.

MAKASIH MASIH BACA CERITA INI. MOHON DIKOREKSI BILA ADA PENULISAN YANG SALAH.

HAPPY READING

Reva mendudukkan Sarga sejenak lalu membuat gerbang rumah, kenapa kakaknya tidak mau menyewa satpam sehingga dia tidak perlu bersusah payah jika situasi seperti ini?

Duk

Duk

Reva menendang pintu rumah berharap kakaknya segera membukakan pintu.

"KAK BARA!" teriaknya.

"KAK BARA" teriaknya lagi.

"KAK-"

ceklek

Baru saja gadis itu akan berteriak lagi
pintu sudah terbuka dan di sana berdiri seorang Bara dengan mata sayu, tapi itu tak bertahan lama setelah ia melihat Reva membawa seorang laki-laki ke rumah mereka.

"Buset! Anak siapa lo pungut?" kagetnya mendramatis melompat menempelkan diri ke pintu.

"Daripada lo banyak omong, mending bantuin gue bawa masuk nih orang" ucapnya, kini seluruh badan Reva terasa encok untuk perjalanan yang cukup jauh sambil memapah orang yang sama sekali tidak dikenalnya.

Bara dan Reva hanya tinggal berdua, orang tua mereka sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Saat itu Bara berusia 10 tahun dan Reva sendiri 8 tahun, awalnya mereka tinggal bersama adik dari ayahnya selama 5 tahun itu dan kembali ke rumah mereka, Bara juga merasa dia sudah cukup dewasa untuk menjaga Reva, meskipun usinya sekarang 15 tahun.

Bara membukakan pintu lebar-lebar agar Reva dan orang asing itu bisa masuk.

Gadis itu merebahkan tubuh Sarga di sofa yang panjang, ia meluruskan otot-otot pinggangnya dan wahh rasanya ... lega.

Bara beralih duduk di salah satu sofa Reva lalu ikut serta dengannya.

"Tumben lo jam segini udah tidur?" tanya Reva saat melihat jam yang menunjukkan pukul 21.45 padahal biasanya Bara akan tidur pada jam 00-01 malam.

"Udah ngantuk duluan" balasnya tanpa menghilangkan pandangannya dari orang yang tengah terbaring lemah di dalam rumahnya.

Reva menyenderkan kepalanya di sandaran sofa. "Gue tadi ketemu dia di jalan, bukan ketemu sih tapi nemuin dia" ucapnya menunjuk Sarga dengan dagunya.

"Ya terus? kenapa lo bawa ke sini?" tanyanya agak sewot.

"Ya terus gue mau bawa kemana lagi? masa iya gue bawa dia ke rumah sakit, pas sampainya mereka ada dua pasien lagi"

"Ya kan bisa minta tolong sama warga"

"Helloww, bapak Albara Sanjaya. Lo kan tau sendiri dari jam 8-an, nih komplek udah kayak kuburan, mau minta tolong sama siapa?" balasnya geram dengan perkataan yang di lontarkan kakaknya itu.

"Terus, ini gimana?" tanya Bara

"Ya tunggu dia siuman ajalah" jawab Reva kemudian beranjak dari duduknya berjalan menuju tangga yang menuju ke lantai dua.

"Mau kemana?"

"Mau tidur dulu, capek bawa tuh orang ke sini"

***

Malam makin larut, tapi Sarga belum juga menunjukkan tanda-tanda akan siuman. Reva yang tadinya berencana untuk beristirahat di kamarnya tidak jadi, ia merasa tidak enak meninggalkan orang itu begitu saja di lantai bawah apalagi dengan Bara.

SARGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang