imalas

7.9K 782 6
                                    

Tok, tok, tok.

Cklek.

"Sia—Kak Mahen!?"

Mahendra tersenyum dan melambai kecil. "Hai, Hema."

Hema mematung selama beberapa detik sebelum tersenyum sedikit dipaksakan dan membalas, "Hai kak."

Mereka terdiam selama beberapa menit sebelum Hema kembali membuka suara, "Emm... kakak mau cari Bunda ya?"

"Ya?" Mahendra yang sedikit melamun merespon dengan bingung.

Hema mengernyit. "Kak Mahen cari Bunda?"

"Ah, iya Hem tadi gue disuruh Bunda kesini."

Hema mengangguk kecil dan membuka pintu lebih lebar. "Masuk."

Dengan langkah segan Mahendra mengikuti langkah Hema.

.

"Bunda, ada kak Mahen cari Bunda," kata Hema setibanya ia diruang makan dan langsung duduk di kursi meja makan.

Tidak berapa lama Bunda keluar dari arah dapur dengan semangkuk sup ditangannya. Bunda simpan sup diatas meja dan mengkode Mahendra agar duduk.

Mahendra duduk ditempat ia duduk saat makan malam yaitu disebelah Hema.

Hema melirik sedikit Mahendra sebelum abai setelahnya dan lebih memilih memainkan ponselnya.

Beberapa menit kemudian Ayah beserta kedua adiknya turun dan duduk dikursi masing-masing.

"Wah, ada kak Mahen!!"

"Morning kak Mahen!"

Mahendra hanya tersenyum membalas sapaan adik-adik Hema.

Ayah memimpin doa dan setelahnya mereka mulai makan dengan tenang.

Ditengah makannya ponsel Ayah berdering.

"Halo?"

"Ya?"

"Ah, oke saya akan segera kesana."

Tut.

Ayah berdiri dari duduknya.

'Ada apa Ayah?'

"Tadi sekertaris Ayah nelfon Bun berkas yang kemarin Ayah setujuin ada yang salah Ayah disuruh kekantor sekarang buat ngecek lagi," jawab Ayah sambil memakai jasnya.

"Twins kalian cepetan ambil tas kalian, Ayah anter kalian kesekolah."

"Oke Ayah!"

Hema yang mendengar titah sang Ayah ikut berdiri sebelum Ayah kembali berucap, "Hema nanti kamu berangkat sama Mahendra aja ya, takutnya gak keburu kalo Ayah nganterin kamu juga."

"Tapi yah-"

"Ayah Gia sama Gio udah siap! Ayo berangkat!!"

Hema kembali mengatupkan bibirnya sedang sang Ayah segera berpamitan mencium kening sang bunda dan dirinya.

"Ayah pergi dulu."

Setelah Ayah pergi Hema segera menyelesaikan makannya dan berdiri mengambil tas sekolahnya dan memakainya.

"Bunda Hema mau berangkat," kata Hema berdiri dari duduknya dan menghampiri Bunda mencium punggung tangannya.

Mahendra pun ikut berdiri dan melakukan hal yang sama.

Tanpa menunggu Mahendra Hema sudah melangkah duluan keluar dari ruang makan.

Mahendra yang melihat sikap Hema menatap Bunda.

[nohyuck] little j (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang