ualas

10.9K 966 11
                                    

"...kalo kita sayang sama orang harus kita jaga biar gak diambil orang lain..."

Langit telah menggelap saat Hema terbangun dari tidurnya, disampingnya ada Vian yang masih terlelap. Tadi sore Vian merengek agar Hema tidak pulang dan menginap saja. Hema dan yang lain sudah mencoba membujuk agar Hema diijinkan pulang namun Vian tetap keukeuh dan malah menangis keras buat Hema akhirnya setuju untuk menginap.

Maka disinilah Hema sekarang memakai piyama kebesaran milik si bayi besar yang tertidur lelap disampingnya sambil memeluknya. Dengan pelan Hema coba lepas pelukan Vian dipinggangnya, walau terdengar rengekan kecil tapi syukurlah Vian tak sampai terbangun.

Setelah lepas dari pelukan Vian. Hema turun dari kasur, tungkainya ia bawa untuk keluar dari kamar menuju dapur.

Sesampainya di dapur Hema yang masih sedikit mengantuk terperanjat kaget saat tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya. Ia berbalik dan menemukan Rachel yang menyengir padanya.

"Lagi ngapain di dapur, Hem?"

"Mau ambil minum kak, haus," jawab Hema.

Rachel mengangguk dan berjalan kearah pantry.

"Mau kopi? kakak bikinin," tawar Rachel sembari mengambil setoples bubuk kopi dirak.

Hema langsung menggeleng, "Gak usah kak, Hema minum air putih aja."

Rachel mengangguk sembari memasukkan bubuk kopi kedalam mesin kopi.

"Kalo susu coklat mau?"

Hema mengernyit, bukannya tadi dia bilang cuman mau minum air putih?

"Mnh, boleh deh kak." Karena tak enak pun akhirnya Hema menerima tawaran dari Rachel.

"Oke, duduk dulu aja ya. Bentar lagi siap," balas Rachel tersenyum pada Hema.

Hema mengangguk dan duduk di kursi tinggi dekat pantry.

Beberapa saat kemudian kopi dan susu coklat untuk Hema telah jadi. Rachel simpan susu coklat dan kopinya dimeja pantry lalu ikut duduk didepan Hema.

"Makasih kak," Rachel mengangguk singkat dan menyesap kopinya.

"Hema?"

"Em?"

"Kakak boleh tanya?"

Hema menyimpan gelasnya kemeja dan mengangkat alis.

"Tanya apa kak?"

Rachel terdiam sebentar dan meneliti wajah pemuda manis didepannya.

"Kamu beneran suka Vian?"

"Hah?"

Hema terkejut tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu.

Hema... dia jujur memang suka Vian.

Lagian siapa sih yang gak suka si ketua OSIS itu?

Dan bila Hema ditanya ia sayang pada Vian apa tidak? tentu ia sayang.

Dia tidak suka melihat pemuda pemilik eye smile itu terluka dan bersedih.

"Nggak, kita ganti pertanyaannya."

"Hema..."

"Kamu cinta sama Vian?"

Hema tertegun.

Rachel terkekeh kecil.

Ia kembali menyesap kopinya sebelum berujar.

"Hema."

"Saya memang tak punya hak perihal perasaan kamu."

[nohyuck] little j (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang