Seorang pemuda manis terduduk di sebuah kursi yang ada di balkon sebuah apartemen yang cukup mewah ditengah kota.
Dengan ditemani secangkir coklat panas dan satu buah buku novel ia habiskan waktu sorenya dengan membaca.
Angin bertiup buat surai kecoklatan nya sedikit bergoyang terbawa angin. Namun itu tak cukup untuk mengusik fokus nya pada buku yang sedang ia baca. Hingga terdengar suara orang lain yang memanggil namanya barulah ia alihkan fokusnya pada orang yang memanggilnya.
"Lio."
Hemalio, pemuda itu menandai halaman yang ia baca dengan ibu jarinya dan menoleh pada orang yang memanggilnya. "Baba?"
Seorang pria berumur tiga puluhan tersenyum dan duduk di kursi sebelah Hema yang terpisah oleh meja kecil, ia simpan kopi yang sebelumnya ia buat di samping cangkir coklat panas Hema.
Ia minum sedikit kopinya sebelum membuka suara. "Kamu gak bosen dari siang duduk disini terus?"
Hema menggeleng. "Kan Lio lagi baca buku."
Pria itu terkekeh. "Ah, iya Baba lupa."
"Kamu kalo baca buku bisa sampai seharian ya."
Pria itu menjeda ucapannya dan melihat kearah gedung yang bersebrangan dengan apartemennya atau mungkin lebih tepatnya ia sedang menerawang ke masalalu sebelum kembali berucap, "Baba jadi inget pas kamu kecil. Bunda kamu pasti kalo pertemuan keluarga besar selalu bawa-bawa nama kamu."
"Dia bakal cerita kalo kamu itu nakalnya gak ketulungan. Tapi, sekalinya dikasih buku langsung anteng. Bahkan kalo ada yang ganggu kamu baca kamu bakal marah-marah dan ngadu ke Bunda kamu."
Hema tersenyum sembari menunduk kecil. "Ya... dan yang paling sering ganggu aku itu Baba."
Pria itu menatap Hema sambil terkekeh. "Dan karena kamu Baba jadi diomelin Bunda kamu."
Hema mendengus kecil. "Ya lagian Baba jail banget. Tau Lio lagi baca malah ganggu."
"Soalnya kalo kamu marah-marah itu lucu Hemaliooo," kata Baba sambil mencubit pipi Hema gemas.
Hema melepas cubitan dipipinya dan membalas, "Apanya yang lucu?"
"Ya itu wajah kamu, apalagi kalo marah-marah bibirnya monyong-monyong gitu kayak bebek hahaha."
Hema cemberut.
"Tuhkan mirip bebek."
"Ih Baba!!" Hema memukul pundak pria itu kesal.
Pria itu masih tertawa dengan kencang dan tak memperdulikan wajah kesal pemuda disebelahnya.
Hema mendengus dan memilih melanjutkan bacaannya, memang seharusnya ia tak meladeni pria yang berstatus pamannya itu.
Pria itu menghapus air mata yang keluar sedikit disudut matanya karena tertawa berlebihan. Lalu ia bawa pandangannya pada Hema yang kembali fokus membaca.
"Lio."
"Hm?" Hema masih fokus dengan bacaannya dan hanya bergumam singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[nohyuck] little j (✓)
FanfictionJevian Niki Pradana si ketua OSIS perfect tanpa cela? Oh tentu Tidak, semua orang pasti memiliki cela begitu pun Jevian. Nobody's perfect yoerobun~ 🐶 ♡ 🐻 🎖️🎖️🎖️ #1 on #jendong (20/08/2022) #1 on #semibaku (20/08/2022) begin : 02/03/2022 end :...