nemlas

7.6K 766 13
                                    

Seperti yang dijanjikan Jemian saat jam istirahat. Sepulang sekolah mereka Jevian, Jemian dan Rangga bersama-sama pergi ke rumah Hema untuk mengecek kenapa pemuda manis itu tidak masuk sekolah.

Namun, saat mereka menanyakan pada seorang wanita paruh baya yang mengaku sebagai Bundanya Hema katanya Hema tadi pagi sudah berangkat sekolah dengan kakaknya dan belum pulang.

Sontak hal itu menghasilkan tanda tanya besar bagi ketiga pemuda itu terkhusus nya Jevian.

Sejak kapan Hema punya kakak?

Jemian menyikut lengan Jevian buat si pemuda pemilik eye smile itu menatapnya.

Jemian berbicara tanpa suara pada Jevian. "Lo tau Hema punya kakak?"

Jevian menggeleng.

"Setelah Hema berangkat tadi pagi kira-kira Hema ada ngehubungin Tante gak ya? Soalnya pas kami coba hubungin gak bisa Tan," tanya Angga pada Bunda yang sedang sibuk mengutak-atik ponselnya.

Bunda menggeleng sembari tangannya sibuk mengetikan pesan pada Mahendra menanyakan apa ia tahu keberadaan Hema saat ini.

Jevian yang bisa menyimpulkan bahwa Hema hilang dan tak ada yang tau keberadaannya saat ini langsung berbalik pergi menuju mobilnya.

Jemian yang melihat Jevian pergi ikut melangkah mengikuti Jevian. Rangga pun mengikuti keduanya setelah berpamitan pada Bunda dan berjanji akan menghubungi Bunda jika Hema ditemukan.

"Ian!"

"Yan, tunggu dulu lo mau kemana!?" Jemian menyekal tangan Jevian buat langkah pemuda itu terhenti.

"Gue mau cari Hema."

"Gue harus cari Hema Jem." Jevian melepas cekalan Jemian ditangannya.

"Oke, lo mau cari Hema. Tapi kemana?" Jevian menunduk dan menggigit bibir.

"Gue juga gak tau...."

"Tapi kita tetep harus cari Hema Jem. Hema—" "Oke, oke, kita cari Hema. Tapi lo coba yang tenang dulu." Jemian memegang kedua pundak Jevian dan menatap matanya.

"Coba lo tarik nafas dulu. Dan pikirin kira-kira ada tempat, atau mungkin temen Hema yang kemungkinan Hema datengin gak?"

Jevian menutup matanya dan melakukan apa yang diminta Jemian.

Ia menggeleng. "Hema gak punya temen deket Jem. Temen-temen Hema paling anak-anak yang suka ikut olim doang, itu juga kalo pas ada olim mereka kontekan selebihnya Hema gak pernah ngontek mereka."

Angga ikut menyahut, "Yang gue denger dari anak-anak juga Hema emang anaknya pendiem. Dan temen terakhirnya yang gue tau si Eja yang kemarin pindah keluar kota kan? Habis itu Hema belum keliatan deket sama yang lain selain kita."

"Oke, kalo gitu kira-kira Hema punya tempat favorit gak Yan?"

"Tempat favorit Hema..." Jevian menunduk sedikit dan mengernyit kan kening.

"... gue tau Hema ada dimana." Jevian menatap Jemian dan Angga bergantian.

.

Jevian dan Jemian keluar dari mobil masing-masing ketika mereka telah tiba ditempat yang disebutkan Jevian sebagai tempat favorit Hema.

"Lo yakin ini tempatnya Ian?" tanya Angga dan Jevian mengangguk.

"Hema pasti disini. Kalo nggak minimal Hema pasti pernah mampir kesini." Jevian berujar sambil menatap kedua sahabatnya seakan meyakinkan.

Jemian dan Angga yang ditatap seperti itu mengangguk bersamaan. "Oke kalo gitu ayo masuk."

Dan dengan begitu ketiga pemuda itupun mulai melangkah memasuki gedung favorit Hema (kata Jevian).

[nohyuck] little j (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang