iga puluh

6.3K 569 19
                                    

cw// kissing, kinda 18+

🐶 ♡ 🐻

Keesokan paginya, Vian senantiasa mengikuti Hema kemanapun pemuda itu melangkah. Membuat Hema mulai kesal karena direcoki.

"Vian... bisa tunggu diruang makan gak? Hemanya susah masaknyaaa." Vian menggeleng dan semakin mendusel pada tengkuk Hema yang sedang memasak nasi goreng untuk sarapan mereka.

Hema berdecak dan mematikan kompor. Ia coba lepas pelukan erat pemuda dibelakangnya.

"Jeviannnn lepasss!!"

"Gak mau Hemaa... Vian dinginnn~"

"Ya kalo gitu sana duduk deket penghangat jangan disini!" Vian menggeleng.

"Noo~ enakan peluk Hemaaa~"

Hema menghela napas lelah, di villa hanya ada dia dan Vian. Rangga juga Jemian sedang jogging bersama disekitaran villa.

"Vian tolong lepas dulu sebentar ya? Sampai Hema selesai masak aja deh, oke?"

"Nanti abis Hema masak Vian boleh peluk Hema sepuasnya," lanjut Hema karena tak kunjung dapat balasan dari Vian.

Vian terdiam sebentar. "Yaudah, tapi Hema jangan lama ya?"

"Iya sayang." Vian tersenyum dan mencium pipi Hema sebelum melepas pelukannya.

Hema bernapas lega dan lanjut memasak sedangkan Vian masih berdiri disisinya memperhatikan Hema.

Hema menoleh menatap Vian. "Vian tunggu dimeja makan gih, bentar lagi nasi gorengnya siap."

Vian berkedip menatap Hema setelah itu ia mengangguk dan kembali mencium pipi Hema sebelum beranjak.

Hema hanya bisa menggeleng, sudah terlalu biasa dengan Vian yang suka menciumnya. Pipinya pun saking seringnya dicium bahkan digigit pemuda itu rasanya kian lebar setiap harinya.

Vian duduk dikursi makan dan menunggu Hema. Ia menyangga dagunya dengan kedua tangan dan menatap punggung Hema.

Drrtt.

Vian mengalihkan tatapannya pada ponsel Hema dimeja. Bisa ia lihat topup panggilan dari Rangga.

"Hemaaa~"

"Apaa??"

"Angga nelfon."

"Angga nelfon?"

"Iyaaa~"

"Coba tolong angkatin Vian." Vian mengangguk dan mengangkat panggilan dari Rangga.

"Hallo~"

"Hallo Hem—eh? Ian?"

"Mn, ini Vian. Angga mau apa nelfon Hema?"

"Hemanya mana Ian?"

"Hemanya lagi masak Anggaaa~"

"Ohh..."

"Iyaaa~"

"Oke, kalo gitu bilangin sama Hema masak buat kalian aja ya? Angga sama Jemi mau makan diluar."

Vian mengangguk. "Hemaaa!! Kata Angga masak buat kita aja soalnya Angga sama Jemi mau mam diluar!"

"Oke!"

"Angga kata Hema oke."

Angga terkekeh diseberang telfon. "Oke, kalo gitu Angga tutup ya?"

"Oke, bye-bye Anggaaa~"

"Bye-bye Ian—tut." Vian kembali simpan ponsel Hema dimeja dan duduk tenang menunggu Hema.

Beberapa saat kemudian Hema datang dengan dua piring nasi goreng.

[nohyuck] little j (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang