uapuluh atu

7.5K 732 7
                                    

Setelah memastikan Hema tertidur nyenyak kembali, Jevian keluar dari kamar dan berjalan kearah telfon rumah diatas nakas. Dia harus menghubungi keluarganya.

Ia mulai menekan nomor pada telfon dan menempelkannya pada telinga. Jevian menunggu sebentar hingga terdengar suara serak seseorang diseberang sambungan.

"Hallo?"

"Angga."

"Ian!?"

"Jevian lo dimana!?"

"Di tempat Hema."

"Hah?"

"Jevian yang bener lo dimana? Kami khawatir nyariin lo."

"Gue beneran ada ditempat Hema Ngga, gue udah nemuin Hema."

"Yang bener? Lo sekarang ada di rumah Hema?"

"Bukan."

"Bukan?? Terus dimana?"

"Lo gak perlu tau sekarang gue ada dimana. Yang pasti gue udah nemuin Hema, dan kami aman." Terdengar suara decakan pelan.

"Jevian, lo taukan keluarga Hema lagi nyariin dia? Terus kenapa lo malah gak ngasih tau kalian sekarang ada dimana?"

"Atau jangan-jangan kalian diculik!?"

"Angga, gue sama Hema gak diculik! Gue udah bilang gue aman!"

"Gue pasti bawa Hema pulang. Tapi gak sekarang."

"Gue nelfon lo buat tolong kasih tau keluarga Hema kalo Hema udah ketemu tapi dia masih belum mau pulang buat sekarang. Tapi gue janji dalam dua hari Hema pasti pulang. Juga kasih tau keluarga gue, kalo gue aman. Udah itu aja gue tutup."

"Hah!? Eh I—".

Jevian langsung menutup telfon sepihak dan berbalik akan kembali ke kamar, namun ia dikejutkan oleh paman Hema yang berdiri dibelakangnya.

"Ha—hai om?" Ia melambai kaku.

Paman Hema mendengus geli melihat ekspresi pemuda didepannya. "Ikut saya," katanya sambil berbalik mendahului Jevian kearah ruang makan.

Jevian meringis dan mengikuti langkah pamannya Hema.

.

"Duduk." Jevian langsung duduk dikursi berhadapan dengan pamannya Hema.

Paman Hema menatap Jevian menyelidik sedangkan yang ditatap hanya bisa menelan ludah gugup saat obsidian hitam milik paman Hema menatapnya sudah seperti akan mengeluarkan laser dan melubangi kepalanya.

"Pft— kamu kenapa tegang amet?"

"Tenang saya gak akan hajar kamu karena udah bohongin keponakan saya," lanjut baba mulai memakan makanannya.

"Tapi. Kalo sampai kamu nyakitin keponakan saya, siap-siap aja masuk liang lahat." Akhir baba santai tapi sambil melirik Jevian tajam.

Jevian kembali menelan ludah sedangkan pria dewasa didepannya terkekeh.

"Bercandaaa~"

[nohyuck] little j (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang