lan

10.6K 1.2K 5
                                    

"Jevian?"

Jevian membeku mendengar suara seorang perempuan dibelakangnya sedangkan Hema melangkah mundur saat sadar wajah ia dan Jevian yang terlalu dekat.

Perempuan itu mendekat kearah Jevian yang masih berdiri membelakanginya.

"Jevian?"

"Lo Jeviankan?" Perempuan itu mencoba menyentuh Vian tapi ditepis oleh empunya.

Hema yang melihat itu segera berseru, "Vian gak boleh kasar ke cewek!"

Vian diam sedangkan perempuan yang tadi tangannya ditepis kasar oleh Vian melihat tangannya dan selanjutnya menyeringai menatap Hema.

"Oh?"

"Ini caregiver baru lo?"

"Si kelinci sama rubah jal*ng lo kemana?"

"ANGGA BUKAN JAL*NG!" Vian berbalik dan menatap perempuan itu tajam dengan manik mulai berkaca.

"Jaga omongan kamu! Angga sahabat Vian!" Ia berseru tajam dengan suara bergetar.

Perempuan itu terkekeh sinis melihat wajah pemuda didepannya.

Hema yang tak mengerti situasinya coba menggenggam tangan Vian yang bergetar.

"Vian?" Vian menoleh pada Hema yang menatapnya khawatir. Ia menggigit bibir.

"Oh... hahaha. Gue ngerti sekarang."

Perempuan itu tertawa kecil dan mengangguk.

"Jadi lo beneran jadi homo ya?"

"Najis, makin gak berguna aja ya lo hidup?"

Hema menatap perempuan itu tajam. Ia maju satu langkah dan berdiri didepan Vian.

"Lo siapa hah?"

"Ada hak apa lo ngomong gitu ke Vian?!"

Hema membalas dan menatap perempuan itu makin tajam.

"Lo tanya siapa gue?" Ia terkekeh.

"Gue arin."

Arin?

Hema baru saja akan kembali membuka suara bila saja genggaman ditangannya tidak semakin erat dan tangan orang digenggamannya tak semakin bergetar.

"Pulang... Hema pulang... " Vian mencicit lirih buat Hema berbalik dan melihat Vian yang sudah kacau; mata memerah menahan tangis, wajah pucat, bibir yang lecet karena terus digigit dan tubuhnya yang semakin bergetar.

Ia kembali berbalik menatap perempuan yang mengaku bernama arin tadi ternyata sudah hilang pergi entah kemana.

"Hema..."

Hema kembali fokus pada Vian dan mengusap lembut pipi Vian yang pucat.

"Ayo pulang..."

Dengan itu mereka pulang dengan Hema yang menyetir.

Diperjalanan Vian diam dan menatap keluar jendela dipelukannya ada satu boneka guling icebear yang ia peluk erat, tubuhnya masih sedikit bergetar dan terdengar suara isakan kecil walau Hema yakin mati-matian pemuda itu menahannya.

Hema menghela nafas kecil dan fokus mengemudi.

Sesampainya dirumah Vian.

Vian langsung berlari masuk kerumah menaiki tangga dengan tergesa kekamar nya.

Orang rumah yang kebetulan sedang ada dirumah semua menatap kaget Vian, mereka dengan tergesa ikut naik dan mengedor pintu Vian yang tertutup rapat.

[nohyuck] little j (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang