😡

3.1K 99 4
                                    

"ENGGAK, GAK BOLEH" suara ningsih meninggi
"Ayah wes gendeng tah yok opo?" (Ayah sudah gila atau gimana sih)
"aku karo jiooo iku jek tas kawin malah ayah ngongkon jio buat melaut" (aku sama jio itu baru menikah yah, tapi ayah malah nyuruh jio buat melaut)ucap ningsih jutek kepada ayahnya.

Ningsih langsung marah besar ketika ayahnya memberitahu bahwa aku akan di tugaskan untuk  menjadi kapten sekaligus pengawas untuk kapal baru ayahnya sehingga aku juga di haruskan ikut berlayar.

"tapi ning, jio wes setuju dan iki kesempatan jio belajar dari bawah untuk nanti bisa ngelanjut no usaha ayah ambek awak mu ning" ( tapi ning, jio sudah setuju serta ini bisa jadi kesempatan jio untuk belajar dari bawah , biar suatu saat nanti suami kamu bisa melanjutkan usaha ayah sama kamu ningsih) nucap ayah menjelaskan

"kalau ayah pingin jio belajar yoh suruh kerjo nang bagian administrasi ae kan isok seh yah, gak usah iku atek melaut-melautan" (kalau ayah ingin jio belajar untuk kerja, kan bisa di tempatkan di bagian administrasi yah, gak perlu sampai harus ikut melaut) ucap ningsih masih jutek.

"mbok pikir usaha ayah iki mek ngurusi administrasi. Usaha nalayan dengan kapasitas gede koyo usaha bapak iki kalo jio cuma ngurusi adminstrasi tok, jio gak isok nerusno usaha ayah ning"(kamu pikir usaha ayah ini cuma ngurusin masalah administrasi aja?, usaha nelayan dengan kapasitas sebesar ini kalau jio cuma ngurusin administrai saja suami mu tidak akan bisa melanjutkan usah ayah asal kamu tahu)

"ngurusin masalah kapal terus ngurusin kalo ada kecelakaan kerja. Terus jio harus bisa komunikasi sama pekerja kapal yang wataknya keras-keras kamu pikir ayah nempatin jio di administrasi dia bisa berkembang?" ucap bapak menjelaskan ke ningsih.

Terlihat ningsih terdiam memikirkan perkataan ayahnya tapi masih dengan muka muram di wajahnya.

" hmm iya ning lagian aku juga tidak keberatan dan aku malah senang bisa belajar untuk mengurus usaha ayah. Dari pada aku di rumah saja dan tidak melakukan apa-apa. Di tambah aku sudah menjadi kepala keluarga dalam pernikahan kita." ucap ku meyakinkan ningsih untuk mengizinkan ku melaut.

" tapi... "ucap ningsih
" aku akan baik-baik saja tenang saja. Ayah bilang dia akan memilihkan ku para pekerja kapal yang terbaik yang ia punya untuk membantuku melaut nanti" ucap ku meyakinkan ningsih

"hmmm" akhirnya ningsih menerima keputusan ini.

Hari ini benar-benar panjang di mulai dengan perbuatan cabul mang dayat hingga mendapatkan restu dari istri ku untuk aku melaut.

Keesokan harinya ayah mertua ku membangunkan ku yang terlelap.
"ji... Ji oooo bangun jii... Jii" terdengar suarnya yang berat tapi juga lembut.
"hmm" ucap ku mencoba mengumpulkan kesadaranku dan perlahan ku buka mataku namun aku sangat terkejut melihat ayah mertua ku hanya berbalutkan handuk tipis memamerkan tubuh kekarnya dan kulihat kontolnya tercetak dengan jelas karena kontol ayah lumayan besar mencetak di balik handuk yang menutupinya.

Kesadaranku pun langsung terkumpul sepenuhnya namun aku hanya dapat terdiam dan terlena memandangi keindahan tubuh kekar ayah mertua ku.

Melihat ku yang hanya melamun menatapnya ayah mertua ku mungkin berfikir aku masih mengumpulkan nyawah ku yang belum sepenuhnya tersadar dari tidur ku.

"ayooo jii, kok malah ngelamun. Ayo ndang mandi hari ini ayah mau kasih lihat kapal mu sama pekerja-pekerja kapal mu." ucap nya tersenyum manis sambil mengelus-elus kepala ku.

"ii iyaaa yah" ucap ku yang mulai tersadar dari lamunan ku
"yah udah ndang mandi ayah tunggu di bawah" ucap ayah sembari meninggalkan kamar ku.

Aku pun bergegas bangun dari kasur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri ketika aku selesai aku pun turun untuk menemui ayah mertua ku yang katanya akan menunggu ku di bawah namun tak ku lihat keberdaannya malah yang kulihat hanya ada mang dayat yang sedang membersihkan ruang tamu.

PULAU SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang