1.2K 56 3
                                    

DAMAR POV
"menantu bangsat aaaaahhh aahhhh enak hah? suka kau jio tak sodomi karo kontol ku? Ahhh anjing" rancau ku.

"yah ayah" suara seseorang memanggilku sambil mengetok pintu kamar ku.
Mendengar suaranya yang datang tiba-tiba memanggil ku menyadarkan kegiatan onani ku. Aku pun segera bangkit dan menyambar sarung untuk ku pakai menutupi tubuh telanjang ku.

Setelah sarung sudah ku pakai seadanya karena terburu-buru sambil melangkah membuka pintu kamar ku, ku lihat menantu ku berdiri terlihat cemas di wajah tampannya yang ternyata dia mengkhawatirkan keadaan ku, dia mengira terjadi sesuatu kepada ku karena aku tidak kembali ke kapal yang padahal alasan ku tidak kembali ke kapal karena saat berduaan dengan jio di kapal harsat ku tiba-tiba naik dan tidak bisa ku bendung hingga akhirnya aku memutuskan pulang dan masturbasi membayangkan bercinta dengan menantu ku ini.

Setelah aku bilang bahwa aku baik-baik saja akhirnya jiopun pamit meninggalkan ku kembali ke kamarnya. Aku pun masuk kembali ke kamar ku dan melihat diri ku di cermin, dan menarik nafas panjang melohat penampilan ku yang hanya menggunakan sarung dengan tubuh penuh keringat dan kontol besar ku yang terlihat menggunung di balik sarung.

Akupun akhirnya memutuskan mandi dan tidak meneruskan kegiatan masturbasi ku karena sebenarnya aku sudah 4 kali mencapai klimaks sebelumnya. Nafsu ku memang besar aku bisa ejakulasi sampai 7 kali jika aku benar-benar sangat terangsang saat masturbasi karena onani tidak senikmat bersetubuh yang sebenarnya.

Selesai mandi dan memakai pakaian ku aku keluar karena perut ku merasa kelaparan ku lihat di meja makan sudah tersedia makanan yang dayat siapkan.

"yat jio sama ningsih mana" tanya ku pada dayat.
"di kamar gan, mau saya panggilkan" tawar mang dayat
"gak usah, ben aku ae, awak mu terus no kerjoan mu ae" ucap ku

"nduk..." ucap ku sambil mengetuk pintu yang langsung di buka oleh ningsih
"jio mana nduk? Ayo makan malem bareng-bareng" ucap ku
"jio jek ados yah" jawab ningsih namun tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan kulihat jio keluar bertelanjang dada hanya terbalut handuk yang melingkar di pinggangnya memamerkan tubuhnya yang putih mulus dan padat berisi dengan air mandi yang belum ia keringkan di tubuhnya.

"yah." panggil ningsih menyadarkan ku.
"oh ehm yah wes. Ayah tunggu nang mejo makan" ucap ku gelagapan setelah tersadar melihat pemandangan erotis dari menantu ku sendiri.

Akupun kembali ke meja makan dan duduk menanti anak serta menantu ku. Selang beberapa saat ningsih dan jio datang ke meja makan dan kami pun makan malam bersama.

Setelah makan aku mengeluarkan amplop berisika uang 10 juta yang ku berikan kepada jio untuk pegang-pegangan ketika di melaut besok.
"kok jio ayah kasih uang sih" tanya ningsih ketus
"yah buat pegangan jio, kalo ada apa-apa di luar kendali ning, kan jio ra nduwe duwek gae pegangan" ucap ku menjelaskan
"jio awak kamu yah make uang itu buat yang aneh" hardik ningsih kepada jio, namun jio terlihat bingung dengan percakapan kubdengan ningsih.

"maksudnya apa sih" tanya jio
"uwes toh nduk ojok mikir seng aneh-aneh,iki duwek gae oprasional kapal gawe kebutuhan mendadak" ucap ku, aku paham ningsih khawatir karena memang pelaut suka main perempuan jika mereka belabuh ke pelabuahan pengulakan untuk menjual hasil tangkapan mereka.

Namun Ningsih masih terlihat kesal di wajahnya, setelah itu kamipun pergi ke kamar kami masing-masing dan tidur karena besok subuh jio sudah harus pergi berangkat melaut.

Jam 3 subuh alarm ku berbunyi. Aku bergegas bangun dan mengambil jaket ku dan keluar kamar menuju kamar ningih dan jio namun ketika sampai di ruang tamu ku lihat jio dan ningsih sudah berada di sana dan jio sudah terlihat rapi dengan membawa tas besar.

"wes siap ji?" tanya ku
"sudah yah" jawabnya

"ya wes ayo budal" ucap ku sambil melangkah keluar rumah dan memghidupkan motor ku.
Kulihat jio berpamitan dengan ningsih yang hanya mengantar keberangkatan suaminya yang akan melaut mencari rezeki.

Setelah jio naik aku pun bergegas melajukan motor ku menuju pelabuhan kulajukan motor ku dengan kecepatan sedang dan kurasakan jio memeluk tubuh ku dengan erat setelah kami keluar area rumah ku hingga membuat Jantung ku berdetak dengan cepat tak karuan selama perjalanan.

Setelah sampai ke kantor ku aku langsung mengambil berkas yang harus jio bawa dan akupun mejelaskan kegunaan dari berkas-berkas tersebut sambil kami jalan menuju kapal. Di depan kapal sudah ada awak kapal jio yang menunggu kedatangan jio.

"jadi ji iki berkas e di isi pengeluaran sam pendapatan berapa di sini, gimana jelas gak?" tanya ku memastikan sekali lagi
"jelas yah" ucap jio, sesaat mata kamipun bertemu hingga akhirnya tubuh ku sudah tidak dapat ku kendalikan. Aku langsung memeluk tubuh jio erat dalam dekapan ku, memeluknya tubuhnya yang terbalut jaket memberinya kehangatan lebih.

"eghemmm..." suara yang menyadarkan ku.
"hati-hati yah ji" ucap ku
"iya yah" ucap jio sambil berjalan masuk menuju kapal
"mari gan" ucap awak kapal
"pak eko titip jio yah pak" ucap ku pada pak eko.
"enggeh gan tenang ae" ucap pak eko

Aku berdiri diam di sana, sendirian sampai kapal itu pergi berlayar meninggalkan pelabuhan hingga tak terlihat lagi di ujung mata ku seperti di telan samudra.

JIOH POV
Udara pagi yang dingin menemani keberangkatan ku berlayar ku lihat ayah mertua ku di tepi pelabuhan menatap keberangkatan hingga pelabuhan hapir tidak terlihat sosok ayah mertua ku masih berdiri disana.

"den jio"pangil pak eko menyuruh ku berkumpul dengan yang lain.
Pak eko pun menjelaskan kegiatan serta tujuan kami serta pembagian tugas untuk saat ini dan menyuruh ku untuk istirahat terlebih dahulu, namun aku memberi saran bahwa aku saja yang bertugas mengemudikan kapal pertama karena aku juga tidak ingin tidur dan destinasi tujan kami juga masih jauh.

"bapak-bapakan nanti abis sampek titip penangkapan ikan harus kerja nangkep ikan, udah mending bapak-bapak istirahat aja biar jio aja yang jaga kemufi kapal" ucap ku.

Mereka terlihat ragu namun karena aku memaksa akhirnya kami pun sepakat. Bapak - bapak masuk kedalam kapal menuju kamar mereka dan beristirahat.

Aku pun menjalan kan kemudi kapal menuju titik tujuan sesuai gps yang tersedia di kapal. Cuaca ku lihat bagus dan air laut pun terlihat tenang dengan arus ombak kecil menemani pelayaran pertama ku sebagai nelayan.

Bersambung......
PS. Met weekend.

PULAU SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang