5. Revealed

520 73 6
                                    

Long update Typo alert

Sore itu Chika datang lebih awal dari waktu yang ditentukan, ia memilih sudut cafe sebagai tempatnya untuk duduk, selain tidak terlalu mencolok juga dia bisa dengan mudah memperhatikan suasana ataupun aktivitas di dalam cafe sembari menunggu kedatangan Fiony. Namun hampir dua jam dia duduk dan belum memesan apa-apa, seseorang yang menjadi harapannya juga tak kunjung menampakan diri. Chika menghembuskan napas kasar, haruskah dia benar-benar berhenti berharap sekarang?, berharap bertemu sosok gadis yang selalu memenuhi pikiran dan hatinya?, haruskah dia benar-benar melupakannya?.

Chika meragu, dengan semua pertanyaan yang muncul memenuhi benaknya, dia termenung sendiri, mungkin memang benar ia tidak akan pernah bisa bertemu Fiony jika gadis itu saja tidak memiliki keinginan untuk menemuinya, melihatnya, bahkan sebagai sebatas teman. Karna lama-lama tidak ingin menjadi perhatian orang lain disana, Chika memutuskan untuk berdiri dan memesan sesuatu kemudian pulang dengan perasaan yang tak menentu.

.....

Chika berjalan menyusuri lorong sekolah dengan santai pagi harinya, tatapanya sangat datar, bahkan ia tak senyum sedikitpun saat beberapa siswa menyapanya tadi.

"Hai Chik, gimana?" Eve mendatangi Chika dengan wajah senang, dia berpura-pura tidak menyadari guratan kecewa di wajah Chika

"Apanya yang gimana?" tanya Chika yang sudah duduk di bangkunya melepas jacket boomber kemudian menyimpannya di sorok meja.

"ya itu tuh, ketemuannya" 

Chika diam, dia tak ingin menjawabnya, dan segera berlalu dengan rasa kecewa itu. Sama-sekali tak ingin membicarakan soal Fiony begitupun dengan Eve yang sebenarnya juga tak ingin membahas gadis itu, ia terus menunggu sampai Chika benar-benar butuh untuk melupakan Fiony dan berlalu untuk menatap kehadirannya.

seminggu pun berlalu tapi harapan Eve tidak begitu saja terkabul, berbagai cara ia lakukan supaya Chika menoleh padanya, benar-benar melihatnya ada, namun kenyataan selalu berbanding terbalik, Chika terlihat semakin acuh, tak peduli dan tak seramah sebelumnya. Selalu menampilkan wajah datar dan bosan.

"Chik" panggil Eve dengan nada dibuat sangat lembut, namun Chika tak memperdulikan Eve dia mengeluarkan sebuah buku fiksi dan mulai membuka halaman yang sebelumnya dilipat.

"Chik lo masih sedih ya gara-gara Fio nggak dateng?" tanya Eve pada akhirnya.

" Nggak sih biasa aja gue," Jawab Chika acuh

"Chik gue minta maaf," ucap Eve tiba-tiba, membuat Chika menutup bukunya dan kini perhatiannya beralih pada Eve.

"Gue bener-bener minta maaf, gue ngrasa gak enak sama lo Chik"

"Gak enak kenapa?" Chika bersedekap dan menatap Eve heran.

"Gue... udah bohong sama lo"

kini Chika semakin gak ngerti dengan maksud Eve, " Lo bohong apaan emang ke gue?"

"Gue  bohong soal Fio yang gak dateng, sebenernya dia itu pergi sama temen-temen barunya. Serius Chik gue udah bilang sama dia supaya nemuin lo tapi dianya yang nggak mau, lebih tepatnya sih dia gak bisa batalin janjinya ke temen-temennya itu." ujar Eve sejelas-jelasnya, tak lupa raut merasa bersalah ia pasang.

"Oh, yaudah sih kalo gitu, kenapa juga lo ngrasa gak enak, lupain deh soal itu, gue nggak papa " Chika tersenyum, tapi jelas sekali bahwa itu senyum yang terpaksa, ia berusaha untuk menerima kenyataan yang ada meski rasanya kesal kenapa tidak semudah yang dia bayangkan " Lagian mo gimana lagi Eve, nyatanya aku nggak sepenting itu buat Fio, cuman sekedar temen SMP yang naksir sama dia"

...

Panasnya sinar matahari saat siang memang begitu  menyiksa, selain membuat gerah, jalanan pun jadi mengering dan penuh debu. Pada waktu yang samapun kendaraan lewat berlalu lalang membuat suara bising  dan beberapanya meninggalkan asap yang bikin batuk.

Princess sleeping (FIONY CHK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang