21. Sadar!

296 49 8
                                    

Chika gak sabar untuk bisa segera masuk bis, antrean begitu Panjang, beberapa orang berdesak-desakan berlomba-lomba untuk siapa dulu yang masuk. Baginya sekarang menghadapi pagi yang sibuk adalah hal yang biasa untuknya, apalagi jika tidak harus bertemu para pemalak itu, sangat patut disyukuri.

Sejujurnya dia merasa lelah karena harus berlari menghindari para pemalak itu, mereka tak hentinya mengganggu, seakan jika Chika belum dapat mereka jatuhkan harga diri mereka tercoreng besar. Menurutnya selama ini ia sudah berlatih keras untuk memukul, menjatuhkan lawan dari bekal ia berlatih gulat , serta dasar bela diri dulu kala, harusnya itu mampu untuk menumbangkan mereka semua, nyatanya ia selalu dirundung keraguan.

Keraguan itulah yang membuat ia selalu kalah dan berakhir menjadi pengecut. Padahal juga Wee selalu mengatakan padanya untuk tak gentar dan menjadi ragu meski lawanmu lebih besar dan lebih kuat, itu bukan apa-apa jika kamu memiliki strategi.

Karena bertarung tak hanya mengandalkan kekuatan dan teknik namun juga strategi serta keberanian, tetapi itulah yang belum Chika punya sampai detik ini, Sekalipun dirinya yang sekarang kata Zara lebih keren, karena postur tubuhnya yang berotot dan terlihat lebih atletik dari sebelumnya.

Banyak teman-temannya yang mulai meliriknya juga mengidolakannya bahkan adik kelas sekalipun, apalagi jika jam olahraga dan itu basket biasanya dengan tiba-tiba ada yang jadi pemandu sorak untuk Chika.

Dan pihak yang paling beruntung adalah teman-teman sekelas Chika, karena saat berganti pakaian mereka kadang gak sengaja menikmati abs yang ada di perutnya. Sangat diakui pesona miliknya jadi semakin berlipat ganda.

Namun tetap saja Chika adalah Chika yang selalu bersikap cuek, bodoh amat, ia tak pernah membalas atau menggubris mereka, ia adalah orang yang super sibuk. Sekarang kegiatanya pulang sekolah ia harus mengantar dan menjemput Eve kemudian dia pergi ke tempat Wee.

Latihan gulat bersama Wee selesai pukul tujuh dan dia paling baru sampai rumah sekitar jam delapan lalu setelah itu ia hanya punya waktu sedikit untuk beristirahat sebelum ia mengerjakan PR atau belajar sampai tengah malam.

Dengan padatnya kegiatan yang ia punya, Chika akhirnya memiliki hobi baru yang tak pernah berubah yakni membolos di jam terakhir untuk tidur siang di tangga darurat yang juga menghubungkan ke atap sekolah.

Sementara itu teman dekatnya juga terlihat masih sama saja, masih menyebalkan contohnya Zara, lalu orang yang suka menggodanya dengan godaan yang aneh contohnya Dey, dan untuk Marsha ia terlihat biasa sama dirinya sudah tidak terlalu mengidolakannya lagi seperti dulu, Ara si buaya juga tak lagi mengganggu katanya Chika yang sekarang teralu tangguh dan keren membuat dirinya tersaingi.

Terakhir Fiony, dia hanya bisa bertemu dengan gadis itu di kelas atau ketika istirahat siang, ia selalu mendapati Fiony yang menyendiri untuk menggambar atau terkadang dirinya menjadi kesal jika tiba-tiba Zee datang membawa Fiony pergi disaat mereka ada kesempatan untuk bisa makan bersama.

Suasana pagi yang sekarang terlihat berbeda bagi Chika, meski mungkin bis yang ia naiki saat ini adalah bis yang sama seperti yang sebelumnya. Namun pemandangan lama itu sudah tidak ia temui.

Fiony tak lagi naik bis ini, Ia tahu karena selalu mendapati gadis itu turun dari mobil papanya di depan gerbang setiap pagi, lalu pulangnya akan ada Zee yang sudah menunggu di tempat biasanya.

Terlihat juga semakin hari ia semakin bisa bersahabat dengan suasana tawa teman-temannya juga keluh kesah mereka baik itu soal pelajaran ataupun masalah kehidupan anak remaja. Di sudut depan sana ia melihat Ara sedang asyik menggoda gerombolan Angel yang berakhir membuat dirinya dipukuli oleh mereka, kemudian di sudut lainnya ia bisa melihat Meen, Marsha dan Celine si ketua kelas tengah mengobrol ria bisa ia pastikan gerombolan itu membicarakan ujian sekolah yang makin dekat.

Princess sleeping (FIONY CHK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang