22. Berdamai dan melepaskan

269 41 6
                                    


Hari demi hari Fiony jalani dengan baik di tahun kedua ia menjadi seorang siswi SMA, hubungannya dengan teman-temannya berjalan baik terutama dengan Marsha dan Dey ia juga berhasil naik kelas atas usahanya sendiri, sementara Azizi sudah tak pernah menampakkan diri di area kelas sebelas memang sejak awal Azizi dekat karna tugas dari Gito , dan sejak semuanya selesai gadis itu dan Fiony tak lagi dekat. Semuanya berjalan sendiri-sendiri dan tak terasa sekarang sudah menjadi tahun terakhir Fiony di SMA.

"ini gambar apa sayang?" tanya Gracio kepada Fiony sambil menelisik salah satu lembaran kertas di bawah tumpukan buku sketsa miliknya.

Fiony pun menoleh sebentar sebelum dirinya kembali melanjutkan gambarnya yang belum terselesaikan, tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi.

Shani yang tadinya sedang membaca majalah dengan cepat segera berdiri dari kursinya untuk membukakan pintu.

"Itu gambar landscape gurun, Pa" jelas Fiony. "Aku suka gambar-gambar pemandangan, kayak gurun, savana, tapi yang paling aku padang rumput hijau!"

"Kenapa kamu suka sama padang rumput?"

Fiony terdiam sebentar lalu ia mengangkat bahu." Um entahlah Pa, aku cuman sering lihat itu di dalam mimpi dan itu bagus... apalagi kalo dibarengi dengan angin yang sejuk tapi aku tidak bisa menggambar anginnya!" ucapnya.

Shani kembali ketika mereka sedang membicarakan soal beberapa gambar lain yang ada di buku sketsa Fiony. "Fiony, ada Eve di depan," ucapnya, membuat Fiony langsung terkejut.

Ya bagaimana tidak terkejut, pertemuan terakhirnya ketika ia masih di Nads musik dan setelah itu tak pernah lagi baik sengaja atau tidak sengaja mereka bertemu. Ia bertanya-tanya akan keadaan Eve sekarang dalam benaknya, apakah temanya itu baik-baik saja?.

"Sama papanya juga..." sambung Shani sambil mengikuti Fiony ke ruang depan untuk menghampiri Eve.

Eve rupanya masih duduk di kursi roda. Mungkin karena itulah ia juga harus ditemani ke mana-mana oleh Papanya.

Fiony tertegun. Ia tidak tahu bagaimana harus menyapa Eve. Rasanya begitu canggung, meski saat melihatnya Eve tampak tersenyum ramah dan bersahabat.

"Hai Fi...." Sapanya dengan ramah, sedikit melambaikan tangan juga.

"Apa kabar?"

Fiony berusaha tersenyum. "Um baik...." Terlihat aneh karena wajahnya jadi tegang. Untuk apa ya Eve datang ke rumah.

Shani pergi ke dapur untuk membuatkan minuman sementara Gracio ikut bergabung bersama Jinan Eve dan Fiony di sofa.

Jinan juga kelihatan ramah dan senyum selalu menghiasi wajahnya sampai Gracio benar-benar sudah duduk di depanya. "Maaf telah mengganggu sebelumnya Pak..." ucap Jinan memulai.

"Tidak mengganggu kok pak Jinan , jadi ada apa ya pak?" tanya Gracio

"Begini pak, maksud dan tujuan kami datang kemari adalah untuk membeli biola yang dititipkan di Viollin house"

"Biola?" Gracio mengernyit, lalu melirik pada Fiony yang juga terlihat bertanya.

"Iya betul pak Biola, yang di titipkan di Toko Biola. Pemilik toko bilang kalau biola itu tidak pernah diambil sama pemiliknya jadi... kalau saya ingin membelinya saya harus bicara lebih dulu dengan pemiliknya dan Saya enggak menyangka kalau pemiliknya ternyata Mamanya Fiony" jelasnya

Shani yang baru kembali dari dapur ternyata mendengarnya. Ia sempat terkejut, sebelum ia tersenyum menghampiri untuk menaruh minumannya di atas meja.

Biola?" dia bertanya, sambil melirik Gracio. "Biola itu memangnya masih di simpan ya sama Pak Benny? bukannya rusaknya parah sekali?"

Princess sleeping (FIONY CHK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang