Sinar matanya begitu jelas kelihatan. Ketika itu, si pemuda yang bermata perang tua itu berdiri dengan tegak seperti menara yang kukuh sambil menyeluk kedua tangan ke dalam saku celananya.
Belahan vermillion itu sentiasa tertutup rapat. Pandangan matanya pula bertukar kosong bersama wajahnya yang tampak dingin seperti ais.
Hembusan bayu yang lembut pada malam itu membawanya kepada suara nyanyian seorang gadis. Senandung malam yang sungguh gemersik itu membuatkan seluruh bulu romanya kian menegak. Manik-manik peluh pula membasahi segenap ruang dahi sehingga tubuhnya mulai berhomeostasis sehingga suhu tubuhnya menurun.
Seriau benar rasanya. Tidak pernah dalam sejarah hidupnya, dia mendengar suara yang sungguh gemersik semacam ini.
Kalau bukan pontianak, jangan-jangan bunian.
Suara itu semakin bergema di ruangan koridor asrama yang agak sunyi itu. Seakan-akan memanggilnya dalam gelap. Mentang-mentang sahaja tempat itu terletak berdekatan dengan hutan yang tebal.
"Ke marilah kanda, ke marilah kepada dinda,"panggil si pemilik suara misteri itu.
Tanpa berlengah, sang pemuda itu hanya menurut sahaja. Langkah kakinya digerakkan menuju ke arah seorang wanita yang berkebaya batik berwarna putih dan bersanggul siput sedut bersama sekuntum bunga raya merah yang tersemat pada rambutnya. Senyumannya sangat lebar dan matanya begitu bundar meskipun wajahnya tampak anggun sekali pada malam itu.
Baru sahaja dia mendekati wanita itu, namanya dijerit.
"BAEKHYUN!"jerit lelaki yang bertelinga besar dan bertubuh tinggi lampai itu.
Sang pemuda yang diberi nama Baekhyun itu segera menoleh dengan ekspresi wajah yang terkejut sekali. Chanyeol yang baru sahaja selesai dengan urusan membuang hajatnya di tandas terus berlari sehingga nafasnya semput.
"Hah...apa...kau...buat dekat sini?"soal Chanyeol sambil menunduk memegang tulang patellanya.
"Aku ada nampak sorang perempuan kat sini-"baru sahaja Baekhyun hendak menoleh, kelibat perempuan berkebaya putih itu sudah hilang.
Membulat mata Baekhyun dibuatnya.
"Apakah..."gumam Baekhyun dengan mulut yang ternganga.
"Sudah, sudah. Kau demam ni,"kata Chanyeol lalu menyentuh dahi Baekhyun untuk memeriksa suhu badannya.
"Nasib baik tak panas,"kata Chanyeol sambil membawa sahabatnya masuk ke bilik mereka semula.
Fikiran Baekhyun masih menerawang tentang suara nyanyian yang sangat gemersik dan kelibat wanita yang sangat anggun itu. Ah, boleh gila dibuatnya!
Dinda akan sentiasa menunggu kanda di alam sana.
YOU ARE READING
oneshots <3
Fanfiction[First Book:Malay Ver.] Just some oneshots because I'm bored. Some are fluffy, some are too romantic, some are a little bit mature and some are too funny as heck. EXO imagines ❤ Fluff and Romance.Hope you guys like it! ❤ (discontinued)