14 : Punish🔞

36K 1.3K 149
                                    

Alo.. ga tau ini cerita ada yang tunggu atau engga, ini cerita pertama aku dalam dunia oren jadi maklum prik wkwkwkwk eh tapi semua cerita ku prik sih, kadang kalo aku baca sendiri suka mikir "ini aku nulis apa sih?"😫

______________

"Turun" perintah Mark yang terdengar dingin membuat Haechan kembali tersadar, ia masih setia memeluk erat tubuh Mark dari belakang. Haechan mengerjapkan matanya lalu menatap sekeliling, terlihat asing.

"Egh" Haechan turun dari motor sambil memegang kepalanya yang masih terbungkus helm, ia pening bukan main di bonceng oleh Mark, Mark membonceng nya seperti orang kesetanan.

Setelah berhasil berdiri di antara kaki nya yang masih gemetar pasca tragedi bonceng maut tadi, Haechan mengedarkan matanya pada tempat asing ini, Mark sendiri sudah ikut turun dan melepas helmnya.

"Mark, maaf aku memang mabuk gara-gara kamu bonceng tapi aku masih sadar kalau kita tidak di SW, kita dimana?" Haechan menatap Mark bingung, Mark hanya diam tanpa menghiraukan tatapan penuh tanya managernya itu dan dia meraih helm di kepala Haechan untuk dilepas tidak lupa wajahnya masih setia dengan ekspresi dingin.

Setelah melepas helm Haechan, Mark lalu menarik tangan Haechan untuk masuk tanpa menjawab pertanyaan Haechan.

"Mark kita dimana? Bukannya kamu bilang kita ada pertemuan dengan produser untuk membahas project solo mu?" Beruntun pertanyaan Haechan yang ia lontarkan pada Mark tetapi pria itu enggan menjawab dan hanya terus menarik tangan Haechan sedikit kasar agar mengikuti nya.

"Mark?" Haechan menghentakkan tangannya agar terlepas dari genggaman Mark dan itu berhasil. Mereka sudah memasuki lift entah mau kemana.

"Diam atau hukuman mu tambah parah" tohok Mark lalu kembali menarik tangan Haechan setelah pintu lift terbuka.

'Hukuman?' Haechan tidak habis pikir kesalahan apa yang telah ia perbuat, seingat Haechan ia tidak pernah membocorkan apapun yang ia liat di ruang latihan itu bahkan kepada Johnny sekalipun. Haechan hanya pasrah tangannya terus di tarik tergesa entah mau di bawa kemana, kali ini Haechan harus jadi penurut agar terhindar dari masalah.

Semoga.

"Masuk" perintah Mark setelah pintu ruangan itu terbuka, Haechan melangkah pelan memasuki ruangan itu yang terlihat seperti kamar, oke kamar? "Dorm?" Haechan berbalik ke Mark yang sudah menutup pintu.

Oke, Haechan sudah tahu perihal dorm untuk para idol, tapi kenapa harus di bawa kesini bukannya ada pertemuan di kantor SW.

"Kita di dorm kamu?" Mata Haechan terus mengikuti pergerakan Mark yang melangkah melewati nya lalu duduk di kasur sementara Haechan masih berdiri tidak jauh dari tempat Mark duduk.

"Ayolah Mark, kamu menjemputku bukan untuk bersenang-senang di dorm mu"

"Memang itu niat ku" Mark kini sudah kembali berdiri dan melangkah mendekati Haechan, Haechan terbungkam dan refleks kaki nya melangkah mundur untuk menghindari Mark tapi langkah nya kalah cepat oleh Mark yang kini sudah berada tepat di depannya, sangat dekat, bahkan aroma maskulin nya sudah menyeruak masuk ke indera penciuman Haechan.

Haechan masih mematung, ia sibuk mencerna kembali ucapannya tadi 'ucapan yang mana yang menjadi niat Mark? Aduh.. gue salah ngomong nih' panik Haechan dalam diam.

Mark semakin mendekat kan tubuhnya merapat ke Haechan yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri sehingga Haechan tidak menyadari pergerakan Mark.

"Hah?" Haechan tersentak merasakan herpaan nafas yang hangat di ceruk lehernya, jantung nya serasa turun ke dengkul, bisa-bisanya ia melamun dalam kondisi seperti ini.

MANAGER || MARKHYUCK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang