Sebuah Permulaan

398 4 0
                                    

Makan malam berlangsung dengan hening, tanpa diselingi dengan canda dan tawa seperti malam-malam sebelumnya. Yang terdengar hanya denting sendok garpu yang bersahut-sahutan. Mike duduk disamping Clara dan Citra duduk disamping Ciello. Walau mereka berempat duduk berseberang-seberangan, namun tetap saja, makan malam mereka terlihat begitu sunyi.

Berulangkali Mike menatap sayang kearah Citra yang duduk tepat diseberangnya. Melirik mesra kearah Clara yang duduk di samping kanannya, dan tersenyum simpul ke Ciello yang duduk diseberang Clara. Tak pernah sedikitpun ia lupa untuk mengucap syukur, telah mendapatkan keluarga yang begitu ia sayangi. Istri yang cantik dan seksi, putri yang imut dan semok, serta putranya yang gagah dan tampan.

"Jadi Ciello... Gimana kuliahmu...?" Tanya Mike keputranya, berusaha mencairkan kedinginan suasana makan malam, "Apa ada yang special...?"
"Hmmm apa ya...? Palingan... Minggu depan... Ciello bakal ada acara pengkaderan Paaa..." Jawab putra pertama Mike dengan wajah penuh antusias, "Jadi mumpung kita berempat masih bisa berkomunikasi dengan lancar, Ciello minta ijin aja deh buat berangkat kesana..."
"Pengkaderan....?"
"Iya Paaa...  Ospek...."
"Hmmm.... Pengkaderan dimana....?"
"Di Gunung Semprot Paa....."
"Gunung Semprot...?" Tanya Citra tiba-tiba membuka suaranya, "Itu kan untuk tempat mahasiswa baru sering mendapat siksaan dari kakak kelasnya itu khan...?" Tambahnya dengan nada khawatir.
"Iya Maa... Emang kenapa...?"Sahut Ciello
"Mama khawatir aja...."
"Hmmm... Selama kamu bisa menjaga diri... Pasti semua bakal baik-baik saja... Bukan begitu Sayang..." Sahut Mike yang tetap mencoba berkomunikasi dengan istrinya.

"Mendingan kamu nggak usah berangkat deh Sayang...." Cuek Citra tanpa menghiraukan kalimat suaminya, "Mama nggak mau kamu kenapa-napa...."
"Ahhh.... Mama... Jaman sekarang khan kalo ospek nggak nyeremin seperti dulu...."
"Ya pokoknya Mama nggak setuju aja kamu ikutan pengkaderan kesana..."
"Yaah.. Mama... Kalo misal Ciello nggak ikutan berangkat kesana. Ciello bakalan dimusuhin ama teman satu angkatan Maaa..." Ucap Ciello berusaha memberik analasan
"Ya mending dimusuhin dari pada kamu celak adisana..." Jawab Citra bersikeras.
"Aaaahh.. Ciello nggak bakalan kenapa-napaMaa... "
"Iya Sayang... Kamu tenang aja... Ntar aku minta orang dari kantor buat ngejagain Ciello disana... Jadi kalo ada apa-apa ntar bisa langsung diatasi..." Ucap Mike berusaha memberikan solusi sembari mencoba meraih tangan istrinya. Namun belum juga tangan Mike berhasil menggapai tangan Citra, ibu dua anak itu buru-buru menghindar. Membuat suasana kembali kikuk.

"Kamu kenal dengan si Kardi khan....?"
"Mang Kardi yang sering bawain pisang kerumah...? Kenal Paaa...."
"Yaudah ntar Papa suruh dia ngejagain kamu disana..."
"Aseeeekkk.... Kalo begitu... Berarti boleh ya Maa... Ciello berangkat ke Gunung Semprot buat ikutan pengkaderan...?" Tanya Ciello penuh antusias.

Tak menjawab, Citra hanya menganggukkan kepalanya.

"Beneran Maa...? Waaahhh.. Makasihya Mama Sayang..." Girang Ciello sambi lmemeluk tubuh Citra dari samping
"Hhhhhh... Aduh-aduuh... Tetek Mama Sakit Sayang kalo kamu peluk seperti ini..." Rintih Citra sambil meringis kesakitan karena payudaranya terjepit tangan putranya.
"Eehh... Iyaya Maa...? Maaf... Hehehe..." Celetuk Ciello pura-pura tak tahu tanpa mengalihkan pelukan tangannya dari payudara Citra.
"Lagian... Mama heran deh... Apa coba enaknya pengkaderan...? Sampe-sampe anak Mama yang paling cakep ini pengen banget kesana...?" Tanya Citra yang tak menghiraukan lengan Ciello masih bertengger didepan payudaranya.
"Yaenaklah Maaa... Disana bisaa.... Hmmmm... Enaklah pokoknya...." Jawab Ciello tanpa bisa menjawab detail pertanyaan ibunya.
"Kalo ama Mama enak mana Sayang...? Sampe mau-maunya ninggalin Mama...?"
"Ya enak bareng Mamalaahh..." Jawab Ciello sambil tersenyum penuh arti kearah gundukan payudara tanpa beha milik Citra yang masih tergencet oleh tangannya.
"Beneran enak Mama...?" tanya Citra memastikan, "Kalo enakan Mama... Kok Mama ditinggalin sih...?"
"Ya kalo Mama mau ikut juga boleh kok... Biar kita bisa enak-enakan disana..." Jawab Ciello yang kemudian memeluk Citra sambil menggoyang-goyangkan tubuh ibunya.

Kisah Keluarga Cemara BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang