Terang - Terangan

633 2 0
                                    

TEEEEEETTTTTT… TEEEEEETTTTTT… TEEEEEETTTTTT… TEEEEEETTTTTT…
Suara alarm dengan nada dering sirine darurat kapal selam terdengar begitu nyaring di telinga. Membuat tidur siapa saja yang mendengarnya, langsung membuka mata dan segera terjaga.
TEEEEEETTTTTT… TEEEEEETTTTTT… TEEEEEETTTTTT… TEEEEEETTTTTT…

KLIK.
Ditekannya tombol off di handphone pintarnya dan seketika suara alarm itupun berhenti.

“Hoooaaahhhmmm… “ Geliat Mike terbangun dari tidur paginya. Ia merentangkan badannya sejenak guna melemaskan otot-otot tubuhnya yang terasa begitu tegang. Terlebih karena proses penyembuhan lukanya yang terasa begitu lama, membuat otot tubuhnya makin terasa kaku.

Jarum jam menunjukkan pukul 06:00 pagi. Dan sinar matahari masih malas terlihat. Walau tirai jendela sudah terbuka lebar, namun kondisi sekelilingnya masih temaram.
“Uuuuuhhhhhh… “ Rasa nyeri luka di perut Mike seketika muncul dipermukaan ketika ia hendak beranjak dari tempat tidurnya. Walaupun luka tusuk itu sudah perlahan pulih, namun rasa ngilunya masih sedikit terasa.

Menusuk dan menyayat setiap gerakan tubuh Mike.
“Luka sialan….” Erang Mike mengusap perut kekarnya dan sedikit memijat-mijat guna sekedar meredakan rasa sakit di lukanya. Sembari mengusap, Mike menatap langit-langit. Mengingat beberapa kejadian seru yang ia alami dengan wanita-wanita yang ada disekitarnya beberapa saat lalu.

“Sayang…?” Panggil Mike menyisir keseluruh penjuru kamar. Mencari sosok istri tercintanya.
“Deekkk….? Dek Citraa…..? Kamu dimana…?”
Lagi-lagi, tak ada jawaban.

Sejenak, dalam kesunyian pagi, Mike mendengar sesuatu.
Sayup-sayup suara desahan wanita yang sedikit membuat penasaran di telinga.

“Apa itu suara lenguhan Citra…?” Kata Mike yang segera saja membuka pintu lalu bergegas kearah datangnya suara, “Sepertinya dari arah belakang….” Sambung Mike mengikuti arah suara itu.

Dalam sekelebatan pemikiran, Mike teringat akan kejadian kentang kemarin pagi. Serta alasan kenapa ia menyetel alarm lebih pagi daripada biasanya.

“Kucelnya Citra… Seperti baru saja melakukan olahraga lari keliling komplek….”
“Keputihan Citra… Yang lendirnya terlihat merayap ke paha dan menetes di lantai….”
“Longgarnya celah vagina Citra…. Walau sudah ratusan kali ia setubuhi, namun Mike belom pernah merasa selonggar itu….”

“Jangan-jangan…. Ada sesuatu yang disembunyikan Citra dariku…” Batin Mike meladeni kilasan-kilasan pikiran mesum yang bermunculan diotak Mike.
“Jangan-jangan… Citra dan Ciello… Sudah melangkah terlalu jauh…”

Seketika, darah emosinya meluap. Ia begitu marah, sekaligus dendam kepada istri dan putra kandungnya.
Namun tak lama kemudian, deburan darah birahi menyusul muncul, mengisi batang besar yang tumbuh di selangkangannya.

“Aaahhh… Orang mau murka… Malah ngaceng….” Erang Mike yang mau tak mau mengusap area selangkangannya yang semakin menggembung besar.
“GILAA… Ada apa sih dengan diriku ini…????” Raung Mike yang perlu jawaban segera, sembari melangkahkan kakinya keluar kamar.

Sambil berjingkat, lelaki kekar itu mengendap melewati ruang tengah. Berjalan terus menuju arah suara dan desahan pagi itu.
“Sepertinya dari arah dapur…” Tebak Mike yakin, sambil bergerak cepat kesana ,”Sepertinya selalu dari situ suara-suara desahan pagi itu berasal….”

Dan setibanya di dapur, Mike melihat hal yang membuatnya begitu terpukul.
Amat sangat terpukul.

Seketika, Mike merasa terpana.

Kepala Mike yang baru saja terbangun dari tidurnya mendadak pusing. Tubuhnya limbung, kehilangan keseimbangan. Kedua kakinya melunglai dan tak mampu menopang berat badannya. Langsung, merosot jatuh kelantai. Otot-ototnya melemas dengan jantung yang berdegup begitu cepat.

Kisah Keluarga Cemara BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang