Wow... MILF...

614 11 0
                                    

"Met pagi Tante......  " Seru Dylan, Johan dan Nando hampir bersamaan. Ketiganya adalah teman dekat Ciello. Teman main, teman belajar, dan teman kenakalan dalam segala hal.
"Eeeh... Iya... Pagi..." Jawab Citra kaget, karena sama sekali tak mengira jika bakal ada yang bertamu dihari yang masih pagi ini. Terlebih saat itu ia hanya mengenakan daster tidur tipis berwarna biru tua, yang terlihat begitu kontras dengan kulit tubuhnya. Buru-buru Citra menyudahi acara berkebunnya dan membasuh tangannya dengan air bersih,

"Ciellonya ada Tant....? CUUUP....." Tanya Dylan yang kemudian turun dari sepedanya dan mengamit tangan Citra. Lalu dengan lembut, ia menciumnya tangan ibu muda itu sembari terus menatap tubuh indah Citra dari ujung kaki hingga ujung rambut.
"Eh.. Iya... Kami mau ngajak sepedahan Tant.... CUPPP.... " Tambah Johan yang juga melakukan hal serupa dengan Dylan, ikut mencium tangan tubuh Citra sembari melirik kearah payudara ibu temannya itu lekat-lekat.
"Mumpung libur panjang Tant....CUUUPPP....." Ucap Nando juga yang ikut-ikutan menikmati sajian tubuh seksi Citra.

"Ooo... Sepedahan...  Iya... Ciellonya ada kok... Cuman kayaknya... Jam segini Ciellonya masih ngorok.." Jawab Citra yang cuek menerima tatapan penasaran ketiga teman anaknya, "Bentar ya Tante panggilin... Kalian duduk dulu gih...."
"Eh iya Tante.... " Jawab Dylan, Johan dan Nando berbarengan, sembari menatap goyangan pantat bulat Citra ketika berjalan mendahului mereka.

"Maaa... ?" Panggil Clara dari arah belakang, keluar dari arah ruang tamu, "Mamaaa....?"
"Ya Sayaaang.....?" Jawab Citra berjalan dari arah taman.
"Clara mau berangkat sekolah nih... " Seru Clara sambil menjejalkan setangkup roti lapis ke mulutnya dengan tangan kanan, semetara tangan kirinya menenteng sepatu sekolah dan melemparkan keras ke lantai teras.
"Eh kamu udah mau berangkat aja sayang...?"

HAEM...
Jawab Clara sambil menganggukkan kepalanya, berusaha mengunyah roti lapisnya cepat-cepat.

"Iya Mah... Clara lagi ada praktikum pagi... " Jawab putri Citra itu sembari terus melahap roti lapisnya bulat bulat, membuat pipinya terlihat menggembung penuh.

"Eh iya Sayang... Sebelum berangkat... . Tolong dong sekalian kamu bangunin kakakmu..." Pinta Citra.
"Yah Mama... Clara udah telat nih... " Tolak Clara, "Keburu angkot langganan Clara lewat... " Tambah gadis manis itu sembari menggeser kursi kecil di teras dan segera menghemlaskan pantat bulat keatasnya. Dengan cuek, gadis manis itu menaikkan satu kakinya ke dudukan kursi guna mengenakan kaos kakinya
"Bentar aja Sayang...." pinta Citra.
"Yaaaah... Mama aja deeh.." golak Clara sambil terus memasukkan jemari mungil kakinya kedalam kaos kaki.

Melihat Clara sedang mengenakan kaos kaki, ketiga teman Ciello buru-buru memasang mata mesum mereka menatap kearah Clara. Menatap kearah lubang yang tercipta dari bukaan paha putih mulusnya dengan tanpa berkedip sedikitpun.

"Bor liat bor... Paha..." Bisik Dylan sambil sedikit menyikut tubuh Johan yang ada disampingnya.
"Iyeee.. Gw juga ngeliat... " Sahut Johan
"Buset putih bener yak... ?" wTimpal Nando.

Memang sudah menjadi kebiasaan bagi Clara, ketika akan berangkat sekolah, ia mengenakan sepatu diteras. Duduk di kursi teras di depan pintu ruang tamu sambil mengangkat kakinya tinggi-tinggi. Walau diteras saat itu terdapat orang asing, Clara terlihat begitu cuek, tak mempedulikan jika paha mulus dan celana dalamnya dapat terlihat jelas oleh ketiga teman kakaknya yang berdiri mematung ihadapannya. Melihat ketiga teman kakaknya tak sanggup memalingkan wajah ketika Clara sedang memakai kaos kaki, memuat kejahilan Clara semakin menjadi-jadi. Ketika ia menaikkan kaki ke dudukan kursi, otomatis lutut Clara naik setinggi dagu, dan Clara juga sengaja membiakan ujung roknya turun ke arah selangkangan. Membuat paha puyihnya semakin terlihat jelas oleh mata-mata keranjang ketiga lelaki muda didepannya. Selesai satu kaki, Clara memasang sepatu dikaki satunya. Namun kali ini, ia tak membetulkan roknya. Sehingga rok yang sudah separuh terangkat kesekitar paha, menjadi nsemakin terlihat semua.

Kisah Keluarga Cemara BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang