Pengakuan Ciello

342 1 0
                                    

Untuk beberapa saat, tubuh semok Citra tak berhenti menggelepar. Bergetar-getar tanpa bisa ia kendalikan. Kakinya menendang-nendang kedepan sembari membenamkan kepala Ciello dalam-dalam ketengah selangkangannya.

"Huuooohhh... Saayaaangg... Ooohhh... Ooohhh... Ooohhh... Enak sekali jilatan lidahmuu... Ooohh... Eeennaaaakkk.... " Lenguh Citra lantang.

Hingga akhirnya, gelijang-gelijang itupun mulai mereda. Nafasnya mulai terkontrol dan tubuhnya melemas.

"Mama... Maaa... Mamaaa..." Suara Ciello terdengar lirih, seolah tersumpal oleh sesuatu yang menyekat tenggorokannya. "Maaa.. Mamaa... "
"AAASSTAAGAAA...." Kaget Citra begitu tersadar jika kepala Ciello masih terbenam diselangkangannya. Jepitan kaki Citra yang begitu kuat, membuat wajah Ciello memerah. Buru-buru, Citra melemaskan otot kakinya, dan segera membuka lebar jepitan pahanya

"Ppphhuuuuaaaaahhhh...." Lega Ciello yang akhirnya bisa bernafas kembali, "Huuaaahhh... Haaahh... Haaahh... Haaahh..."
"Waaaduuuhh.. Maafin Mama ya Sayang... Mama kelepasan...." Ucap Citra sambil mengusap wajah Ciello yang belepotan akan lendir orgasmenya.
"Mama pengen ngebunuh Ciello ya...?" Omel Ciello, "Mama udah nggak sayang ama Ciello lagi ya...?"

"Maaf Sayaaang... Maaf... Mama nggak sengajaa..." Ucap Citra lagi sembari mengecupi wajah putra kandungnya. "Maaf bener-bener ngerasa enaakk... Hehehe..."
"Enak sih enak Maaa.. Tapi masa sampe ngebekep mulut Ciello pake memek...."
"Hihihihi... Habisan... Lidah kamu enak banget Sayang... Bikin mama sampe lupa kalo kamu masih ngejimekin memek Mama..." Jelas Citra sambil memeluk kepala Ciello dan membenamkannya kebelahan payudaranya yang besar. "Tapi... Kalo kamu beneran mau mati.... Kok kontol kamu makin keras gitu sih Sayang...?" Iseng Citra yang dengan sengaja menggapai batang kemaluan Ciello yang masih menjulang tinggi di selangkangannya.

"Eehh.. Ini..." Bingung Ciello mencari alasan.
"Hihihihi... Nggak berasa ya... Anak Mama yang cowok ini udah begitu gedhe..." Ucap Citra dengan tangan yang kembali mengurut penis Ciello pelan.
"Uuuuhhh... Mama.... Pinter banget deh ngambil hati anaknya.... Uuuhhh.. Terus Maaa...."
"Hihihi... Iya dooong.... Harus ituuhh..." Jawab Citra sambil kembali mengecup Ciello. Namun kali ini ia mengecup tepat di bibir tebalnya.

"Eh Sayang...." Potong Citra.
"Ssshhh... Ya Maa...?"
"Papa semalem bilang... Kalo kamu sedang melakukan hal yang seru ya bareng Clara...? Tanya Citra sambil terus mengocok penis Ciello pelan.

"Eeehh...?"

"Hehehehe... Gausah kaget gitu Sayang... Biasa ajalaaah.... Mama nggak marah kok..." Jelas Citra dengan nada tenang, "Emang itu beneran Sayang...?"
"Nnggg... I... Iya Maa..."

"Wooww... Jadi gimana rasanya...?" Tanya Citra lagi
"Rasa apanya Maa...?"
"Ya rasa gituannya...." Sambung Citra lagi.
"Nnggg... Rasanyaaa...." Bingung Ciello harus berkata apa.
 
"Iiihhhssss... Kamu tuh ya... Bikin Mama iri deh..."
"Iri...? Kok malah Iri Maa...?"
"Ya iri... Iri karena Clara udah ngerasain kontol besarmu ini Sayang.... " Ucap Citra mendorong tubuh putranya mundur hingga ia rebahan dilantai kamar mandi. Setelah itu, Citra segera berjongkok tepat diselangkangan Ciello sambil terus mengocok penis besar Ciello dengan tangan lembutnya.

"Eeehh... Oooohhh.. Mama..." Lenguh Ciello keenakan.
"Pasti ini kontol enak banget kalo diisep-isep... HAP..."

Tanpa aba-aba sama sekali, Citra langsung melahap kepala penis Ciello. Menjilati sambil mengilik-kilik lubang kencingnya dengan ujung lidahnya yang lembut.

" Slurruuupp... Slurruuupp... Sluurrppp... HAAAPP.. HAAEEMM.... Slurruuupp... Slurruuupp..."
"Ooohhh... Maaamaaaaaa... Huuuuoooohhhh.... Enak sekali isepan lidahmu Maaaa...."

Ciello tak pernah mengira jika oral seks akan berasa senikmat ini. Terlebih, orang pertama yang benar-benar memberikan sensasi seks oral pertamanya adalah ibu kandungnya. Wanita yang sering menjadi bahan masturbasi setiap malam. Bahkan ketika tangan Citra mengamit kedua tangan Ciello untuk mempermainkan payudara besarnya, semakin membuat putra kandung Citra itu makin bernafsu kepadanya.

Kisah Keluarga Cemara BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang