Yuhi dan Chenle tidak pergi kuliah hari ini. Mereka berencana menengok pembangunan restaurant baru Chenle yang sudah 98% jadi. Chenle sendiri yang meminta Yuhi menemaninya.
Lelaki itu tengah mandi ketika Yuhi menyiapkan pakaiannya. Yuhi sempat menata kembali beberapa pakaian Chenle yang baru di laundry dan memasukkannya ke lemari. Saat dia akan menata pakaian miliknya sendiri, tanpa sengaja tangannya menyentuh bungkusan berat yang di bungkus kain berwarna merah tua. Yuhi ingat itu adalah bungkusan yang Yuta berikan padanya tempo hari.
Hanya dengan merabanya saja Yuhi bisa tau kalau isinya adalah buku. Tapi rasa penasaran tentang buku apa itu membuat Yuhi tergerak untuk membukanya.
Satu persatu simpul kupu-kupu itu terbuka hingga menampakkan sebuah buku dongeng anak-anak usang dengan cover berwarna merah terang. Separuh cover buku itu robek dengan bekas noda hitam yang tersebar dimana-mana.
Tangan Yuhi mendadak kaku, dengan langkahnya yang gontai mundur satu langkah ke belakang. Dalam garis imajiner nya ia bisa mendengar suara tawa seorang pria lalu bersahutan dengan nyanyian lagu tidur yang dinyanyikan seorang wanita. Semakin lama nyanyian itu terdengar semakin lirih dengan suara bercampur rintihan yang menyayat hatinya.
Pandangan Yuhi berada diantara gelap dan terang, dan sebuah adegan menyesakkan kembali terbayang dalam ingatannya.Ini seperti dejavu. Yuhi sering melihat adegan itu hadir dalam mimpi-mimpi buruknya. Sebuah gambaran dimana seorang wanita diseret dengan rantai besi yang membelenggunya. Sedikit demi sedikit percikan api itu melahap tubuhnya namun wanita itu tidak terlihat kesakitan dan terus menyanyikan lagu tidur untuk Yuhi sampai tubuhnya menjadi abu.
Yuhi gemetar, keringat dingin membanjiri tubuhnya. Udara dingin tiba-tiba terasa mencekik tenggorokannya.
Sesak, dia merasa sangat sesak hingga berteriak pun terasa berat.Yuhi ingin lepas, Yuhi ingin bangun dari mimpi buruk ini. Yuhi ingin lari, Yuhi tidak sanggup lagi melihat betapa tersiksanya wanita itu.
"AAAAAAAAAARRRRGGHH..." dia histeris.
Yuhi tertunduk dengan wajah ketakutan. Dua tangannya meremas kepalanya. Kakinya bergerak mundur berusaha menghindar dari bayangan-bayangan menyeramkan yang seakan mengejarnya.
"Yuhi.... ada apa???" Chenle datang dengan wajah panik.
Yuhi masih histeris disana dengan kaki yang tak bisa menapak dengan benar hingga tubuhnya terjatuh dan membuat Chenle semakin panik.
"Yuhi.... "
Lelaki itu duduk di hadapannya lalu memeluk Yuhi untuk menenangkannya.
"Bawa aku pergi....bawa aku pergii... !!" Teriak Yuhi histeris.
"Tenanglah... aku disini.. aku disini Yuhi.. aku disini... " Chenle menyandarkan kepala Yuhi di dadanya, satu tangan Chenle mengusap punggung Yuhi agar gadis itu tenang.
"Aku akan melindungimu, jangan takut... aku disini.."
Yuhi mulai berhenti berteriak tapi gadis itu masih menangis. Dia memeluk Chenle sangat erat dan enggan melepaskannya.
"Chenle..." bisiknya dengan suara bergetar.
"Aku disini Yuhi. "
"Dia.... dia membunuh mami ku..."
*******
Yuhi tertidur setelah mendapat suntikan obat penenang. Tubuhnya yang menggigil perlahan menghangat.
Para maid yang mendengar teriakan Yuhi juga terlihat berkumpul di depan kamar karena khawatir, bahkan Irene yang mendengar kabar tentang Yuhi langsung naik ke lantai 4 untuk melihat bagaimana keadaan Yuhi."Carikan aku dokter terbaik untuk menanganinya." Kata Chenle dalam sambungan teleponnya.
Lelaki itu meletakkan ponselnya sembarangan lalu berjalan kembali ke walk in closetnya.
Yuhi baik-baik saja sebelumnya, lalu apa yang membuat gadis itu tiba-tiba histeris?
Chenle menemukan tumpukan buku dongeng anak-anak di atas nakasnya dan melihat banyak noda hitam seperti bercak darah yang mengering di sana-sini.
Tangan kurus lelaki itu meraihnya, membalikkan halaman demi halaman dalam buku itu. Lalu gerakannya berhenti pada satu halaman yang terselip sebuah foto disana.
Itu foto seorang wanita yang tengah menggendong seorang anak perempuan.
Ada hal yang membuat Chenle berasumsi jika wanita dalam foto itu adalah ibu Yuhi, dan bayi perempuan dalam gendongannya adalah Yuhi.Chenle mengambil foto itu dan menyimpannya di brangkas pribadinya, dia kembali mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Bisa kita bertemu? ...... Tidak, datanglah ke rumahku, sesuatu terjadi pada Yuhi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Master | Zong Chenle
FanfictionTidak pernah terpikir dalam benak Yuhi untuk merendahkan harga dirinya dan meminta seorang tuan muda kaya raya untuk menikahinya. Meletakkan asa nya pada seorang Zhong Chenle yang tak percaya pada cinta untuk membantunya keluar dari kehidupan pelik...