Ini adalah hari ketiga Yuhi di Jepang. Gadis itu pergi ke restaurant di samping lobby hotel pagi-pagi sekali untuk makan sushi. Sebenarnya gadis itu ingin menemui Yuta namun lelaki itu tengah meeting dengan Chenle dan investor lain di lantai atas. Jadilah dia disini untuk sarapan sambil menunggu mereka.
Hidangan pembuka sudah datang beberapa menit lalu. Yuhi menikmatinya dalam diam sambil mengarahkan pandangannya ke segala arah untuk mengamati tempat yang baru pertama kali dia kunjungi itu.
Nakazono benar-benar seperti surga. Arsitekturnya luar biasa. Rasanya seperti berada di negara lain meskipun nyatanya tempat itu berada di pusat kota Tokyo.
Melihat ini Yuhi jadi teringat masa kecil Yuta.
Kakaknya itu tidak pernah bersekolah di sekolah reguler, dia home schooling dan sudah belajar mengelola perusahaan sejak umurnya 10 tahun.Nakazono ini adalah salah satu tempat Yuta belajar bisnis. Melihat betapa luar biasanya tempat itu membuat Yuhi berpikir kalau Yuta pastilah sangat bekerja keras untuk membuat Nakazono bisa sebesar ini.
Seseorang gadis dengan sebatang rokok menyala di tangannya tiba-tiba saja duduk di hadapan Yuhi.
Situasi ini merebut perhatian Yuhi dan membuatnya menatap gadis itu."Kita sudah pernah bertemu sebelumnya tapi aku merasa bersalah karena tidak menyapamu dengan benar saat itu." Ryujin tersenyum miring dengan tatapan mengarah ke atas dan kebawah seolah menilai penampilan Yuhi yang sederhana.
"Kita tidak cukup akrab untuk bisa saling menyapa. Kurasa itu sesuatu yang tidak perlu."
Yuhi adalah sosok yang tenang jika menyangkut hal yang tidak dia sukai atau orang yang dia benci. Gadis itu lebih suka menghindar daripada melawan.
Ryujin tertawa remeh lalu menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya di depan wajah Yuhi.
"Kau bikir bisa menyombong di depanku karena statusmu sebagai istri Zhong Chenle?....." Tatapan meremehkan Ryujin dibalas tatapan tajam Yuhi.
"..... Hey, Zhong Chenle itu sangat mencintaiku, bahkan setelah 2 tahun aku meninggalkannya, hatinya masih ada padaku."
Yuhi memilih untuk tetap diam atas pernyataan Ryujin. Meskipun sebelumnya Chenle berkata kalau dia mencintainya dan memilih Yuhi, tapi rasa tidak yakin itu masih ada di dalam diri Yuhi.
Hati manusia tidak ada yang tau, itu adalah area privat yang sangat sulit untuk di tembus. Terutama jika hati itu milik seorang laki-laki.
Tempo hari Chenle memang berkata mencintainya tapi kemarin dia jelas melihat lelaki itu tidak melakukan penolakan terhadap pelukan Ryujin.
Laki-laki memang begitu, terlalu lemah pada perasaannya sendiri dan tidak konsisten. Itulah alasan Yuhi tidak bisa menyangkal argumen Ryujin dan memilih untuk diam."Diammu seolah menjawab kalau aku benar." Ryujin menertawainya dengan wajah paling menyebalkan yang pernah Yuhi lihat.
"Yah.. tapi tampaknya kau tidak keberatan meskipun Chenle tidak menyukaimu, aku yakin bukan itu yang membuatmu tertarik padanya kan???..." Ryujin kembali menghisap rokoknya sebelum melanjutkan,
"...... Kekayaan keluarga Chenle memang telah banyak menarik perhatian, terutama para wanita murahan hingga mereka rela melakukan apa saja untuk mendapatkan hartanya...."
Byuurrrr
Yuhi bersumpah dia tidak memiliki niat jahat untuk mengguyur Ryujin dengan air di gelasnya namun tangannya lah yang bergerak sendiri.
Tapi di sisi lain ada rasa puas dalam diri Yuhi ketika melihat wajah terkejut Ryujin yang basah kuyup hingga gadis itu mundur kebelakang dan menunduk.
"Kurang ajar kau!!"umpatnya.
Ryujin mengelap wajah nya dengan serbet dan kembali mengangkat kepalanya untuk melihat wajah datar Yuhi.
"Beraninya kau melakukan hal rendahan ini padaku. HEY SECURITY !! USIR WANITA GILA INI !!"
Teriakan Ryujin membuat seisi Restauran yang sudah kacau menjadi semakin kacau.
Mereka tengah menjadi tontonan sekarang, dan lebih dramatis lagi 2 security hotel menghampiri mereka dengan tatapan seolah bertanya 'ada apa ini?'
"TANGKAP DIA !!" Kata Ryujin.
2 orang security itu menatap Yuhi sebentar dan hendak menyeretnya keluar sampai mereka menyadari sesuatu dan justru menunduk hormat pada Yuhi.
"HEY!!! Kalian tidak dengar ya??"
Keributan itu tidak hanya mengundang tatapan penasaran dari para tamu hotel yang sedang sarapan disana tetapi juga seorang manager restaurant yang terpaksa keluar dari kantornya dan menghampiri mereka.
"Ah.. aku maaf nona muda, kami akan membereskan kekacauan ini."
"Apa??? Nona muda??" Ryujin menatap pria itu bingung lalu menatap Yuhi lagi.
"Dia nona muda keluarga Nakamoto, putri bungsu pemilik hotel ini."
Kabar tentang dirinya sebagai putri bungsu Kris tampaknya sudah menyebar dengan cepat. Dan untuk pertama kalinya Yuhi merasa bangga telah menyandang nama Nakamoto di depan namanya.
"Na-nakamoto??" Tatapan Ryujin pada Yuhi berubah 180°. Gadis itu memasang mode waspadanya karena dia tau betul kabar simpang siur tentang betapa kejamnya kepala keluarga Nakamoto.
Ryujin salah kali ini, harusnya dia mencari tau dulu siapa musuhnya sebelum dia mengambil langkah berani untuk menyerang Yuhi. Gadis itu menemukan dirinya tidak berkutik terutama ketika keadaan semakin memojokkannya dengan kedatangan Yuta dan Chenle.
"Yuhi, ada apa?" Tanya Yuta dengan suara beratnya. Lelaki itu menatap Yuhi dan Ryujin bergantian.
"Ryujin..." Gumam Chenle.
"Che-Chenle... Kita perlu bicara sebentar." Kata Ryujin pada akhirnya.
"Tidak. Kita sudah menyelesaikan semuanya kemarin. Sudah berapa kali aku bilang kalau semuanya sudah berakhir."
Chenle beralih menatap Yuhi. Dia tidak akan mengalah pada Ryujin kali ini, dan membuat Yuhi salah paham lagi.
Lelaki itu menghampiri Yuhi dengan tatapan seolah bertanya apa gadis itu baik-baik saja. Dan Yuhi menjawabnya dengan kedipan mata.Ryujin tidak memiliki siapapun untuk memihaknya. Gadis itu akhirnya mengambil tas jinjingnya dengan emosional lalu pergi dari situasi memalukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Master | Zong Chenle
FanfictionTidak pernah terpikir dalam benak Yuhi untuk merendahkan harga dirinya dan meminta seorang tuan muda kaya raya untuk menikahinya. Meletakkan asa nya pada seorang Zhong Chenle yang tak percaya pada cinta untuk membantunya keluar dari kehidupan pelik...