41. Sekutu Na Jaemin

157 13 0
                                    

From Chenle:
Tolong jaga Yuhi untukku.


Sebuah kalimat singkat yang sebenarnya sangat Jaemin benci. Kalimat itu bermakna perintah dan sialnya itu terdengar seperti mantra magis yang tidak bisa untuk Jaemin tolak.

Chenle meneleponnya semalam, dia bilang akan ke jepang. Dan Jaemin tidak mengerti kenapa lelaki berdarah china itu harus menitipkan istri tercintanya pada Jaemin. Tidak taukah Chenle kalau Jaemin berusaha sekuat tenaga untuk move on dari Yuhi?

Jaemin memang tidak pernah menunjukkan perasaannya secara gamblang, lelaki itu lebih memilih langsung melamar Yuhi dari pada harus melakukan hal bodoh yang disebut 'berpacaran'.

Jaemin itu sedikit kaku dalam sebuah hubungan romansa semacam ini, meskipun beberapa kali dia melakukan pendekatan dengan Yuhi dan berusaha akrab dengannya, tapi Jaemin tidak memiliki nyali untuk menyatakan cintanya secara langsung.

Jaemin tipikal lelaki yang senang untuk mengagumi dalam diam dan langsung maju untuk melamar ketika dirinya siap.

Tapi sekali lagi dia tekankan kalau dirinya itu seorang amatiran, teorinya pada Yuhi 100% gagal dan berujung pada penolakan gadis itu. Sejujurnya Jaemin menyesal sekarang.

Dan sekarang saat dia berusaha mengabaikan perasaannya pada sosok yang tak mungkin lagi dia miliki, Chenle justru bersikap bodoh dengan mengumpankan Yuhi padanya. Jika saja suami Yuhi bukan Chenle, mungkin Jaemin akan berlaku sadis untuk membawa Yuhi pergi.

'Tolong jaga Yuhi untukku.'


Jaemin bahkan tidak mengerti maksud permintaan itu.
Menjaga Yuhi dari apa?
Bukankah dia hanya pergi ke jepang selama 3 hari?
Kenapa dia bersikap berlebihan seolah akan ada gerombolan monster yang akan menangkap Yuhi?

"Merepotkan saja." Jaemin bahkan terus mengeluh dan mengumpat beberapa kali sepanjang jalannya menuju ruang praktek cullinary art.

Yuhi ada disana ketika Jaemin tiba, gadis itu sedang berada di tengah jam pelajaran rempah dan terlihat sedang meracik dan meramu seperti seorang penyihir.

Pada akhirnya Jaemin tetap menuruti perintah Chenle yang dia anggap merepotkan itu. Berlagak seperti seorang penguntit yang mengikuti Yuhi kemanapun. Jaemin juga membolos kelasnya karena takut sesuatu akan terjadi pada Yuhi. Dia bahkan sempat mengikuti Yuhi dan Giselle sampai ke mall dan mendengar semua percakapan mereka.

"Ck.. Apa yang sebenarnya kulakukan? Kenapa aku mau saja disuruh-suruh?" keluhnya.

Wanita itu seperti tidak pernah kehabisan tenaga ketika sudah berhadapan dengan hal yang bertema 'belanja'. Yuhi dan Giselle masuk ke satu persatu toko tanpa membeli apapun. Mereka hanya membandingkan harga kemudian memikirkan perbandingannya dengan serius seolah sedang berdiskusi tentang hutang negara.

Rasanya sangat merepotkan bagi Jaemin. Lelaki itu yakin Chenle memberikan Yuhi cukup uang bahkan jika gadis itu berencana membeli satu toko sekalipun, lalu kenapa dia harus repot-repot membandingkan harga? Bukankah ini terlalu membuang waktu?

Wanita dan belanja memang tidak baik jika di letakkan dalam satu kalimat. Cukup kali ini saja Jaemin menguntit wanita yang sedang belanja. Lututnya sudah linu dan bergetar, pergelangan kakinya sangat pegal.

Jaemin berjongkok dengan wajah nelangsa di samping vending machine ketika Giselle dan Yuhi memutuskan untuk berpisah di pintu keluar. Giselle sudah di jemput supirnya sementara Yuhi terlihat masih menunggu jemputan.

Jaemin yang berniat mengambil nafas sejenak tiba-tiba panik karena dia kehilangan jejak Yuhi. Lelaki itu berlari dengan cepat ke tempat dimana Yuhi berdiri sebelumnya lalu menatap kesekelilingnya.

Young Master | Zong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang