34. Berakhir ?

153 16 1
                                    

"Kau suka makanannya?"

Chenle mengangguk,

"Mau coba udangnya?"

Chenle menggeleng,

"Bagaimana dengan Cola? "

Chenle menggeleng lagi, 

Ryujin membanting sumpitnya. Dia kesal karena respon pasif Chenle.
Bahkan lelaki itu sudah seperti itu sejak Ryujin kembali ke Korea.

Chenle berubah. Dia tidak seperti dulu lagi. Chenle lebih banyak diam daripada menanggapi celotehannya, bahkan Chenle juga tidak mau menatapnya dan merasa tidak nyaman melakukan skinship dengannya.

"Zhong Chenle ada apa denganmu?"

Chenle menatap Ryujin yang marah dengan wajah datarnya. Tidak tau kenapa hari ini dia benar-benar tidak mood. Sepertinya bukan hanya hari ini saja, tapi kemarin-kemarin saat bersama Ryujin dia juga tidak mood. Seperti ada yang mengganjal.

Khususnya hari ini, Chenle tidak bisa berhenti memikirkan Yuhi.
Tatapan sedih gadis itu masih terbayang di benaknya, dan  Yuhi yang berusaha tersenyum meski air matanya sudah menggenang. Sejujurnya itu mengusik hati nuraninya.

"Ryujin.. aku pikir kita tidak bisa lagi melanjutkan ini??"

"Apa maksudmu?"

"Kau tau pasti apa maksudku."

Ryujin tampak sedikit emosional. Gadis itu duduk dengan kasar di sofanya sambil menatap tajam ke arah Chenle.

"Apa 2 tahun itu telah mengubah perasaanmu?"

Chenle membalas tatapan Ryujin tak kalah tajam,

"Sepertinya bukan waktu yang mengubah perasaanku, tapi kau."

"Apa ???"

"Kau pikir aku tidak tau kau sengaja memutus kontak denganku?? Kau pikir aku juga tidak tau kalau kau menjalin hubungan dengan orang lain selama kau di New York?? Aku tau semuanya, dan aku berusaha menerimamu kembali tapi sepertinya ini tidak berjalan seperti dulu lagi."

"Zhong Chenle..."

"Ryujin... kurasa ini sudah cukup. Lebih baik kita akhiri saja sampai disini."

Chenle berdiri hendak beranjak dari apartemen Ryujin tapi Ryujin menahan tangannya.

"Apa karena gadis itu??? Gadis yang ada di rumahmu tadi, dia bukan sepupumu kan?"

"Memang bukan. Dia istriku.."



*******



Chenle tidak tau apa-apa dan tidak ingat apa yang terjadi saat tiba-tiba saja tubuhnya ambruk ke lantai dengan tulang wajah yang nyeri setengah mati.
Pandangannya sedikit kabur  ketika sebuah tinjuan keras kembali menghujami wajahnya.

"Kak.. sudah .. jangan... "

Hanya suara Renjun yang terdengar dengan jelas di telinga Chenle sesaat sebelum lelaki itu kehilangan kesadarannya.



"Kau tidak boleh seperti ini, kita disini untuk meluruskan masalah bukan membuat masalah baru." Ujar Renjun.
Dia mencoba meredam kemarahan Yuta yang meluap-luap ketika melihat Chenle.

Renjun tidak sengaja bertemu Yuta di kampus saat pulang dan ternyata lelaki itu sedang mencari Chenle. Renjun pun mengajak Yuta ke rumahnya karena selama beberapa hari belakangan Chenle selalu menginap di rumah Renjun.
Namun hal buruk terjadi ketika Chenle baru saja tiba dan Yuta yang kehilangan kendali atas dirinya. Yuta mengamuk dan memukuli Chenle hingga pingsan.

Renjun menatap Yuta untuk memperingatkannya meskipun tatapan Yuta nyatanya jauh lebih menyeramkan dari Renjun. Lelaki manis itu melirik Chenle. Sepertinya Chenle akan siuman karena kelopak mata lelaki itu yang bergerak-gerak dan perlahan terbuka.
Renjun segera mengambil ancang-ancang kalau-kalau Yuta kembali mengamuk.

Hal pertama yang Chenle lihat adalah wajah khawatir Renjun dan juga tatapan menyeramkan Yuta. Chenle memaksakan dirinya untuk duduk meski kepalanya pusing dan wajahnya nyeri luar biasa.

"Beraninya kau selingkuh di belakang adikku." Yuta tak lagi menggunakan nada tingginya kali ini, dia berusaha lebih tenang meskipun masih emosi.

Chenle menunduk dalam, dia mengaku salah dan dia menyesal.

"Maaf."

"Kau sudah menjelaskannya pada Ryujin kan???" Kali ini Renjun yang membuka suara.

Sebelumnya dia sudah memperingatkan Chenle agar menjelaskan semuanya pada Ryujin. Masalah nanti siapa yang akan Chenle pilih, Renjun tidak akan ikut campur untuk masalah itu.

Chenle mengangguk lemah. Dia masih tidak mampu menatap Yuta, bukan karena dia takut tapi karena dia malu. Chenle tidak bisa memenuhi janjinya pada Yuta dan malah membuat Yuhi menangis.

"Aku sudah mengakhirinya dengan Ryujin. Kurasa aku hanya terjebak template perasaanku di masa lalu dan tidak mengerti tentang siapa yang sebenarnya aku cintai."

Ada rasa sakit yang sulit untuk dijelaskan, dan ada kekecewaan yang tidak bisa Chenle ungkapkan. Itu sudah menjadi dasar yang cukup bagi perasaan Chenle untuk berubah. Bahkan mungkin rasa cintanya pada Ryujin memang telah lama hilang dan yang dia rasakan kini hanya sebuah keinginan yang semu. Chenle dulu sangat ingin bersama dengan Ryujin, dan keinginan itu sekarang mengelabuhinya.

"Lalu bagaimana dengan Yuhi?" Renjun memerankan lagi peran pentingnya sebagai mediator disini.

Yuta melemparkan tatapan tajamnya lagi pada Chenle begitu nama Yuhi disebut.

"Kurasa aku menyukai... ah tidak... aku mencintainya.."

Chenle mengulas senyumannya. Air matanya telah berkumpul di pelupuk matanya karena perasaan bersalah itu kembali muncul.
Chenle benar-benar merasa kalau dirinya bodoh, dia bahkan butuh waktu 3 hari untuk menjernihkan pikirannya di rumah Renjun dan mengklarifikasi perasaannya, kepada siapa dia berpihak.

"Temui dia sebelum terlambat.." Yuta  kembali bersuara. Lelaki itu terlihat lebih tenang setelah mendengar pengakuan Chenle.

"..... Kris membawa Yuhi kerumah 3 hari lalu, ada rencana dia akan memutus hubungan kerja sama antara keluarga Zhong dan keluarga Nakamoto. "


 "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Young Master | Zong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang