Yuhi sedang mencatat bahan-bahan yang harus dia beli untuk bahan praktek kelas masakan klasik lusa. Temanya adalah Chinese Classic Cuisine dan Yuhi tidak tau apa-apa tentang masakan cina. Mungkin Yuhi perlu bertanya pada kepala koki di rumah Chenle tentang masakan Cina dan apa saja yang dia butuhkan untuk di beli.
Bicara soal belanja sejak awal Yuhi pindah ke mansion keluarga Zhong, Chenle sudah memberikan black card nya pada Yuhi. Awalnya Yuhi menolak karena dia takut khilaf dalam berbelanja tapi Chenle bilang dia tidak masalah karena Chenle sudah punya penghasilan sendiri. Dari yang Yuhi tau, lelaki itu membuka beberapa restaurant Cina di sekitar Gangnam dan Myeongdong. Yuhi tiba-tiba punya ide untuk pergi kesana dan mencoba makanannya kalau ada waktu.
Yuhi membereskan meja prakteknya dan membersihkan wastafel paling akhir ketika mahasiswa lain beranjak pergi satu per satu. Saat itu pula masuk seorang gadis asing yang tidak dia kenal datang menghampiri.
"Hai Yuhi." Sapanya dengan ramah.
Yuhi terkejut sekaligus heran. Dia bahkan tidak tau harus balas menyapa atau bagaimana.
"Aku Giselle, sepupu jauh Chenle. Saat itu kita bertemu di gedung pernikahanmu."
"Aahh... Giselle iya." Yuhi tersenyum canggung dan berlagak seolah dia ingat padahal tidak.
"Okey mulai hari ini kita berteman yah.... ayo kita pergi makan-makan." Gadis itu menggandeng lengan Yuhi tanpa persetujuan. Bahkan dia mengambil kesimpulan secara sepihak kalau mereka kini berteman.
Tapi toh Yuhi juga tidak keberatan karena selama ini dia selalu kesepian.
Yuhi senang ada orang lain yang mengajaknya berteman.Chenle masih ada di kelasnya ketika Giselle mengiriminya pesan.
Sebelumnya Chenle memang meminta sepupu jauhnya itu untuk menemui Yuhi dan berteman dengannya karena Chenle kasihan melihat Yuhi yang tidak punya teman.Terkejut kan??
Ya, Chenle memang se-perhatian itu terhadap istrinya. Dia mungkin terlihat cuek dan tsundere di luar tapi percayalah, Chenle selalu memperhatikan hal-hal kecil semacam itu.
"Kenapa senyum-senyum? " Renjun berbisik kepada Chenle.
Lelaki itu tertangkap basah tengah tersenyum aneh pada diagram di buku catatannya.
"Aku kan murah senyum." Jawab Chenle.
"Hoax." Balas Renjun.
Chenle dan Renjun ada di kelas yang sama dalam mata kuliah ekonomi. Bagi orang Cina kuliah bisnis seperti menjadi perkara wajib karena rata-rata dari mereka lebih suka mengurus perusahaannya sendiri. Berbeda dengan orang korea yang lebih mengikuti minat dan bakatnya.
"Bagaimana pernikahanmu? " Tanya Renjun.
"Bagaimana apanya?"
Kedua orang itu masih saling berbisik dan mengabaikan pria tua botak yang tengah menjelaskan di depan podium.
"Kata orang menjadi pengantin baru itu menyenangkan."
Chenle mengangguk-angguk.
"Yah... lumayan."
"Jawabanmu tidak memuaskan Zhong Chenle."
"Apa yang kau harapkan huh? Ingin aku berbagi cerita malam pertama begitu?"
"Itu yang kumaksudkan."
Chenle berdecak dan menggeleng.
" Tidak terjadi apapun, jomblo harusnya tidak perlu penasaran pada hal-hal seperti ini ." Jawab Chenle.
"Kalian tidak melakukan apa-apa? Kenapa?"
"Tidak apa-apa, menikah itu bukan soal sex saja. Ada banyak hal yang harus kami bagi bersama, seperti saling mengerti satu sama lain, bersikap tidak egois, saling memahami...." entah kenapa pikiran Chenle tiba-tiba teralih pada malam dimana dia mencium Yuhi. Chenle senang setidaknya Yuhi tidak menolaknya meskipun itu hanya sebatas ciuman biasa.
Tanpa sadar Chenle menyunggingkan senyumannya, bersamaan dengan debaran jantungnya yang berirama aneh.
"Ah.. aku jadi merindukannya." Gumam Chenle.
Pelajaran berlangsung cukup lama dan membosankan. Chenle dan Renjun keluar dengan wajah kacau karena memori otaknya yang penuh.
Kedua lelaki itu berjalan menuju kafetaria kampus untuk memenuhi janjinya pada Jisung dan yang lainnya. Namun di tengah jalan Chenle harus berhenti di depan sebuah ruangan karena mendengar suara tidak asing."Chenle itu milikku...." bentak seorang gadis.
"Oh ya? Kau punya bukti kepemilikannya ?" Itu adalah suara Yuhi.
Chenle dan Renjun yang penasaran berjalan mendekat ke arah pintu. Mereka melihat Yuhi dan Giselle disana Juga 2 orang gadis lain yang dia tidak kenal.
"Pokoknya dia sebentar lagi akan jadi milikku, aku akan melamarnya. Jadi kau jangan dekat-dekat dengannya." Gadis itu menyombong tapi Yuhi tidak mau trpancing. Yuhi masih tampak tenang dan santai.
"Ya ya coba saja ya.. tapi.... " Yuhi sengaja mengarahkan pandangannya ke arah dada gadis itu.
"... sepertinya selera Chenle bukan yang model rata seperti ini." Sindir Yuhi. Dengan sombong Yuhi membusungkan dada penuhnya. Giselle yang berdiri disamping Yuhi terkekeh dan ikut membusungkan dadanya.
"Kurang ajar kau..."
Disisi lain Chenle terlihat puas dengan perlawanan Yuhi. Lelaki itu menyeringai tipis sembari menatap istrinya bangga.
"Kupikir dia gadis lugu... ternyata tidak." Komentar Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Master | Zong Chenle
Fiksi PenggemarTidak pernah terpikir dalam benak Yuhi untuk merendahkan harga dirinya dan meminta seorang tuan muda kaya raya untuk menikahinya. Meletakkan asa nya pada seorang Zhong Chenle yang tak percaya pada cinta untuk membantunya keluar dari kehidupan pelik...