50. Kebodohan Chenle

210 16 0
                                    

"Bisa-bisanya kau bicara seperti itu di depan anak perempuanku. " Bentak Suho.

Lelaki itu sudah berdiri dari kursinya dan menatap tajam pada putranya.
Sementara yang di tatap hanya bisa menunduk. Dia tidak berkutik ketika Suho yang turun tangan.

"Memangnya kau tau apa tentang mengandung seorang anak?? Kau pernah mengalaminya hingga bisa meremehkannya ?"

Chenle masih diam dan membuat Suho semakin emosi.

"JAWAB BODOH !!!"

Irene menyentuh lengan Suho untuk menenangkan suaminya. Meskipun begitu tatapannya masih tak kalah tajam dengan tatapan Suho.

"Ikut mama sekarang."


**********

Chenle tidak tau kemana mamanya akan membawanya pergi, dia menurut saja setidaknya dia tak lagi berhadapan dengan dewa air yang sedang marah di rumahnya.

Irene itu sosok ibu yang lembut dan pengertian. Hal yang paling Chenle suka darinya adalah ketika ada masalah Irene akan menyelesaikan konflik itu dengan alasan yang logis.

Tapi kali ini wanita cantik itu berhasil membuat Chenle bingung. Irene mengajaknya ke rumah sakit khusus ibu dan anak yang tak jauh dari komplek perumahan mereka.

"Kenapa kita kesini?"

"Menurut saja."
Irene turun dari mobil dengan sedikit mengibaskan rambutnya.

Wanita itu berjalan lebih dulu ke arah lobby kemudian naik ke lantai 2 dan berdiri di sisi balkon yang mengerah langsung ke lobby.

Ruang tunggu lobby tampak padat siang ini. Banyak wanita hamil yang berlalu lalang di ruang tunggu.

"Kau lihat mereka?" Irene bersandar pada pagar pembatas dan Chenle pun melakukan hal yang sama.

" Iya. Kenapa?"

"Lihat wanita hamil yang disana itu...." Irene menunjuk ke salah satu wanita hamil yang berjalan sambil memegangi punggungnya.

"Dengan perut sebesar itu membuat punggungnya menerima beban lebih. Itu menyulitkan dia berjalan, selain itu membawa beban berat di perut selama berjam-jam juga membuat sakit punggung." Jelas Irene.

Chenle masih melihat ke arah wanita hamil di bawah sana yang terlihat sangat kepayahan saat berjalan.

Lelaki itu menggenggam erat kepalan tangannya, sejenak merenungi kembali kata-katanya pada Yuhi.

"Lalu lihat yang di sana itu... "

Chenle mengikuti arah telunjuk Irene yang menunjuk pada seorang wanita hamil yang kesulitan menyimpulkan tali sepatunya.

"Lihatlah betapa sulitnya membawa perut sebesar itu kemanapun. Bahkan hanya sekedar menunduk dan menyimpulkan tali sepatu saja itu terasa sulit."

Chenle menelan ludahnya.

" Wanita hamil itu tidak bisa di anggap remeh Chenle, mereka tidak hanya membawa seorang anak di perut mereka, tapi mereka juga di tuntut untuk tidak egois. Mereka harus tetap makan meskipun sangat mual, mereka juga harus rela menjauhi makanan favorite mereka jika itu tidak baik untuk janin......" Irene menggenggam tangan Chenle yang mengepal.

"....Berdiri terlalu lama membuat kaki mereka bengkak, duduk terlalu lama membuat sakit punggung, tidur pun juga tidak nyaman. Dan... Kau tau kalau jurusan cullinary art lebih banyak praktek dari pada belajar teori??"

"Iya." Chenle menunduk tidak berani menatap ibunya.

"Kau bisa bayangkan betapa beratnya hidup Yuhi jika harus berada di dapur dengan perut sebesar itu?"

Chenle mengangguk lemah. Irene berhasil membuat Chenle sangat menyesal.

Chenle menyesal telah berkata kasar pada Yuhi, dan ia juga menyesal telah memaksakan kehendaknya ketika Yuhi belum siap.

"Yuhi meminta menunda kehamilan bukan tanpa alasan. Dia pasti sudah memperhitungkan banyak hal karena itu menyangkut tubuhnya. Kau sebagai laki-laki harus bisa mengerti."

"Chenle menyesal."

"Bagus kalau kau menyesal. Minta maaf pada Yuhi sekarang."






"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Young Master | Zong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang