PART 43 : Ancaman

465 49 3
                                    


Heeloooooo my readers👋

Pasti Update lagi donggg wkwk, jangan bosen bosen yaaa.

Oke, mari lanjut baca nyaa. Jan setengah setengah ya. Eh jangan lupa tolong Vote nya.
___________________________________________

~Happy Reading~

Sudah dua hari ini Fajri di rawat, kesehatan nya terus saja menurun, seperti tidak di izinkan untuk sembuh. Dirinya juga sudah beberapa kali merayu dokter untuk mengizinkan nya pulang karena alasan bosan, tapi dokter cepat mencegah nya demi kesehatan nya.

Umi, Abi, dan Fenly sangat menyetujui penolakan dokter terhadap rayuan Fajri, anak itu memang sangat bandel jika sudah masuk rumah sakit, ada saja caranya untuk keluar dari tempat membosankan itu.

"Mi, ayolah.. Aji udah ngga papa loh ini." Ucap Fajri dengan muka memelas.

"Kamu denger kan kata dokter apa? Sekarang kamu nurut aja, ini demi kamu juga Aji." Ucap Umi serius.

"Sekarang Umi harus ketemu sama temen kerja Umi, kamu disini sendiri ngga papa?" Tanya Umi sembari memasukkan barang barang nya ke dalam tas.

"Umi pergi lagi? Baru pulang tadi malem, Sekarang udah jalan lagi. Ngga bisa nemenin Fajri disini? Aji bosen sendirian." Balas Fajri lesu.

Umi menghela nafas sejenak seraya berkata "Kamu tau kan biaya pengobatan kamu ngga sedikit Ji? Umi sama Abi harus banting tulang nyari nya. Kamu ngertiin ya." Ucap Umi.

"Sekali aja mi, semalam ini aja umi temenin Aji. Selama di rumah sakit, Umi, Abi bahkan kak Fen juga jarang disini. Banyak banget kesibukan nya." Kata Fajri.

"Umi sama Abi kerja buat siapa?" Suara itu memecah ruangan, Abi masuk secara tiba tiba dengan jas yang melekat di tubuh nya. Sepertinya ia mau berangkat juga.

"Iya Aji tau, Tapi semalam aja ngga bisa? Aji bos--"

"Ngga bisa, waktu itu jangan di buang buang." Ucapan itu sedikit menohok di hati Fajri. Apakah menemani nya itu hanya membuang buang waktu? Ia tak habis pikir dengan ucapan Abi.

"Jadi, Fajri buang buang waktu Abi?" Jawab Fajri pelan dan lirih.

"Abi ngga bilang gitu, tapi waktu kerja Abi dan Umi sangat berharga. Sayang kalau kita ngga datang. Kamu kan disini banyak suster dan dokter yang layan..

"Usahakan jangan bergantung terus sama siapapun. Kalau masih bisa sendiri, lakukan sendiri. Jangan manja." Ucap Abi di akhir kata, Lalu pergi keluar lagi dengan tas di genggaman nya.

"Sayang nya Aji ngga bisa sendiri, Bi." Batin nya berucap.

"Yasudah, Umi jalan ya. Kalau ada apa apa kabarin Umi. Tenang aja, Umi ngga lama kok." Ucap Umi lalu menghampiri ranjang anak nya dan mengecup pelan dahi anak nya.

"Assalamualaikum.." Setelahnya, Ia menuju pintu rawat Fajri dan keluar begitu saja tanpa mau mendengar dulu jawaban anaknya.

"Waalaikumsalam.." Setelah menjawab, dirinya menghadapkan badan nya mengarah ke samping dan memejamkan matanya. Selama di rumah sakit, mood nya selalu jelek.

FAJRI || UN1TY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang