"Berilah Waktu Ku Lebih Banyak,
Agar Aku Bisa Membahagiakan
Orang Sekitar Ku, Walau Aku Tidak."
- AKHIR DARI FAJRI.___________________________________________
B
erbeda Dengan kediaman Thalia, Karena Hari Ini Hari Sabtu, Sekarang Thalia Akan Menjenguk Fajri Ke Rumah Sakit.
"Bunda, Thalia Berangkat Ya." Pamit Thalia.
"Loh, Mau kemana Dek? Bukannya Ini Hari Sabtu?" Tanya Bunda Thalia Alias Tania.
"Jadi Gini Bun.. Waktu Itu Thalia Kan Selepas Pulang Sekolah Ke Rumah Sakit Tuh, Iya Itu Karena Thalia Lagi Bawa Temen Thalia Ke Rumah Sakit, Pas Dia Lagi Anterin Aku Kerumah, Aku Ditengah Jalan Mau Buang Air Kecil, Tapi Pas Aku Ke Supermarket, Dia Berantem Mungkin Sama Seseorang, Jadi Aku Pas Keluar Liat Dia Udah Berdarah Begitu Bun. Aku Kaget Trus Bawa Dia Ke Rumah Sakit Dibantu Warga Sekitar. Nah Sekarang Aku Mau Jenguk Dia Bun. " Jelas Thalia Panjang Lebar.
" Ya Allah, Yaudah Gih Sana.. Jangan Lupa Buah Tangan Nya Ya. "Ucap Tania.
" Iya Bund Nanti Thalia Beli, Thalia Pamit Ya Bund.. Byee.. " Thalia Pun Menyalimi Tangan Tania.
"Iya Bye.. Hati Hati." Jawab Tania. Thalia Pun Pergi Melenggang Dari Rumahnya Lalu Menuju Rumah Sakit Tempat Fajri Dirawat.
Thalia Berangkat Diantar Supir Nya Karena Hari Ini Ia Malas Menyetir Mobilnya Sendiri.
Tak Lama Diperjalanan, Mobil Thalia Pun Sampai Di Rumah Sakit Medika Jakarta.
Thalia Mencari Ruang Rawat Fajri Dan Melihat Apakah Masih Ada Fajri Disana.
"Ruangnya Dimana Ya?" Tanya Nya Pada Diri Sendiri.
"Oh Itu Dia." Thalia Menemukan Ruang Rawat Fajri, Ia Masih Ingat Dengan Ruang Fajri.
Thalia Berjalan Mendekat Ke Arah Ruangannya Dan Melihat Fajri Tengah Berbaring Sendiri Di Ranjang Nya.
"Kok Dia Sendiri Ya? Ah Yaudah Lah Masuk Aja." Ucap Nya Lalu Mengetuk Pintu Fajri.
Tok
Tok
Tok
"A-assalamualaikum.." Salam Thalia. Fajri Yang Tengah Berbaring Pun Mendongak Ke Arah Pintu Rawat Yang Menampilkan Seorang Remaja Cantik Yang Tengah Menatap Nya.
"Thalia?" Tanya Fajri.
"Fajri, Em Gini.. A-aku Mau Jenguk Kamu. Boleh Kan?" Gugup Fajri.
"Oh Iya Gpp." Jawab Fajri Lalu Sedikit Menaikkan Badannya Menjadi Duduk Diranjang Nya.
"Kok Kamu Sendiri? Abang Km? Umi Sm Abi Km Dimana?" Tanya Thalia.
"Oh Itu, Mereka Baru Aja Aku Gw Suruh Pulang Karena Dari Kemarin Disini Mulu Jadi Blum Istirahat. Makanya Gw Suruh Pulang Biar Mereka Istirahat." Jelas Fajri.
"Oh Yaudah, Aku Temenin Ya." Thalia Sambil Tersenyum Tipis Ke Arah Fajri.
Fajri pun Kembali Tersenyum Tipis Juga Dan Berkata..
"Iya, Makasih." Jawab Fajri.
"Eum, Duduk Dulu Sini." Suruh Fajri Dusuk Pada Bangku Di Sebelah Ranjang Fajri.
"Iya." Thalia Pun Duduk Di Bangku Nya Lalu Mengambil Buah Yang Tadi Ia Bawa Lalu Mengambil Pisau Kecil Yang Ia Bawa Dari Rumah Tadi Untuk Mengupas Buah Nya.
"Ini Aku Bawain Buah Tadi." Thalia Memperlihatkan Senyum Manis Nya Lalu Menunjukkan Buah Yang Ia Pegang, Terkesan Imut Ketika Melihatnya.
"Gemes." Batin Fajri Saat Melihatnya.
"Iya, Makasih." Jawab Fajri.
Thalia Pun Mengupas Kulit Buah Tersebut Dan Mulai Memotong Kecil Buah Nya.
"Nih, Kamu Bisa Makannya Kan?" Tanya Thalia.
"A-apa Mau Aku Suapin?" Belum Lagi Fajri Menjawab, Thalia Sudah Memberi Pertanyaan Lagi Yang Membuat Fajri Sedikit Terkejut Dengan Peetanyaan Nya.
"N-nggak Gpp, Sendiri Aj." Jawab Fajri.
"O-oh Yaudah, Maaf Ya Lancang." Thalia Pun Cengengesan Mendengar Ucapannya Yang Ngawur Tadi.
"Iy Gpp." Jawab Fajri.
Setelah Nya Fajri Ingin Mengambil Garpu Disamping Ranjang Nya, Tapi Ia Urungkan Karena Infus Yang Masih Tertancap Dan Membuat Fajri Meringis Ketika Menggerakkan Nya.
Thalia Yang Melihat Itu Segera Membantu Fajri Dan Tak Sadar Ia Menyuapi Buah Tersebut Ke Mulut Fajri.
"E-eh Maaf Ya, Maaf.. Beneran Aku Tadi Kayak Refleks Aja Gitu." Thalia Tersadar Akan Perbuatannya.
"Iya Gpp."
"Eum.. Kamu Bisa Suap Sendiri Kan?" Tanya Thalia.
"Bisa." Jawab Fajri.
"Nih." Thalia Pun Memberikan Mangkuk Yang Berisi Buah Yang Sudah Ia Potong Tadi.
"Hm, Makasih."
Fajri Pun Mulai Melahap Perlahan Buah Tersebut. Thalia Pun Hanya Diam Memperhatikan Fajri, Canggung Rasanya Seperti Ini.
Setelah Beberapa Suapan, Fajri Dan Thalia Menoleh Bersamaan Ke Arah Pintu Ruang Rawat Fajri Yang Perlahan Terbuka.
Ceklek
Pintu Terbuka Menampilkan Umi Dan Abi Yang Datang Untuk Melihat Keadaan Anak Nya Pastinya.
"Assalamualaikum.." Ucap Umi Dan Abi.
"Walaikumsalam Umi.. Abi." Lembut Fajri.
"Walaikumsalam.." Jawab Thalia.
Thalia Yang Melihat Itupun Langsung Refleks Berdiri Untuk Menyalimi Umi Dan Abi Fajri.
"Tante, Om.." Sapa Thalia Pada Umi Dan Abi Sembari Menyungging Kan Senyuman Manis Nya, Dan Dibalas Oleh Abi Dan Umi.
"Iya Nak.." Jawab Abi.
"Eh Iya Sayang, Kamu Temannya Fajri Ya?" Tanya Umi.
"Iya Tante." Jawab Thalia.
"Masya Allah.. Cantik Nya.." Puji Umi Pada Thalia.
"Iya Makasih Banyak Tante, Tante Juga Cantik."
"Kalau Umi Sudah Tua, Nak." Canda Umi.
"Hehe, Bisa Aja Tante.. Tapi Tante Tetep Cantik kok." Ucap Thalia.
"Haha, Yaudah Yuk Ke Fajri." Ajak Umi Menuju Ranjang Fajri.
Sedari Tadi Fajri Memang Hanya Menjadi Pendengar Setia Dari Ucapan Cekcok Umi Dan Thalia.
Tak Jarang Fajri Tersenyum Melihat Akrab Nya Umi Dan Thalia, Padahal Mereka Baru Kenal.
TBC
HALO.. READERS 👋
MAAF HARI INI BARU BISA UP.. AKU JUGA UP NYA AGAK SEDIKIT NGGAK KAYA BIASANYA, KARENA HARI INI AKU ADA ACARA..
SEGINI DULU YA UP NYA, INSYA ALLAH BSK AKU UP YANG LEBIH DARI INI YA.. KAYAK BIASANYA..
MAAF KALAU ADA SALAH KATA YA.. BYEE👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJRI || UN1TY ✅
Fiksi Remaja"𝐖𝐡𝐲? 𝐖𝐡𝐲 𝐢𝐬 𝐢𝐭 𝐝𝐢𝐟𝐟𝐢𝐜𝐮𝐥𝐭 𝐟𝐨𝐫 𝐲𝐨𝐮 𝐭𝐨 𝐬𝐡𝐚𝐫𝐞 𝐚𝐟𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐦𝐞?" - Maulana Fajri - ___________________________________________ Ahmad Maulana Fajri. Bukankah Anak Wajib Untuk Kita...