Janji itu adalah hal yang harus ditepati oleh semua orang, bagaimana kalau janji itu dari kehidupan sebelumnya. Apa masih bisa janji itu ditepati?
¤SEQUEL LOVE IS LIKE THAT¤
*ini cerita GS bukan BxB, jadi yang nggak suka nawajuseyo a.k.a Go away ple...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading
.
.
.
Seperti hari hari biasanya pagi ini pun Jeno menjemput Nana untuk ke sekolah. Ia saat ini sedang duduk di ruang makan bersama Jaehyun dan Yoona, menunggu Nana yang masih bersiap untuk ke sekolah
"Mom? Pulang jam berapa?" Tanya Nana saat melihat Yoona berada dirumah pagi ini
"Jam tiga, ayo kita sarapan"
"Nana akan sarapan di kantin saja, ada tugas yang belum Nana selesaikan" Nana mencium pipi mommynya sebelum pergi
"Kenapa pakai kacamata hitam?"
"Ini style namanya mom!!" Teriak Nana sambil menarik tangan Jeno untuk segera pergi
Di mobil...
Nana melepas kacamata hitamnya lalu memasukkannya ke tas
"Kenapa matamu bengkak?" Nana menggeleng "Nana?"
"Semalam saat masuk rumah, aku melihat Yuta oppa dan Jaehyun oppa bertengkar. Padahal aku tidak pernah melihat mereka bertengkar selama ini"
"Mereka pasti hanya salah paham saja, nanti juga akan baik kembali"
"Aku tidak ingin sekolah hari ini!"
"Huh?"
"Kita jalan jalan saja, lagipula beberapa hari lagi oppa akan berangkat ke Amerika" ajak Nana
"Oke, kita bolos hari ini" Pikir Jeno percuma juga Nana sekolah hari ini, karna pikiran Nana sedang kacau
Mereka berdua pergi ke sebuah pantai di barat kota Seoul, tidak banyak yang mereka lakukan, hanya duduk di pasir dan memandang laut saja
"Oppa, beberapa hari yang lalu aku bermimpi aneh dan sedikit mesum"
"Mimpi apa?" Jeno penasaran
"Aku bermimpi, kamu menciumku dibawah guyuran hujan tapi setelahnya aku malah lari"
"Mimpi itu, seperti mimpi yang pernah aku lihat" -bathin Jeno
"Mana mungkin aku lari kalau kamu menciumku, aku pasti akan meminta lebih banyak lagi dan kamu yang akan lari" Jeno terbahak dengan celoteh Nana
"Aku tidak lari, aku hanya tidak mau menyakitimu. Nanti kalau sudah saatnya. Aku yang tidak akan membiarkan kamu lari" Jeno menggigit bibir bawahnya menggoda Nana
"Apa kamu pernah bermimpi aneh selain itu Na?" Nana menggeleng "aku sering"
