Chapter 2

15.8K 621 16
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, namun Asya masih berada didalam kelas-nya. Ia sedang menulis catatan yang tertinggal tadi.

Saat guru menjelaskan materi, Asya tak sengaja tertidur. Ia dibangunkan oleh guru dan disuruh tulis materi yang diberikan sampai habis, jika tidak ia tidak boleh keluar kelas.

"Asya, lama banget sih," keluh Elisha. Perutnya sudah keroncongan sedari tadi karena menunggu Asya selesai. Sebenarnya Asya sudah menyuruh mereka untuk ke kantin duluan, namun Elisha tetap kekeuh ingin menemani Asya.

Sekarang Elisha sendiri yang mengeluh kelaparan.

"Aku kan udah bilang, mending kalian duluan aja. Aku masih lama." icap Asya melanjutkan menulisnya.

Elisha mengerucutkan bibir "Aku kan pengen ke kantin bareng kamu."

Asya menghela napas pelan. "Oke. Tunggu, tinggal satu paragraf lagi." Elisha mengangguk senang.

Tak lama kemudian Asya telah selesai menulis, ia membereskan buku dan dimasukkan kedalam tas.

"Yuk, " ajak Asya berdiri dari duduknya. Mereka mengangguk dan berjalan keluar dari kelas.

Diperjalanan menuju kantin banyak siswa-siswi berbisik. Tentang Asya siapa lah, ini ganteng lah, itu cantik lah. Dan banyak lainnya.

"Hai cantik," sapa Jordan kepada siswi yang sedang berjalan dikoridor.

Siswi itu berhenti dan menoleh kearah Jordan sambil tersenyum manis "Hai ganteng..." sapanya balik dengan nada mendayu.

"Neng-neng, tau gak perbedaan neng sama teh?" tanya Jordan.

"Teh minuman, dia manusia." jawab Gabriel.

"Gue gak nanya sama lo nying." kesal Jordan. Gabriel hanya memutar bola mata malas.

"Gak tau tuh, emang apa bedanya?" tpanya siswi tadi.

"Kalau teh itu manis karena ada gula, kalau kamu gak perlu pake gula karena kamu udah manis." balas Jordan seraya tersenyum genit.

"Gak nyambung banget anjir." Gumam Gabriel.

Siswi itu tersenyum manis ke arah Jordan "Gak nyambung, kak." balasnya kalem. Setelah itu berlalu meninggalkan Jordan yang cengo.

Jordan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

Teman-temannya tidak memperdulikan Jordan, mereka terus berjalan menuju kantin. Saat sampai dikantin mereka mengedarkan pandangan mencari meja kosong, mereka tidak pernah menanda-nandakan meja.

"Kalian cari tempat kosong gih,gue yang pesen." ujar Gabriel.

"Gue ikut." sahut Sinta. Gabriel mengangguk dan pergi dari sana diikuti oleh Sinta. Sedangkan yang lain berkeliling mencari meja kosong.

"Yahh, kek nya gak ada yang kosong deh. Kita juga telat dateng," keluh Elisha

Mereka masih mengedarkan pandangan "Nahh, kita duduk sama abang Aku aja." Asya menunjuk dimana ada abangnya yang sedang duduk bersama perempuan yang tadi pagi menghampiri abangnya.

Mereka semua mengernyit "Itu abang lo?" tanya Silvi. Asya mengangguk mengiyakan, lalu berjalan menuju meja abangnya. Mereka mengikuti dengan terpaksa.

"Halo mas bro, numpang duduk yo." Ucap Asya dengan suara yang di buat seperti lelaki.

Rafael yang sedang menyuapi pacarnya menoleh. "Bro pala lu, gue kira siapa." ucap Rafa kesal. Asya hanya menyengir dan duduk disana diikuti yang lain.

"Ngapain lo pada?" tanya Rafa ketus melihat musuhnya duduk satu meja dengannya. Musuh? Ya mereka musuhan, entah apa penyebabnya.

ELANASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang