Saat para para inti BE termasuk Asya sedang berkumpul di Markas. Mereka hanya berkumpul santai karena ini hari minggu.
"Gibran, cemilan habis. Minta duit dong." Gabriel datang dari dapur dengan secangkir air putih ditangannya mengadahkah tangan kearah Gibran yang duduk santai sambil mengelus rambut Elisha yang bersandar di bahunya.
"Duit kemaren lo kemanain?" tanya Gibran mengerutkan kening. Baru sabtu kemarin ia memberikan uang kepada Gabriel, yakali langsung habis dalam sehari?
"Udah gue tabung dalam celengan, gak bisa di ambil lagi, gue gak mau pecahin celengan, males. " Jawab Gabriel santai. "Cepetan duitnyaa! Laper nih." ucapnya lagi.
Gibran memperhatikan sekitaran markas yang dipenuhi bungkusan cemilan. "Lo makan sebanyak itu gak cukup?"
Sedangkan yang lain hanya diam menyimak adu mulut antar saudara kembar ini.
"Gak! Nih perut gue masih keroncongan." Gabriel menepuk perutnya yang aslinya sudah membesar. Perlu kalian tahu, Gabriel itu tidak punya roti sobek, adanya roti tawar alias perut rata. Ia orangnya mageran, malas olahraga untuk membentuk perut sixpack. Tapi terkadang ia iri melihat perut kembarannya yang berbeda jauh darinya.
Gibran menghela napas pasrah, lalu mengambil 5 lembar uang berwarna merah dan menyerahkannya ke Gabriel. "Minimal tahan 2 hari." Ucapnya datar.
Sabtu kemarin ia memberi satu juta dan anak itu sudah menghabiskannya dalam waktu satu hari. Jadi, ia kasih peringatan agar 500 ribu itu cukup untuk 2 hari. Walaupun tidak di patuhi.
"Iya-iya. Tapi gak janji yaa~" Lalu Gabriel lari meninggalkan mereka yang geleng-geleng melihat tingkahnya.
"Gue baru tau, si Gabriel gak punya Six Pack." celetuk Asya sambil tertawa kecil.
"Dia tuh mageran Sya, yang dipikirin cuma makan aja terus." celetuk Sinta.
"Uhm, benar tuh. Waktu itu aku kan gak sengaja liat dia gak pake baju, terus aku nanya. 'Gabriel kok perutnya gak sixpack?' dia malah jawab, 'Buat apa sixpack, onepack aja cukup.' dia bilang gitu sambil nunjuk perutnya yang gede dikit." Setelah berkata demikian Elisha tertawa mengingat kejadian itu diikuti yang lainnya. Gibran juga ikut tertawa melihat Elisha bercerita, walaupun sempat cemburu karena kekasihnya ini melihat badan kembarannya.
"Eh tapi Gib, lo gak kebanyakan ngasih duit ke si Gabriel? Gue 500 ribu gitu kudu tahan satu minggu." Celetuk Silvi sebal.
"Ya kan bapak Alex mau anaknya hemat." Celetuk Jordan sambil mengelus surai Silvi.
"Selagi gue ada duit, bakal gue kasih asal dia seneng." Ujar Gibran menjawab pertanyaan Silvi.
"Aaa, so sweet..." pekik Asya menggigit punggung tangan Elan yang menggenggam tangannya.
"Pertunangan kalian udah berapa lama?" tanya Sinta tiba-tiba.
"Eum, gak tau." Asya menggeleng polos.
"Dua bulan." jawab Elan. Sinta mengangguk paham.
"Si Asya mah apa-apa gak tau, pikun sih." Sahut Silvi.
Asya melirik sinis, "Mon maap mbak, ngaca dulu gih. Waktu Jordan bilang, 'Happy birthday, sayang.' lo malah jawab, 'emang gue ulang tahun?' kek orang bego aja." Ucap Asya pedas.
"Ya gue beda konsepnya."
"Sama aja, ulang tahun sendiri kok lupa?"
"Beda konsepnya!"
"Sama!"
"Beda!"
"Sa--"
Brak
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANASYA [END]
Teen FictionSi wakil ketua geng Black Eagle yang hidup bersama Ayahnya setelah ditinggal pergi oleh Bunda dan keluarga besarnya. Si Badboy yang cuek terhadap sekitar dan dingin secara bersamaan. Namun, bagaimana jika Elandra Prabumi si anak piatu yang hidup ta...