Chapter 8

11.1K 415 0
                                    

Setelah kejadian dimana jawaban Elan yang menyebalkan, akhirnya Asya memutuskan untuk menjenguk Gabriel terlebih dahulu kemudian berkeliling kemana saja.

Asya udah masuk ke grup chat mereka, kalau kalian gak tau, hehe.

Saat ini mereka sedang sarapan bersama keluarga Megantara. Hanya keheningan yang ada dimeja makan kecuali suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

Keluarga Megantara memang sarapan memakai nasi, bukan roti atau sebagainya. Semua disana memakan nasi kecuali Elan yang sarapan menggunakan roti selai, karena tidak terbiasa.

"Jadi, kalian mau kemana?" tanya Diana setelah mereka selesai sarapan.

"Kita mau jenguk temen dulu, Ma." jawab Asya.

"Jenguk temen doang?"

Asya mengeleng "Kita keliling kota," jawab Asya seraya menyengir.

Diana mengangguk paham. "Berangkat sekarang?" tanyanya lagi.

"Iya,ini udah setengah sembilan, temen-temen yang lain kesana kan jam 9." Diana kembali mengangguk paham.

"Yaudah, kita berangkat dulu Ma," Ucap Asya perpamitan. Ia mencium punggung tangan Diana dan Bram diikuti Elan.

***

"Nahh, gini dong dateng bawa buah tangan. Gak kek lo pada!" ucap Gabriel ketus kepada teman-temennya yang lain.

Yang dimaksud Gabriel adalah Elan dan Asya, mereka menjenguk Gabriel dengan membawa buah-buahan ditangannya. Tidak seperti yang lain, datang cuma untuk merusuh saja.

Memang Elan dan Asya tadi sempat berhenti ditoko buah-buahan. Asya tidak mau menjenguk teman dengan tangan kosong, jadi ia menyuruh Elan berhenti ditoko buah, dan Elan pun menurutinya.

"Yeuu, masih untung gue mau jengukin lo!" balas Jordan tak kalah ketus.

"Gak ada yang nyuruh." Dengus Gabriel.

Jordan tidak membalas, ia hanya berdecak kesal. Ingin membalas bagaimana lagi? Kan memang benar Gabriel tidak menyuruhnya untuk menjenguk, dia saja yang gabut berada dirumah berakhir mengikuti teman-temennya untuk menjenguk Gabriel.

"Lo kapan pulang?" tanya Sinta kepada Gabriel.

"Nanti sore, nunggu cairan infus habis." Jawab Gabriel seadanya.

"Bukannya lo bilang gak bisa dateng?" tanya Silvi kepada Elan. "Terus,lo Sya kok bisa bareng Elan?" kini Silvi bertanya kepada Asya.

Asya mengangkat bahu "gak tau, tiba-tiba dia udah ada dirumah. Terus aku liat chatan kalian digrup, jadi aku ajak Elan ke rumah sakit deh." Jelasnya. Silvi hanya manggut-manggut pertanda paham. "Btw Gabriel, kamu lucu kalau lagi ngambek." lanjut Asya kepada Gabriel yang sedang adu mulut dengan Jordan.

"Kok salah gu-- Ha? Gue gak ngambek kok." Gabriel yang sedang berbicara terhenti dan menoleh kearah Asya juga membalas perkataannya.

"Bener kata lo Sya, si E--Gabriel lucu juga kalau lagi ngambek gitu." Celetuk Sinta.

Asya mengulum bibir menahan senyum kala Sinta hampir memanggil Gabriel dengan panggilan yang katanya Gabriel benci, yaitu panggilan El.

"Ha? Kalian pada ngomongin apa sih? Gak ada yang ngambek disini." Kata Gabriel dengan nada kesal.

Jordan berdecak melihat tidak ada yang menjawab pertanyaan Gabriel, jadi ia mengambil ponselnya dan menunjukkan foto Gabriel yang dikirim oleh Gibran di Grup Chat mereka.

Mata Gabriel membulat melihat itu, ia menoleh kearah kembarannya yang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya, ia menatap Gibran dengan tatapan tajamnya.

ELANASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang