"Kita pulang dulu ya, Kak Arthur, Kak Ella." Pamit Asya kepada Arthur dan Estrella yang sekarang dipanggil Ella oleh Asya.
Mengapa Asya memanggil mereka dengan sebutan 'kak', itu karena mereka lebih tua 4 tahun dari Asya. Asya berumur 16 tahun dan hampir 17,sedangkan keduanya berumur 21 tahun. Arthur dan Ella berkuliah, namun Arthur sudah turun ke dunia bisnis.
Ayah Arthur telah meninggal dunia 2 tahun yang lalu, membuat Arthur mau tidak mau turun ke dunia bisnis meneruskan perusahaan ayahnya karena ia adalah anak satu-satunya dikeluarga Jackson.
"Hati-hati dijalan." Ujar Ella memeluk Asya singkat.
"Iya kak."
Kini hanya ada keheningan didalam mobil Elan, sampai akhirnya Asya memecah keheningan.
"Elan, gapapa nih kamu bawa mobil gak ada SIM?" tanya Asya merasa heran. Ia baru menyadarinya. Ia hanya takut jika nanti ada polisi namun Elan tidak mempunyai Surat Izin Mengemudi.
"Selain suka balap motor, gue juga suka balap mobil." Bukannya menjawab pertanyaan Asya, Elan malah mengatakan hal lain yang membuat Asya harus berfikir.
Loading...
"KAMU BALAP LIAR?!" Teriak Asya setelah memahami maksud dari ucapan Elan.
"Hm. Kenapa? Lo mau coba ikut balap bareng gue?" tanya Elan dengan sudut kanan bibirnya sedikit terangkat.
Asya mendelik, "Gak, aku masih sayang nyawa dan masih mau kawin." Ketus Asya. Lalu ia memalingkan wajah kearah lain.
Elan semakin menarik sudut bibirnya sehingga membentuk seringai.
Brum
"ELAN!!" Teriak Asya keras ketika Elan menambah kecepatan mobil dengan kecepatan diatas rata-rata. Asya memejamkan mata erat dengan mulut komat-kamit melafalkan do'a.
Sesekali Elan melirik Asya yang mulutnya komat-komit. Elan menarik segaris senyum tipis. Asya lucu sekali jika sedang ketakutan seperti itu. Wajahnya memerah, pipinya mengembung ketika sedang komat-komit, matanya kadang terbuka kadang tertutup.
Ckit
Asya membuka matanya dengan nafas terengah-engah.
Plak
"Jahat banget!" Ucap Asya setelah menggeplak lengan Elan. Ia melihat keluar mobil. Matanya membulat. Disini banyak sekali orang-orang yang berteriak-teriak, Asya juga melihat kedepannya, di jalan ada tulisan 'START'.
"KAMU BENERAN MAU BALAPAN?!" Teriak Asya, lagi.
"Hm," Elan berdehem acuh. "Lo bilang lo masih mau kawin kan? Yaudah, kalau malam ini kita mati bareng, kita juga bakal kawin bareng. Gue selamat, lo selamat. Gue mati, lo mati. Se-simple itu." Lanjut Elan sembari mengangkat bahu acuh.
Asya masih terdiam, ia speechless.
Beberapa menit kemudian Asya tersadar. Ia menatap tak percaya kearah Elan yang dengan santainya keluar dari mobil. Ia baru-buru keluar mengikuti Elan yang sepertinya menghampiri tiga orang lelaki yang berdiri sambil melambaikan tangan kearah Elan.
Elan ber-high five dengan tiga lelaki itu.
"Siapa Lan?" tanya salah satu diantara mereka yang berambut gondrong sambil menunjuk Asya dengan dagunya.
"Tunangan." Balas Elan singkat.
Mereka bertiga heboh,
"Wih parah-parah. Kok gue gak ngerasa ada undangan yang sampe ketangan gue ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANASYA [END]
Ficção AdolescenteSi wakil ketua geng Black Eagle yang hidup bersama Ayahnya setelah ditinggal pergi oleh Bunda dan keluarga besarnya. Si Badboy yang cuek terhadap sekitar dan dingin secara bersamaan. Namun, bagaimana jika Elandra Prabumi si anak piatu yang hidup ta...