Chapter 21

7.3K 296 1
                                    

Hari ini adalah hari minggu dan Asya berniat rebahan seharian. Nyatanya, itu tidak terwujud ketika telinganya mendengar ketukan dipintu kamarnya.

"Siapa sih?!" Kesalnya sembari membuka pintu dengan mata tertutup.

Orang yang yang mengetuk pintu itu terkekeh melihat wajah bangun tidur seorang Arasya. Rambutnya acak-acakan, mulutnya bergerak-gerak seperti orang menguyah sesuatu, tangan kanannya menggaruk pipi dengan mata terpejam sedangkan tangan kiri memegang gagang pintu.

Sontak Asya langsung membuka matanya mendengar kekehan merdu itu. "KAMU?! NGAPAIN DISINI?!" teriaknya refleks.

"Mau ngajak tunangan jogging." Ujar orang itu yang tak lain adalah Elan dengan nada santai.

Asya menatap Elan dari atas sampai bawah. Elan hari ini menggunakan kaos polos berwarna biru dongker, celana training, kakinya dibalut dengan sepatu hitam, dan handuk kecil tersangkut di lehernya. Ah iya, rambutnya juga acak-acakan, menambah kesan ketampanan pada diri Elan.

"Gak mau ah." Tolak Asya setelah berfikir.

"Gue gak nerima penolakan! Mandi dan ganti baju. Gue tunggu di bawah." Tukas Elan lalu pergi meninggalkan Asya yang menatap kepergiannya dengan cengo.

"Orang mageran kek gue diajak jogging? Huh, mending turu." Gumam Asya lalu kembali masuk ke kamarnya dan merebahkan diri diatas kasurnya.

"ASYA! JANGAN TIDUR LAGI!"

Asya berdecak mendengar teriakan Elan. Dengan malas ia bangkit menuju kamar Mandi dengan mulut terus mendumel.

"Nyebelin banget sih! Masih jam 6 juga udah dibangunin."

"Orang-orang mah tiap minggu full rebahan, lah gue diganggu terus. Heran."

"Lagian si Elan banyak banget bicaranya semenjak tiga hari lalu."

"Huh, pengen gue injek-injek terus di buang."

"Eh, gak deh. Ntar gue jadi jomblo."

"Tapi kan masih banyak cowok yang mau sama gue. Yaudah gue buang aja si Elan."

"Tapi gue cinta sama dia, gimana dong?"

(Tinggal kan saja.)

***

Asya menuruni tangga dengan langkah malas. Apalagi ketika mendengar suara tawa orang-orang yang berada dibawah.

"Sini Sya, lama banget jalannya." Ucap Diana ketika melihat putrinya menuruni tangga seperti kambing jalan diatas batu. Lama.

"Iya.." Asya menjawab malas sambil mrnambah sedikit kecepatan jalannya

Saat dianak tangga terakhir Asya tidak menyadari tali sepatunya terlepas, membuatnya tak sadar menginjak tali sepatu itu.

Bruk

Asya terjatuh dengan tidak elitnya.

"Asya!"

"BWAHAHAHA..." Keluarga Asya tertawa keras. Kecuali Elan yang hanya terkekeh kecil. Lalu Elan bangkit membantu Asya berdiri.

Sedangkan Asya hanya pasrah ketika Elan membantunya berdiri, ia masih linglung. "Kamu ngapain?" tanya Asya polos menatap tangannya yang di pegang oleh Elan.

Elan tertawa kecil melihat wajah linglung Asya, lalu tangannya terangkat menyentil dahi Asya pelan membuatnya refleks memegang dahi yang di sentil oleh Elan. Tak lama kemudian Asya menatap garang kearah Elan. "Ihh apaan sih! Ayo berangkat!" Ujarnya kesal lalu membawa Elan keluar tanpa melirik keluarganya sedikitpun.

ELANASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang