3. Curiga

22 7 0
                                    

Aloooooo~

Happy reading✧

🛫🛬🛫🛬

Bagi mereka, Peachyblossoms adalah rumah. Rumah dengan tiang-tiang penyangga yang saling menguatkan, untuk tetap berdiri disaat masalah tidak pernah bosan datang mengunjungi mereka.

Elizabeth Victoria Tiannyfa--leader Peachyblossoms--yang berhasil menjadi panutan sekaligus sosok ibu kedua bagi anggotanya. Rela menukar nyawa, demi keselamatan seluruh anggotanya. Sang ratu, yang sangat dijaga dan disegani oleh para anggotanya.

Anggota inti Peachyblossoms kini sedang berkumpul dan bersenda gurau dimarkas mereka. Membicarakan hal dari barat ke timur hingga berakhir diselatan.

"Tumben lo diem aja?" Jessica melirik Liza sekilas.

Liza tersadar dari lamunannya. Perempuan itu menghela nafas. Dia benar-benar kepikiran kejadian semalam.

Si ac berjalan itu benar-benar lancang berani memeluknya. Bahkan tidak melepaskan pelukan mereka dalam waktu yang cukup lama. Ngelunjak emang.

"Lagi mikirin soal tempur sama Wolfwide," alibinya.

Sheila mendengus. "Nggak usah dipikirin kali, mereka juga nggak akan berubah."

"Nanti juga mereka dateng sendiri," ujar Alexa menimpali.

Azel mengangguk-anggukkan kepalanya. "Mohon bersabar ya, mereka emang susah diajak tobat," gadis itu menyeletuk asal, tapi matanya tetap terfokus pada mainan rubik kesukaannya.

Alexa mengernyit saat melihat cincin yang tersemat disalah satu jari ditangan kanan Liza. Gadis itu menyikut lengan Sheila yang duduk disebelahnya.

Sheila menaikkan sebelah alisnya saat Alexa memberi isyarat untuk melihat hal janggal yang baru dia temukan pada ketua mereka.

"Lo pake cincin baru, Za?" Tanya Sheila, beringsut mendekat untuk melihat lebih jelas benda mengkilap tersebut.

Sheila mengambil tangan kanan Liza. Gadis itu menatap kagum cincin tersebut.

Liza menggigit bibir bawahnya. Astaga, dia lupa jika teman-temannya memiliki mata elang. "Eum, gue—"

"Wih, keren anjer cincin lo," heboh Azel.

Alexa menggeleng heran. Sedikit curiga dengan gelagat Liza yang terkesan gugup. "Kenapa lo ragu gitu ngomongnya?"

Liza meringis pelan. Alexa ini mirip cenayang. "Nggak, ini tuh cincin dikasih sama Mama Papa."

Lagi, Liza kembali terpaksa berbohong. Tidak mungkin dia secara blak-blakan cerita jika dia terlibat sebuah perjodohan. Bisa heboh seisi markas.

"Oh, tadinya gue pikir lo dilamar orang," Jessica manggut-manggut, lalu kembali fokus pada handphonenya.

Jantung Liza berdegup kencang. Apa dia bilang, teman-temannya ini benar-benar memiliki insting yang kuat. Dan mungkin untuk sekarang, dia harus menjalankan drama ini dulu.

"Maaf, gue harus bohong, kalau bukan karena Mama Papa, gue juga nggak mau dijodohin sama dia." Gadis itu meruntuk dalam hati.

🛫🛬🛫🛬

Berbeda lagi keadaan dimarkas Wolfwide.

Markas itu terlihat ricuh, ramai dengan para anggotanya yang kini sedang berkumpul dan mengobrol santai.

Bahkan anggota inti serta ketua mereka ikut hadir ditempat tersebut.

"Bejo! Sini lo!"

Merasa nama emasnya terpanggil, remaja laki-laki itu menghampiri sang pelaku yang memanggilnya.

Difficult Romance (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang